Batik Hadi Wasita Bapak Onon Batik Painting Bapak Siswadi

e. Apakah batik yang dibuat hanya untuk lukisan saja? Tidak, Bapak Samudro juga membuat suvenir, untuk suvenir harganya jauh lebih murah. Karena ukurannya yang kecil. f. Untuk penentuan harga jualnya apakah juga memperhitungkan biaya sewa? Tidak, karena tidak menyewa tempat melainkan rumah sendiri maka tidak ada biaya sewa, paling hanya biaya listrik saja. g. Berapa rata- rata keuntungan yang diambil? Kalau untuk suvenir 60 , tapi kalau lukisan bisa sampai 150 h. Apakah yang membuat Bapak yakin dapat bertahan sebagai seniman batik lukis? Kuncinya percaya diri, yakin bahwa dapat bertahan dan bis terus berkarya dan juga sedikit idealis, karena idealis itu perlu. i. Kendala apa yang sering bapak alami selama menjadi seniman batik lukis? Turunnya ketertarikan turis mancanegara, diperkirakan hanya 30 saja yang masih berminat. Kita harus pintar melobi turis.

10. Batik Hadi Wasita Bapak Onon

a. Bagaimana strategi Bapak dalam menentukan harga jual? Dari segi kualitas produk, tingkat kerumitan motif dan juga kesulitan pengerjaan. b. Apa hambatan yang sering dialami selama menjadi pengrajin batik? Yang menjadi hambatan adalah pemasaran yang sulit. Karena hanya di sekitar Taman saja maka masyarakat umum kurang tau akan adanya batik Taman Sari, utamanya batik kain. Karena beberapa hanya tau Taman Sari banyak batik lukisnya saja. c. Bagaimana pengaruh harga jual milik pesaing terhadap produk bapak? Tidak terlalu berpengaruh, karena pertama Batik Hadi Wasita memproduksi baik kain dan bukan batik lukis yang mana tidak banyak pengrajin Taman Sari yang membuat batik kain. Kedua karena motif yang pasti tidak sama, setiap pengrajin memiliki ciri khas sendiri. d. Bagaimana dengan biaya komisi? Apakah bapak menambhakan adanya biaya komisi untuk penentuan harga jual nya? Dulu iya, sekitar 15 tapi sekarang sudah tidak karena malah merugikan pengrajin dan membuat persaingan tidak sehat. e. Bagaimana Bapak menentukan besar laba untuk batik Bapak? Untuk batik sendiri labanya tidak bisa diterapkan dengan standar menejemen modern, karena batik merupakan barang seni yang tidak ada harga standarnya. Jadi hanya mengira-ngira saja. f. Berapa rata-rata keuntungan yang diambil? Untuk yang biasa 50 , untuk kualitas yang bagus mengambil keuntungan 200 untuk berjaga – jaga jika seandainya terjadi kerusakan.

11. Batik Painting Bapak Siswadi

a. Bagaimana strategi bapak dalam menentukan harga jual? Kalau untuk harga jualnya kami liat jenis kainnya juga, apakah pakai kain mori biasa atau kain sutra, harga pasti juga akan jauh berbeda, selain itu tingkat kerumitan motifnya juga perlu diperhatikan, sulit tidaknya motif dan juga lama pengerjaan selembar kain juga berpengaruh pada harganya nanti. b. Apakah harga jual yang ditepakan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat? Tidak semuanya bisa dijangkau, biasanya yang membeli kalangan menengah ke atas saja. c. Bagaimana pengaruh harga jual pesaing dengan harga produk bapak? Pengaruh, bisa saja ada pengrajin lain yang meniru desain lukisan dan dijual dengan harga yang lebih murah. Jadi kita harus menjaga betul desain milik kita agar tidak dapat ditiru, karena belum ada hak patennya. d. Apakah ada perbedaan harga untuk konsumenturis? Tidak. Kita lihat siapa yang beli, apakah dia membeli untuk dijual lagi atau tidak, siapapun yang beli harganya akan sama dengan harga galeri. e. Apakah harga jual yang ditetapkan juga memperhitungkan biaya sewa? Tidak karena kami menggunakan tempat kami sendiri, jadi tidak ada biaya sewa yang muncul f. Bagaimana dengan komisi? Apakah bapak memperhitungkan komisi? Khususnya untuk guide? Tidak, karena kami tidak bekerja sama dengan guide. Kalau bekerja sama dengan guide malah merugikan. Kami bekerja sama denagn butik, karena lebih terstruktur, jika da komisi pun akan lebih adil. g. Berapakah rata – rata keuntungan yang diambil untuk satu potong kain? Untuk keuntungan yang diambil masih normal antar 20 sampai 50 , kadang juga bisa 100 tergantung biaya yang dikeluarkan.

12. BTA Mbah Kempus 88 Bapak Herdono