4. Telekomunikasi, berupa televisi kabel, televisi udara, telepon kabel dan kesiagaan menghadapi bencana alam.
5. Air limbah, berupa waduk dan sistem saluran air limbah, sistem pengolahan dan pembuangannya.
6. Air bersih, berupa sistem suplai untuk masyarakat, fasilitas penyimpanan, pengolahan dan penyalurannya, lokasi sumur dan tangki air di bawah tanah.
Dengan melihat jenis-jenis infrastruktur yang banyak berhubungan dengan masyarakat, peranan pemerintah sangat penting dalam penyediaannya. Walaupun
pengadaan infrastruktur bisa dilakukan dengan kerja sama dengan badan usaha yang telah ditunjuk, tidak semua layanan infrastruktur bisa dilaksanakan oleh pihak swasta
karena ada layanan infrastruktur yang memerlukan modal yang besar dengan waktu pengembalian yang lama dan resiko investasi yang besar.
Pemerintah sebagai pemain utama dalam penyediaan infrastruktur selayaknya menjaga kesinambungan investasi pembangunan infrastruktur dan memrioritaskan
infrastruktur dalam rencana pembangunan nasional, sehingga infrastruktur dapat dibenahi baik secara kuantitas maupun kualitas. Selain itu perlu pendekatan yang
lebih terpadu dalam pembangunan infrastruktur guna menjamin sinergi antar sektor dan wilayah Bulohlabna, 2008.
2.3.1. Infrastruktur Transportasi
Infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur yang berfungsi untuk pengangkutan yang berperan dalam merangsang pertumbuhan ekonomi karena
ketersediaan jalan akan meminimalkan modal komplementer sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan prasarana jalan turut akan
meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu
Universitas Sumatera Utara
lintas. Sebaiknya prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan
jasa, yang pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan. Ikhsan 2004 mengemukakan bahwa jalan raya akan memengaruhi biaya
variabel dan biaya tetap. Jika infrastruktur harus dibangun sendiri oleh sektor swasta, maka biaya akan meningkat secara signifikan dan menyebabkan cost of entry untuk
suatu kegiatan ekonomi menjadi sangat mahal sehingga kegiatan-kegiatan ekonomi yang sebetulnya secara potensial mempunyai keunggulan komparatif menjadi tidak
bisa terealisasikan karena ketiadaan infrastruktur. Lebih jauh lagi infrastruktur sangat berpengaruh terhadap biaya marketing.
Queiroz dalam Sibarani 2002 juga menunjukkan adanya hubungan yang konsisten dan signifikan antara pendapatan dengan panjang jalan. Negara
berpenghasilan lebih dari US 6.000kapita mempunyai rasio panjang jalan ± 10.110 km1 juta penduduk, sedangkan negara berpenghasilan US 545 - US
6.000kapita mempunyai rasio panjang jalan ± 1.660 km1 juta penduduk dan negara berpenghasilan kurang dari US 545kapita mempunyai rasio panjang jalan ± 170
km1 juta penduduk. Jika data tersebut dibandingkan, negara yang berpenghasilan tinggi mempunyai panjang jalan 59 kali lipat dibandingkan dengan negara
berpenghasilan rendah.
2.3.2. Infrastruktur Produksi Pertanian
Infrastruktur produksi pertanian merupakan infrastruktur yang berfungsi untuk meningkatkan hasil pertanian irigasi yang berperan dalam merangsang
pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan irigasi akan memudahkan masyarakat dalam mengelola tanaman pertaniannya. Pembangunan prasarana irigasi turut akan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume hasil pertanian.
Sumber air misalnya, sungai dan danau merupakan milik bersama masyarakat common property. Pembangunan jaringan irigasi skala besar
membutuhkan dana investasi yang sangat besar. Oleh karena itu, pembangunan sistem pengairan haruslah diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat lokal
secara bersama-sama. Mengingat adanya keterbatasan anggaran pembangunan pemerintah maka alternatif lain yang dapat ditempuh ialah mendorong petani dan
pengusaha membangun sumber pengairan sendiri, seperti pompa air tanah atau jaringan irigasi sederhana swakelola. Hanafie, 2010
2.3.3. Infrastruktur Pemasaran Pertanian