Berdasarkan tabel di atas nilai sebesar 35 menempati peringkat ketiga, yang berarti pengrajin kurang memilih metode dengan adanya
komisi untuk penentuan harga jual. d.
Rangking keempat dengan persentase 0 -
24
berarti metode penentuan harga jual merupakan metode yang paling sedikit dipilih
oleh UMKM
Tabel 5.8 Metode Penentuan Harga Jual
Sedikit Dipilih
No. Indikator
Ya Ya
Tidak Tidak
1. UMKM menentukan harga jual
dengan cara mempertimbangkan biaya sewa.
4 20
16 80
2. UMKM menentukan harga jual
dengan mempertimbangkan biaya penyusutan.
3 15
17 85
Sumber: Data Diolah, 2017 Berdasarkan tabel 5.8 dapat diketahui bahwa hanya 20 saja yang
memperhitungkan biaya
sewa dan
hanya 15
saja yang
mempertimbangkan biaya penyusutan. Pengrajin tidak menyewa tempat karena menggunakan rumah sendiri, ruah termasuk gedung yang
seharusnya disusutkan akan tetapi hal tersebur tidak diperhitungkan oleh UMKM.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis di atas, penulis dapat melakukan pembahasan. Pembahasan pertama merupakan pembahasan untuk dasar
penentuan harga jual menurut UMKM. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Dasar Penentuan Harga Jual
Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui dasar penentuan harga jual untuk produk batik UMKM di Taman Sari. Dari hasil
wawancara dapat diketahui bahwa UMKM menentukan harga jual berdasarkan kualitas batik. Komponen kualitas adalah bahan baku
yang dipakai seperti jenis kain, dan juga bahan pewarna. Untuk pembuatan batik terdapat beberapa jenis kain yang bisa digunakan
diantaranya kain dengan bahan katun, mori hingga kain sutra. Penentuan harga jual berdasarkan kualitas termasuk dalam metode
penentuan harga jual berbasis pada biaya, karena di dalamnya terdapat komponen biaya seperti biaya bahan baku.
Beberapa UMKM juga memperhitungkan kerumitan motif, motif yang tercetak pada kain akan berpengaruh pada waktu proses
pengerjaan. Motif yang rumit waktu pengerjaannya akan lama dan akan sehingga harganya semakin mahal. Tidak hanya kualitas bahan
dan waktu pengerjaan, UMKM juga melihat konsumen. Beberapa UMKM membedakan untuk konsumen yang datang, turis dari luar
negeri harganya akan berbeda dengan turis lokal, pejabat akan berbeda harganya dengan warga biasa. UMKM Batik Taman Sari menentuka n
harga tidak berdasar pada harga standar seperti yang biasa dipakai oleh UMKM bidang lain hal tersebut dikarenakan tidak ada harga standar
untuk batik karena batik merupakan barang seni dan barang seni tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ada patokan harga. Seperti yang diungkapkan oleh UMKM Batik Ibu Sutilah berikut.
Tidak ada ya, karena kan batik ini merupakan barang seni, sedangkan barang seni itu tidak mempunyai harga standar
mbak, jadi sulit buat kasih harga standarnya.
Bagi pengrajin batik lukis, nilai seni cukup diperhatikan maka dari itu ada beberapa UMKM yang bisa menjual lukisan dengan harga yang
mahal sekali, karena dirasa lukisannya memiliki niali seni yang tinggi, akan tetapi bagi UMKM batik sandang tidak terlalu diperhatikan nilai
seninya. 2.
Penentuan Harga Jual Pembahasan penentuan harga jual berdasarkan jawaban kuesioner
yang di rangking adalah sebagai betikut: a.
Rangking pertama dengan persentase 75 - 100 berarti metode penentuan harga jual merupakan metode yang paling banyak
dipilih oleh UMKM. 1
Nilai tertinggi dengan persentase 100 Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa
metode penentuan harga jual yang paling banyak dipilih oleh UMKM adalah kualitas produk dengan persentase
100, metode ini termasuk dalam metode penentuan harga jual berbasis biaya. Alasan UMKM menggunakan metode
ini dikarenaan kualitas produk akan mempengaruhi penjualan dan juga minat dari pembeli. Harga yang
ditetapkan diharapkan dapat menutup biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Hal tersebut didukung
dengan pernyataan dari Bapak Siswadi dari UMKM Batik Painting berikut:
“Kalau untuk harga jualnya kami liat jenis kainnya juga, apakah pakai kain mori biasa atau
kain sutra, harga pasti juga akan jauh berbeda, selain itu tingkat kerumitan motifnya juga perlu
diperhatikan, sulit tidaknya motif dan juga lama pengerjaan selembar kain juga berpengaruh pada
harganya nanti, ”
Selain pernyataan Bapak Siswadi, pengrajin lain juga mengatakan hal yang sama bahwa untuk menentukan
harga jual kualitas sangat dikedepankan. Karena, jika tidak mengutamakan kualitas bisa membuat turun penjualan.
Seperti yang dikatakan oleh Batik Tulis Bu Wiwik, biasanya harga selembar kain batik bergantung pada
kualitas dari bahan pewarna yang digunakan, jenis kain dan tidak lupa rumit tidaknya motif, ketiga hal tersebut nantinya
bisa berpengaruh pada kualitas produk. 2
Nilai persentase 95 Metode penentuan harga jual yang termasuk dalam
persentase ini adalah metode penentuan harga jual berbasis bahan baku dan perbedaan penentuan harga pada produk.
Metode – metode tersebut merupakan metode yang umum
dipakai, harga bahan baku sangat berpengaruh pada hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produk nantinya, jika kekurangan bahan hasil produk pastinya tidak akan maksimal. Hal tersebut didukung
dengan kutipan wawancara dari Bati Nur sebagai berikut: “Harga bahan baku merupakan faktor utama,
jika bahan baku naik maka harga selembar kain batik juga akan naik, dan kalau bahan
yang dipakai bagus dan mahal nanti harganya juga akan lebih mahal mbak, nanti jua
pengaruh sama kualitas bati
knya” Selain bahan baku UMKM juga membedakan harga
untuk tiap produk, hal tersebut dikarenakan motif kain batik yang berbeda, proses pewarnaan yang berbeda
– beda, sehingga biaya yang dikeluarkan pun akan berbeda,
nantinya akan membedakan harga pada produk tersebut. 3
Nilai persentase 90 Metode penentuan harga jual selanjutnya yang
diapakai oleh UMKM Batik di Taman Sari adalah penentuan harga dengan mengitung semua biaya terkait
dalam proses produksi batik. Biaya – biaya yang terkait
dengan pembuatan batik adalah bahan baku dan juga upah untuk pekerja yang menggerjakan, untuk biaya upah tidak
selalu diperhitungkan karena UMKM tidak selalu menggunakan tenaga pekerja untuk membuat batik.
4 Nilai persentase 75
Kondisi perekonomian
juga menjadi
dasar penentuan harga jual. Kondisi ekonomi yang semakin sulit
membuat UMKM menaikkan harga kain batik, agar dapat memenuhi biaya hidup sehari
– hari, sehingga hal tersebut dimaksudkan agar hasil penjualan dapat dipakai lagi untuk
memproduksi. b.
Rangking kedua dengan persentase
50 - 74
berarti metode penentuan harga jual merupakan metode yang cukup dipilih oleh
UMKM 1
Nilai persentase 70 Berdasarkan hasil analisis untuk penentuan harga
jual produk, 70 UMKM menambahkan laba secara langsung. Besar laba yang ditentukan bisa berbeda
– beda, yang paling umum adalah UMKM mengambil 50 persen
laba dari harga awal, seperti yang diungkapkan oleh UMKM Batik Paintings Kusuma berikut:
“Kalau dihitung – hitung paling tidak 20 untuk labanya. Tidak mungkin ambil 50 karena masih
haru membayar tenaga kerja. Kalau tidak pakai
pekerja bisa sampe 50 lebih”
2 Nilai persentase 55
Terdapat perbedaan harga konsumen, metode ini termasuk dalam aspek penentuan harga jual yaitu aspek
price discrimination atau diskriminasi harga, UMKM akan memberi harga yang berbeda untuk produk yang sama,
apakah konsumen tersebut warga sipil, turis atau pejabat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh semua pengrajin,
beberapa pengrajin
sama sekali
tidak membedakan harga, harga yang sama berlaku untuk semua
kalangan masyarakat. Hanya beberapa UMKM saja yang menerapkan hal tersebut seperti
BTA Mbah Kempus 88, Batik Nur, Batik Win, Batik Saini Novenis, Rifky Batik Gallery, Batik
Paintings Kusuma, Batik Painting, M.Yono Batik Art Studio, Batik Tulis, Hartati Heritage Souvenir, Batik Wiwin.
3 Nilai persentase 50
Sebanyak 50 UMKM memilih menggunakan metode berbasis persaingan, karena harga pesaing akan
mempengaruhi penjualan. Jika pesaing memiliki harga yang lebih murah, UMKM bisa membuat produk dengan kualitas
yang sama akan tetapi dengan memberikan harga yang lebih murah agar tetap laku.
Harga milik pesaing akan berpengaruh pada penjualan, walaupun motif, warna dan kualitas kain berbeda,
karena bisa saja UMKM lain menetapkan harga yang rendah dengan kualitas yang bagus dan motif yang lebih menarik,
hal itu akan mempengaruhi produk milik UMKM lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Rangking ketiga dengan persentase
25 – 49
berarti metode penentuan harga jual merupakan metode yang kurang dipilih
oleh UMKM. Metode penentuan harga jual yang kurang dipilih dengan
nilai persentase 35 adalah penentuan harga jual dengan menambahkan biaya komisi untuk menjual produknya. Biaya ini
muncul ketika guide membawa tamu ke galeri milik pengrajin. Komisi antar UMKM dan guide terkadang bisa mencapai angka
yang tidak masuk akal, dan hal tersebut dapat merugikan UMKM. Hal yang paling berpengaruh adalah jika turis
menemukan lukisan yang sama di galeri lain dan harganya jauh lebih murah, turis tidak akan percaya lagi pada pengrajin, maka
dari itu banyak UMKM yang tidak mau memakai jasa guide. seperti yang diakatan oleh UMKM Batik Saini Noveni berikut
atas pertanyaan apakah ada tambahan komisi untuk harga jual Batik Saini Noveni memberikan pernyataan:
“Kadang – kadang ada, kadang tidak. Kalau tamu datang sendiri tidak ada komisi, tapi kalau datang sama
guide maka ada komisi. Dengan adanya komisi ini bisa membuat hancur pendapatan pengrajin, karena ada
pengrajin yang berani memberikan komisi 20 persen pada guide, padahal dulu sudah ada perjanjian
maksimal 10 persen, bahkan ada yang berani memberikan 50 persen, sehingga membuat persaingan
tidak sehat” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Rangking keempat dengan persentase 0 -
24
berarti metode penentuan harga jual merupakan metode yang tidak dipilih oleh
UMKM. 1
Nilai persentase 20 Tidak banyak UMKM yang memperhitungkan
biaya sewa hanya 20 saja atau hanya 4 UMKM yang memperhitungkan
sisanya sebanyak
80 tidak
memperhitungkan. Sebanyak 80 UMKM Batik Taman Sari tidak memperhitungkan biaya sewa dikarenakan mereka
menggunakan rumah sendiri sebagai galeri. UMKM yang menambahkan biaya sewa adalah mereka yang tidak
menggunakan rumah sendiri untuk galeri seperti Sanggar Kalpika yang menyewa tempat sebagi tempat produksi dan
showroom mereka. 2
Nilai persentase terendah 15 UMKM tidak memperhitungkan biaya penyusutan
untuk penentuan harga jual, hal tersebut dapat dilihat dari rendahnya persentase untuk metode ini. Biaya penyusutan
sebenarnya termasuk dalam metode berbasis biaya, dengan rendahnya nilai pada metode ini dapat dilihat bahwa UMKM
hanya memperhitungkan
biaya bahan
saja tanpa
memperhitungkan biaya lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Biaya penyusutan ini seharurnya tetap muncul sebagai contoh penyusutan untuk gedung, baik yang
menyewa maupun gedung milik sendiri, akan tetapi UMKM Batik Taman Sari tidak melakukan penyusutan gedung.
Berdasarkan pembahasan di atas, jawaban UMKM antara kuesioner dan wawancara telah cocok dan untuk penentuan harga jual
yang dipakai oleh UMKM sebagian besar berbasis pada kualitas. Kualitas dari kain batik dapat ditentukan oleh bahan
– bahan yang digunakan. .
52
BAB VI PENUTUP