yang telah mampu memulai usaha tersebut sehingga penulis mengambil satu sampel usaha yang digeluti oleh masyarakat yakni berdagang ikan.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dalam pengumpulan data dan informasi yang menyangkut tentang modal awal usaha
pedagang, jumlah ikan yang terjual, pengalaman usaha, tingkat pendidikan pedagang, dan informasi lain yang berkaitan dengan pendapatan pedagang ikan
tersebut diperoleh melalui wawancara langsung dengan pedagang ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan yakni setiap pedagang ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja baik yang
berdagang di pasar tradisional atau di lokasi milik pedagang itu sendiri. Penulis menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner yang telah dipersiapkan penulis
sebelumnya. Data sekunder adalah data yang sudah diolah dan pada umumnya
diperoleh dari buku literature, internet, jurnal, Badan Pusat Statistik BPS, perpustakaan, dan bacaan hasil – hasil penelitian sebelumnya.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi adalah salah satu teknik operasional pengumpulan data melalui
proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap objek yang akan diteliti. Dalam hal ini pengamatan langsung ke Kecamatan Tanah Jawa dan
Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun dengan melihat faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang ikan.
Universitas Sumatera Utara
2. Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data dan informasi dengan
mewawancarai masyarakat yang berdagang ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun.
3. Kuisioner Daftar Pertanyaan adalah salah satu teknik pengumpulan data
dan informasi dengan cara menyebarkan angket daftar pertanyaan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian.
4. Studi kepustakaan adalah mengumpulkan data dan informasi melalui berbagai
literature yang relevan yang berhubungan dengan permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi ini, dapat diperoleh dari buku – buku, jurnal, internet,
dan lain – lain.
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti. Dalam hal ini adalah seluruh masyarakat yang berdagang ikan di Kecamatan
Tanah jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun.
3.5.2 Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian. Dalam hal ini adalah beberapa orang pedagang ikan yang diambil untuk mewakili
secara keseluruhan jumlah pedagang ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun.
Teknik penentuan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling. Purposive sampling artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria
– kriteria tertentu seperti pedagang ikan yang terdapat di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja yang sesuai dengan tujuan penelitian dan sampel yang
Universitas Sumatera Utara
dipergunakan adalah para pedagang ikan dengan jumlah responden sebanyak 27 orang.
3.6 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program E-Views 6.0.
3.7 Model Analisis Data
Pada umumnya untuk menganalisis hubungan antara variabel – variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan model ekonometrika. Menurut
Samuelson dalam Amudi Pasaribu: 1976, 3, ekonometrika merupakan cabang ilmu ekonomi yang bertugas mengadakan analisa kuantitatif mengenai gejala
ekonomi yang sebenarnya dengan cara menghubungkan teori ekonomi dengan hasil pengamatan dengan pertolongan metoda – metoda penarikan kesimpulan
yang sesuai. Teknik ekonometrika merupakan gabungan antara teori ekonomi,
matematika ekonomi, statistik ekonomi dan matematika statistik. Oleh karena itu, model ekonometrika dapat memberi kesimpulan seberapa besar pengaruh variabel
– variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Untuk meregres variabel – variabel yang ada, maka metode ekonometrika yang digunakan adalah metode OLS
ordinary least square atau metode kuadrat terkecil biasa. Metode ini pertama kali dikemukakan oleh Carl Friedrich Gauss, seorang matematik bangsa Jerman.
Data – data yang digunakan, dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda.
Variabel – variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat dinyatakan dalam fungsi berikut :
Universitas Sumatera Utara
Y = ………………………….
1
Berdasarkan jumlah variabel bebas yang ada, maka dibentuk model persamaan linier yang menunjukkan pengaruh variabel bebasnya terhadap
variabel terikat. Transformasi fungsi di atas menjadi model persamaan linier adalah sebagai berikut :
Y = ………
2
Dimana :
Y = Pendapatan pedagang ikan Rp
= Modal awal usaha Rp
= Jumlah ikan yang terjual Kg = Pendidikan pedagang dalam angka
= Pengalaman usaha tahun = Koefisien Regresi
= Tingkat kesalahan Error term
Bentuk hipotesis di atas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut:
artinya jika Modal awal usaha meningkat maka Y Pendapatan
pedagang ikan akan mengalami peningkatan, cateris paribus. artinya jika
Jumlah ikan yang terjual meningkat maka Y Pendapatan pedagang ikan akan mengalami peningkatan,
cateris paribus.
Universitas Sumatera Utara
artinya jika Pendidikan pedagang meningkat maka Y
Pendapatan pedagang ikan akan mengalami peningkatan, cateris paribus.
artinya jika X
4
Pengalaman usaha meningkat maka Y Pendapatan pedagang ikan akan mengalami peningkatan, cateris
paribus.
Test of Goodness of Fit Uji Kesesuaian Koefisien Determinasi R-square
Koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar variabel – variabel independen secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan
1 0 ≤R
2
Koefisien determinasi R ≤1.
2
bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel – variabel bebas dengan variabel terikat, sebaliknya koefisien determinasi
R
2
3.8.2 Uji t-Statistik Partial Test
bernilai 1 berarti ada hubungan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Uji t-Statistik merupakan pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing – masing koefisien signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji t-Statistik ini digunakan hipotesis :
Ho : bi = b Ha : bi
≠ b
Universitas Sumatera Utara
Dimana bi adalah koefisien variabel independen pertama nilai pertama hipotesis, dan biasanya b = 0. Artinya pengaruh tidak signifikan pada
α tertentu. Bila nilai t-
hitung
t-
tabel
maka tingkat kepercayaan tertentu Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata signifikan terhadap
variabel dependen. Nilai t-
hitung
diperoleh dengan rumus :
Dimana : bi
= Koefisien variabel independen ke-i Sebi = Simpangan baku dari variabel independen ke-i
Kriteria pengambilan keputusan : 1.
Ho : β = 0
Ho diterima t t
-tabel
artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
2. Ha :
β ≠ 0 Ha diterima t t-
tabel
artinya variabel independen secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
Ho diterima Ha diterima Ha diterima
Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik
Universitas Sumatera Utara
3.8.3 Uji F-Statistik Overall Test
Uji F-Statistik adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama – sama terhadap
variabel dependen. Dalam pengujian F-Statistik digunakan hipotesis :
Ho : b1 = b2 = …………= bk = 0, tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Ha : b1 ≠ b2 ≠………….≠ bk ≠ 0, terdapat pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara F-Statistik dengan
F-tabel. Apabila nilai F-hitung F-tabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara bersama – sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-
hitung dapat ditulis dengan rumus:
Dimana :
R
2
k : Jumlah variabel independen
: Koefisien determinasi
n : Jumlah sampel
Universitas Sumatera Utara
Ha diterima Ho diterima
Gambar 3.2 Kurva Uji F-Statistik
Kriteria pengambilan keputusan: 1. Ho :
β1 = β2 = 0 Ho diterima F F-tabel artinya variabel
independen secara bersama – sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.
2. Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0
Ha diterima F . F-tabel artinya variabel independen secara bersama – sama berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen.
3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Gujarati dalam Wahyu dan Paidi : 2007, 88 mengemukakan bahwa uji penyimpangan asumsi klasik dimaksudkan untuk suatu hasil estimasi regresi linier
agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Uji penyimpangan asumsi
Universitas Sumatera Utara
klasik digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dan heterokendastisitas dalam hasil estimasi.
Uji penyimpangan asumsi klasik dapat dipenuhi dengan asumsi sebagai berikut :
a. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter.
b. Residual variabel pengganggu µ
i
mempunyai nilai rata – rata nol zero
mean value disturbance µ
i
c. Homokendastisitas atau varian dari µ
.
i
d. Tidak ada autokorelasi antara variabel penganggu µ
.
i
e. Kevarian antara µ
.
i
dan variabel independen x
1
f. Jumlah data observasi harus lebih banyak dibanding dengan jumlah
parameter yang akan diestimasi. adalah nol.
g. Tidak multikolinearitas
h. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal.
3.9.1 Uji Multikolinearitas Multikolinearity
Ragnar Frinch dalam Wahyu Ario Pratomo Paidi Hidayat : 2007, 88 menyatakan bahwa sebuah model regresi dikatakan terkena multikolinearitas
apabila terjadi hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua variabel babas dari suatu model regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya
multikoliearitas dapat dilihat dari nilai R
2
Ada tidaknya multikolinearitas ditandai dengan : R-square. F-statistik, t-statistik, serta
standard error.
- R
2
sangat tinggi.
Universitas Sumatera Utara
- Tidak ada satupun nilai t-statistik yang signifik
an pada α = 1, α = 5, dan α = 10.
- Standard error tidak terhingga.
- Terjadinya perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.
3.9.2 Heterokedastisitas
Heterokendastisitas adalah suatu kondisi dimana sebaran atau variance σ
2
Heterokendastisitas merupakan salah satu asumsi OLS Ordinary Least Square jika varian residualnya dilakukan dengan white test yaitu dengan cara
meregres logaritma residual kuadrat terhadap semua variabel penjelas. Pada Uji White White Test dapat dilakukan dengan tahap – tahap berikut :
dari error term µ tidak konstan sepanjang observasi. Jika harga X semakin besar maka sebaran Y makin lebar atau makin sempit.
a. Buat regresi persamaan dan dapatkan nilai residualnya
b. Uji dengan Chi-square tabel X
2
c. X
2
= n R Dimana
:
2
N = Jumlah observasi
R
2
Keputusan ada tidaknya heterokendastisitas ditentukan jika : = koefisien determinasi
- X
2 hitung
X
2 tabel
- X , maka ada heterokendastisitas
2 hitung
X
2 tabel
, maka ada homokendastisitas
Universitas Sumatera Utara
3.9.3 Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk melihat apakah spesifikasi model untuk digunakan sudah benar atau tidak. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji
linieritas adalah uji Ramsey Ramsey Reset Test.
3.9.4 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan apakah faktor pengganggu µ berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas digunakan
Jarcue-Berra Test. Yang perlu diperhatikan dalam Jarcue-Berra Test adalah angka probability-nya 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila
angka probability-nya 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
3.10 Defenisi Operasional Variabel
1. Pendapatan Y adalah sejumlah uang yang diterima oleh pedagang ikan
per hari sebagai hasil penjualan ikan yang dinyatakan dan dimaksudkan untuk digunakan dalam konsumsi pemenuhan kebutuhan hidup dalam
Rupiah. 2.
Modal awal usaha X
1
3. Jumlah ikan yang terjual X
adalah sejumlah uang baik berasal dari harta atau pinjaman yang dimiliki seseorang atau keluarga pedagang ikan untuk
memulai usahanya dalam Rupiah.
2
4. Pendidikan X
adalah kuantitas jenis ikan yang terjual atau dibeli oleh konsumen per hari dalam Kilogram.
3
5. Pengalaman usaha X
adalah tingkat pendidikan yang diperoleh pedagang ikan dari pendidikan formal yang diselenggarakan sekolah secara teratur dan
berdasarkan atas program wajib belajar 9 tahun yang dinyatakan dalam satuan angka Dummy Variabel.
4
adalah lamanya waktu yang dialami oleh pedagang ikan dalam menjalani usahanya yang dinyatakan dalam satuan
waktu bulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Simalungun, Kecamatan
Tanah Jawa, dan Huta Bayu Raja 4.1.1 Letak Geografis
Kabupaten Simalungun terletak antara 02 0 36 – 03 0 18 Lintang Utara dan 98 0 32 – 99 0 35 Bujur Timur. Kabupaten Simalungun terletak di
o Batas sebelah Utara : Kabupaten Serdang Bedagai
ketinggian sekitar 20 – 1500 meter dari permukaan laut. Kabupaten yang memiliki motto
Habonaran do Bona ini memiliki batas – batas sebagai berikut :
o Batas sebelah Timur : Kabupaten Asahan
o Batas sebelah Selatan : Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Samosir
o Batas sebelah Barat : Kabupaten Karo
Kabupaten Simalungun memiliki luas wilayah sebesar 4.386,60 Km
2
. Kecamatan yang paling luas di Kabupaten ini adalah Kecamatan Raya.
Kecamatan Raya memiliki luas wilayah 335,60 Km
2
atau sama dengan 7,65 dari luas total wilayah Kabupaten Simalungun dan Kecamatan yang paling kecil luas
wilayahnya adalah Kecamatan Haranggaol Horison dengan luas wilayah 34,50 Km
2
Secara administrasi, wilayah Kabupaten Simalungun terbagi menjadi 31 Kecamatan dengan 345 desa dan 22 kelurahan dengan ibukota Kabupaten yaitu
Pematang Raya. Berikut tabel luas wilayah Kabupaten Simalungun ditinjau dari per Kecamatan.
atau sama dengan 0,79 dari luas total wilayah Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara