PENDAPATAN MODAL URAIAN TEORITIS

2.4 PENDAPATAN

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa – jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga salaam jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi Winardi, 1998. Dengan kata lain pendapatan juga dapat diuraikan sebagai keseluruhan penerimaan yang diterima pekerja, buruh atau rumah tangga, baik berupa fisik maupun non fisik selama ia melakukan pekerjaan pada suatu perusahaan, instansi atau pendapatan selama ia bekerja usaha. Setiap orang bekerja usaha akan memperoleh pendapatan dengan jumlah yang maksimal agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Maksud utama pekerja yang bersedia melakukan berbagai pekerjaan adalah untuk mendapatkan pendapatan yang cukup baginya dan keluarganya.

2.5 SEKTOR INFORMAL

2.5.1 Latar Belakang Munculnya Sektor Informal

Pertumbuhan penduduk yang terkonsentrasi di kota – kota besar di negara – negara Dunia Ketiga sangatlah cepat. Kondisi ini menjadi salah satu masalah penting yang dihadapi negara – negara Dunia Ketiga. Pertumbuhan penduduk tidak diimbangi dengan pertumbuhan industrialisasi dan kesejahteraan penduduk di negara – negara tersebut. Fenomena ini disebut sebagai urbanisasi berlebih over urbanization. Universitas Sumatera Utara Urbanisasi ini dilihat dari adanya arus migrasi dari desa – desa yang cukup besar, dimana penduduk yang melakukan migrasi bertujuan mencari nafkah untuk memenuhi perekonomiannya masing – masing. Akan tetapi, sektor industri di kota tidak mampu menyerap tenaga kerja yang begitu besar dikarenakan keterbatasan sektor industri modern dan selain itu juga, banyak penduduk tidak memiliki skill dan keterampilan untuk masuk ke dalam sektor industri. Oleh karena itu, banyak penduduk mengambil bagian di sektor informal, dimana sektor informal mudah untuk dimasuki tanpa membutuhkan skill yang kuat. Penduduk masuk ke dalam sektor informal dengan pertimbangan bahwa mereka tidak ingin mengganggur dan tidak punya penghasilan. Adapun beberapa jenis pekerjaan yang termasuk dalam sektor ini adalah warung nasi, penjual rokok, penjual Koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman, dan lain – lain. Pekerja sektor informal dapat dengan mudah dijumpai di pinggir – pingir jalan di pusat – pusat kota. Sektor informal menyediakan barang – barang kebutuhan bagi golongan menengah ke bawah dengan harga yang dapat dijangkau oleh golongan tersebut. Dan sangat sering dijumpai bahwa masyarakat yang sudah bekerja di sektor formal dan memiliki penghasilan yang tinggi tetap mengambil bagian di sektor informal untuk menambah penghasilan mereka. Sektor informal mempunyai peran penting dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan perkotaan, karena sektor ini mampu menyerap tenaga kerja terutama bagi masyarakat kelas bawah yang cukup signifikan sehingga dapat mengurangi masalah pengangguran di perkotaan dan sektor informal juga memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota. Universitas Sumatera Utara Namun, di sisi lain pertumbuhan sektor informal yang cukup pesat mengakibatkan ketidakteraturan tata kota sehingga diperlukan penanganan yang baik. Pedagang kaki lima terlihat selalu menjalankan aktivitasnya di tempat – tempat yang seharusnya menjadi Public Space. Public Space adalah tempat umum dimana masyarakat bisa bersantai, berkomunikasi, dan menikmati pemandangan kota, misalnya taman, trotoar, halte bus, dan lain sebagainya. Kondisi ini sangat mengganggu para pejalan kaki dan para konsumen pengguna jasa yang hendak memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Ketidakteraturan tersebut mengakibatkan Public Space kelihatan kumuh sehingga tidak nyaman lagi untuk bersantai ataupun berkomunikasi. Permasalahan ini dibutuhkan ketegasan pemerintah kota. Pada kenyataannya pemerintah hanya melakukan penertiban, akan tetapi tindakan tersebut tidak efektif karena beberapa hari setelah kebijakan dilakukan, para pekerja sektor informal mulai bergerak kembali menjalani aktivitasnya. Tindakan tersebut dikatakan sebagai tindakan melanggar hukum.

2.5.2 Pengertian Sektor Informal

Sektor informal merupakan jenis kesempatan kerja yang kurang teroganisir, sulit dicacah, dan sering dilupakan dalam sensus resmi, serta merupakan kesempatan kerja yang persyaratan kerjanya jarang dijangkau oleh aturan – aturan hokum. Istilah kata ‘sektor informal’ pertama kali dikemukakan oleh Keith Hart 1971. Keith Hart menyatakan bahwa sektor informal merupakan sebagai bagian dari angkatan kerja kota yang berada di luar pasar tenaga terorganisasi. Pada Universitas Sumatera Utara dasarnya, tenaga kerja yang masuk ke dalam sektor informal merupakan pekerja yang tidak terikat dan tidak terampil dengan pendapatan rendah dan tidak tetap. Aktivitas – aktivitas informal tidak hanya terbatas pada pekerjaan – pekerjaan di pinggiran kota – kota besar tetapi juga meliputi berbagai macam aktivitas ekonomi. Aktivitas – aktivitas informal tersebut merupakan cara melakukan sesuatu yang ditandai dengan mudah untuk dimasuki, bersandar pada sumber daya lokal, usaha milik sendiri, operasinya dalam skala kecil, padat karya dan teknologi yang digunakan bersifat adaptif, keterampilan dapat diperoleh di luar sistem sekolah formal, dan tidak terkena secara lansung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif. Menurut Tokman 2001 dalam www.slideshare.net, sektor informal adalah sektor dengan perusahaan – perusahaan dengan kepemilikan terbatas yang mempekerjakan keluarga sebagai tenaga kerja yang tidak dibayar, tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang rendah, dan mempunyai tenaga kerja kurang dari 5 orang. Adapun beberapa karakteristik dari sektor informal adalah : - Merupakan jenis unit usaha yang berskala kecil - Kepemilikan unit usaha biasanya dimiliki oleh individu atau keluarga - Teknologi yang digunakan sederhana dan padat tenaga kerja - Tingkat pendidikan, keterampilan, produktivitas, dan tingkat upah tenaga kerja cukup rendah - Akses keuangan yang dilakukan ke lembaga keuangan rendah - Hambatan untuk masuk barrier to entry sangat minim - Mengandalkan sumber daya lokal. Universitas Sumatera Utara Peran sektor informal sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Sektor informal dapat menjawab semua permasalahan yang cenderung tidak pernah hentinya di negara dunia ketiga seperti Indonesia. Permasalahan tersebut antara lain ketenagakerjaan yang masih rendah, rendahnya tingkat pendidikan, dan perkembangan angkatan kerja yang tidak selalu diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja. Sektor informal mampu merangsang tumbuhnya kewiraswastaan masyarakat dan mampu menyediakan peluang kerja.. Universitas Sumatera Utara Peran sektor informal terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dalam skema berikut ini : \\ SEKTOR INFORMAL Identifikasi macam sektor infornal berdasarkan lokasi kota, desa, kaitan sektor informal dan identifikasi masalah – masalah sektor informal. POTRET KONDISI Dampak Positif - Sektor lain keterkaitan - Individu pelaku Dampak Negatif Lingkungan, tata ruang, pencemaran,dll Supply input murah bagi sektor informal Peningkatan pendapatan dan peningkatan konsumsi Sisi penawaransektoral PDRB : - Pertanian - Pertambangan dan Penggalian - Industri pengolahan - Listrik, gas, dan air bersih - Bangunan - Perdagangan, hotel, dan Restaurant - Pengangkutan dan komunikasi - Keuangan - Jasa- jasa Sisi permintaanpengguna PDRB: - Konsumsi - Pengeluaran pemerintah - Investasi - Perdagangan internasional STRATEGI TUJUAN PERTUMBUHAN EKONOMI Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Permasalahan Sektor Informal

a. Ketidakefisienan Adanya sektor informal di perkotaan secara umum sebenarnya juga menunjukkan adanya ketidak efisienan ekonomi perkotaan. Pada masalah perparkiran misalnya, kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya bisa mendapatkan pemasukan yang sangat besar dari perparkiran yang saat ini lebih banyak dilakukan oleh sektor informal. Informasi yang belum dikonfirmasikan menyatakan bahwa di Bandung uang yang didapatkan dari perparkiran ini bisa mencapai lebih dari 4,5 - 5 Milyar Rupiah setahun. Hal yang sama juga terjadi pada aktifitas perdagangan informal. Retribusi informal yang dikenakan kepada pedagang kaki lima oleh preman-preman bisa mencapai angka yang hampir sama dengan perparkiran dalam setahunnya. Keadaan itu juga menunjukkan ada distribusi pendapatan yang tidak merata. Preman, ataupun apapun namanya yang mengelola secara informal pelaku sektor informal ini menerima uang yang sangat besar jumlahnya sementara pelaku sektor informal bisa dikatakan tidak menerima peningkatan pelayanan apapun dari kota, selain “keamanan” pelaku sector informal dari perusakan. Dari sisi konsumen, sebenarnya tidak pula semua diuntungkan dengan harga murah, karena untuk beberapa jenis jasa tertentu konsumen dari sektor informal ini sebenarnya membayar lebih mahal. Sebagai contoh adalah konsumen air bersih dari penjaja air informal. Konsumen untuk jenis ini sangat dirugikan oleh ketidak mampuan pemerintah kota menyediakan air bersih. Universitas Sumatera Utara b. Tidak teratur Banyaknya sektor informal dalam bentuk penyedia barang; yang dilakukan dengan cara membuka lapak ataupun menjaja dalam kereta dorong, seringkali menjadikan kesemrawutan pada ruang-ruang kota. Jika mereka ini menjajakan secara sembarangan dipinggir jalan, maka yang terjadi adalah kemacetan. Lagi- lagi keadaan ini menyebabkan pemborosan yang besar, baik dilihat dari segi energy dan waktu. Ketidak aturan seperti itu tidak hanya menyebabkan kemacetan tetapi juga pemandangan yang tidak baik dan seringkali sektor informal seperti ini menyebakan kerusakan lingkungan dengan buangannya yang sembarangan. Pedangang Kaki Lima sebagai salah satu bentuk aktifitas sektor informal ini juga seringkali mengganggu pejalan kaki karena menutupi jalan yang seharusnya dipakai oleh pejalan kaki.

2.6 MODAL

Modal merupakan barang – barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, kepemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman dari Bank. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan kepemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adlaah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di Bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Berdasarkan sifatnya, modal dibagi menjadi modal tetap dan modal lancer. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang – ulang. Misalnya mesin – mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancer adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi, misalnya, bahan – bahan baku.

2.7 PENDIDIKAN