Uji Asumsi Klasik METODE PENELITIAN

H H : b = 0 artinya pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah dan persepsi masyarakat tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengembangan wilayah pada kecamatan Naman Teran. 1 Dengan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau α = 5. Di sini : b ≠ 0 artinya pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah dan persepsi masyarakat berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pengembangan wilayah pada kecamatan Naman Teran. t Hitung akan dibandingkan dengan t Tabel Jika t dengan syarat sebagai berikut: hitung t tabel , maka H diterima dan H a Jika t ditolak. hitung t tabel maka, H ditolak dan H a c. Koefisien Determinasi R diterima. 2 Pengujian kontribusi pengaruh dari seluruh variabel bebas X i secara bersama- sama terhadap variabel tidak bebas Y i dapat dilihat dari koefisien determinasi berganda R 2 , dimana 0R 2 1. Hal ini menunjukkan jika nilai R 2 semakin dekat pada nilai 1, maka pengaruh variabel bebas yaitu pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah X terhadap variabel pengembangan wilayah pada kecamatan Naman Teran Y semakin kuat. Sebaliknya jika nilai R 2

3.9 Uji Asumsi Klasik

semakin dekat pada nilai 0 maka pengaruh variabel bebas yaitu pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah X terhadap variabel tidak bebas yaitu pengembangan wilayah pada kecamatan Naman Teran Y semakin lemah. Dalam kaidah ekonometrika, apabila menggunakan regresi linear berganda, perlu melakukan pengujian terlebih dahulu terhadap kemungkinan pelanggaran asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat digunakan. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Cara lain yang digunakan untuk melihat apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari α 0,05 maka dapat dikatakan data berdistribusi normal. Menurut Ghozali 2005, uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. 1 Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2 Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Normalitas dapat diuji dengan dua pengujian, yaitu: 1 Scatter plot diagram Universitas Sumatera Utara 2 Kolmogorov-Smirnov Test. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Menurut Ghozali 2005 bahwa; jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF, jika nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 berarti terdapat multikolinieritas. Menurut Ghozali 2005, uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas adalah dengan menggunakan nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika VIF lebih kecil dari 5, maka dalam model tidak terdapat multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik. Prinsip metoda ini adalah memeriksa pola residual ui2 terhadap dugaan Yi Ŷi. Gejala Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas dilihat dengan membuat plot antara ui2 dan Ŷi. Heteroskedastisitas akan terdeteksi bila plot menunjukkan pola yang sistematis. Apabila plot yang dibuat tidak mengindikasikan adanya pola yang sistematis, maka dapat dikatakan residual kuadratnya relatif sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variansi konstan, dan dapat disimpulkan data homoskedastis. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi linear digunakan analisa residual berupa grafik sebagai dasar pengambilan keputusan. Menurut Ghozali 2005, model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi hetersokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: 1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, dan kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. 2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1. Letak Geografis Kecamatan Naman Teran merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karo dengan Ibukota kecamatan di desa Naman yang berjarak 20 km dari Kabanjahe sebagai ibukota kabupaten dan 97 km dari Medan ibukota propinsi. Kecamatan Naman Teran dibentuk atas dasar PERDA 04 tahun 2005, dimana Kecamatan Simpang Empat dimekarkan menjadi 3 tiga kecamatan yaitu Kecamatan Simpang Empat Sebagai Kecamatan Induk, Kecamatan Naman Teran hasil pemekaran dan Kecamatan Merdeka hasil pemekaran. Kecamatan Naman Teran dengan luas ± 87,82 km² berada pada ketinggian rata-rata 700-1420 m diatas permukaan laut dengan temperatur 16ºC-17ºC dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Merdeka - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tiganderket - Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Payung dan Simpang Empat Kecamatan Naman Teran berasal Dari Kecamatan Simpang Empat dimana pada sejak pra-kemerdekaan yang disebut dengan istilah kerajaan yang dipimpin oleh seorang Raja yang disebut Sibayak Lingga yang kekuasaanya meliputi: 1. Urung Sitelu kuru yang diperintah oleh Raja Urung merga Karo-Karo 64 Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO

1 48 7

Analisis Dampak Peningkatan Jalan Desa Kuta Rayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo terhadap Pengembangan Wilayah

6 100 125

Pengaruh Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) terhadap Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Langkat

9 77 85

Dampak Bencana Pasca Meletusnya Gunung Sinabung Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi di Desa Kutarayat Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

9 83 126

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu - Pengaruh Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengaruh Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 8

Pengaruh Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW)Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Naman Teran Kabupaten Karo

0 0 14

Kata kunci: PISEW dan persepsi masyarakat PENDAHULUAN - PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO

0 0 7

PERAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BANGKA TERHADAP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) DI KECAMATAN MENDO BARAT SKRIPSI

0 2 16

Peran badan perencanaan pembangunan daerah BAPPEDA) Kabupaten Bangka terhadap pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah (PISEW) di Kecamatan Mendo Barat - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 7