sekolah harus menghasilkan siswa yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap arief bijaksana, karakter, dan memiliki
kematangan emosional. Sistem kompetisi tersebut akan mendorong sekolah untuk terus meningkatkan diri, sedangkan penghargaan akan
dapat memberikan motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri setiap personel sekolah, khususnya siswa. Jadi sekolah harus
mengontrol semua semberdaya termasuk sumber daya manusia yang ada, dan lebih lanjut harus menggunakan secara lebih efisien sumber
daya tersebut untuk hal - hal yang bermanfaat bagi peningkatan mutu khususnya. Sementara itu, kebijakan makro yang dirumuskan oleh
pemerintah atau otoritas pendidikan lainnya masih diperlukan dalam rangka menjamin tujuan-tujuan yang bersifat nasional dan
akuntabilitas yang berlingkup nasional.
2. Strategi pelaksanan di tingkat sekolah
Dalam rangka mengimplementasikan konsep manajemen peningkatan mutu yang berbasis sekolah ini, maka melalui partisipasi
aktif dan dinamis dari orang tua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk institusi yang memliki kepedulian terhadap pendidikan
sekolah harus melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut :
-
Penyusunan basis data dan profil sekolah lebih presentatif, akurat, valid dan secara sistimatis menyangkut berbagai
aspek akademis, administratif siswa, guru, staf, dan keuangan.
-
Melakukan evaluasi diri self assesment utnuk menganalisa kekuatan dan kelemahan mengenai sumber daya sekolah,
personil sekolah, kinerja dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum dan hasil-hasil yang dicapai siswa
135
berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan keterampilan, maupun aspek lainnya.
-
Berdasarkan analisis tersebut sekolah harus mengidentifikasikan kebutuhan sekolah dan merumuskan visi,
misi, dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi siswanya sesuai dengan konsep
pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai. Hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
identifikasi kebutuhan dan perumusan visi, misi dan tujuan adalah bagaimana siswa belajar, penyediaan sumber daya
dan pengeloaan kurikulum termasuk indikator pencapaian peningkatan mutu tersebut.
-
Berangkat dari visi, misi dan tujuan peningkatan mutu tersebut sekolah bersama-sama dengan masyarakatnya
merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek tahunan termasuk anggarannnya. Program
tersebut memuat sejumlah program aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah
ditetapkan dan harus memperhitungkan kunci pokok dari strategi perencanaan tahun itu dan tahun-tahun yang akan
datang. Perencanaan program sekolah ini harus mencakup indikator atau target mutu apa yang akan dicapai dalam tahun
tersebut sebagai proses peningkatan mutu pendidikan misalnya kenaikan NEM rata-rata dalam prosentase tertentu,
perolehan prestasi dalam bidang keterampilan, olah raga, dsb. Program sekolah yang disusun bersama-sama antara
sekolah, orang tua dan masyarakat ini sifatnya unik dan dimungkinkan berbeda antara satu sekolah dan sekolah
136
lainnya sesuai dengan pelayanan mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Karena fokus kita dalam
mengimplementasian konsep manajemen ini adalah mutu siswa, maka program yang disusun harus mendukung
pengembangan kurikulum dengan memperhatikan kurikulum nasional yang telah ditetapkan, langkah untuk
menyampaikannya di dalam proses pembelajaran dan siapa yang akan menyampaikannya.
Dua aspek penting yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini adalah kondisi alamiah total sumber daya yang tersedia dan prioritas
untuk melaksankan program. Oleh karena itu, sehubungan dengan keterbatasan sumber daya dimungkinkan bahwa program tertentu
lebih penting dari program lainnya dalam memenuhi kebutuhan siswa untuk belajar. Kondisi ini mendorong sekolah untuk menentukan skala
prioritas dalam melaksanakan program tersebut. Seringkali prioritas ini dikaitkan dengan pengadaan preralatan bukan kepada output
pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka pelaksanaan konsep manajemen tersebut sekolah harus membuat skala prioritas yang
mengacu kepada program-program pembelajaran bagi siswa. Sementara persetujuan dari proses pendanaan harus bukan semata-
mata berdasarkan pertimbangan keuangan melainkan harus merefleksikan kebijakan dan prioritas tersebut. Anggaran harus jelas
terkait dengan program yang mendukung pencapaian target mutu. Hal ini memungkinkan terjadinya perubahan pada perencanaan sebelum
sejumlah program dan pendanaan disetujui atau ditetapkan.
-
Prioritas seringkali tidak dapat dicapai dalam rangka waktu satu tahun program sekolah, oleh karena itu sekolah harus
137
membuat strategi perencanaan dan pengembangan jangka panjang melalui identifikasi kunci kebijakan dan prioritas.
Perencanaan jangka panjang ini dapat dinyatakan sebagai strategi pelaksanaan perencanaan yang harus memenuhi
tujuan esensial, yaitu : i mampu mengidentifikasi perubahan pokok di sekolah sebagai hasil dari kontribusi berbagai
program sekolah dalam periode satu tahun, dan ii keberadaan dan kondisi natural dari strategi perencanaan
tersebut harus menyakinkan guru dan staf lain yang berkepentingan yang seringkali merasakan tertekan karena
perubahan tersebut dirasakan harus melaksanakan total dan segera bahwa walaupun perubahan besar diperlukan dan
direncanakan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa, tetapi mereka disediakan waktu yang representatif untuk
melaksanakannya, sementara urutan dan logika pengembangan telah juga disesuaikan. Aspek penting dari
strategi perencanaan ini adalah program dapat dikaji ulang untuk setiap periode tertentu dan perubahan mungkin saja
dilakukan untuk penyesuaian program di dalam kerangka acuan perencanaan dan waktunya.
-
Melakukan monitoring dan evaluasi untuk menyakinkan apakah program yang telah direncanakan dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan, apakah tujuan telah tercapai, dan sejauh mana pencapaiannya. Karena fokus kita adalah mutu siswa,
maka kegiatan monitoring dan evaluasi harus memenuhi kebutuhan untuk mengetahui proses dan hasil belajar siswa.
Secara keseluruhan tujuan dan kegiatan monitoring dan evaluasi ini adalah untuk meneliti efektifitas dan efisiensi dari
138
program sekolah dan kebijakan yang terkait dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Seringkali evaluasi tidak selalu
bermanfaat dalam kasus-kasus tertentu, oleh karenanya selain hasil evaluasi juga diperlukan informasi lain yang akan
dipergunakan untuk pembuatan keputusan selanjutnya dalam perencanaan dan pelaksanaan program di masa mendatang.
Demikian aktifitas tersebut terus menerus dilakukan sehingga merupakan suatu proses peningkatan mutu yang
berkelanjutan. Dalam hal penjaininan mutu beberapa hal berikut harus diperhatikan,
yaitu : 1. Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal
wajib melakukan penjaininan mutu pendidikan. 2. Penjaininan mutu pendidikan bertujuan untuk memenuhi atau
melampaui Standar Nasional Pendidikan. 3. Penjaininan mutu pendidikan dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaininan mutu yang meiniliki target dan kerangka waktu yang jelas.
4. Menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama mensupervisi dan membantu satuan pendidikan
keagamaan melakukan penjaininan mutu. 5. Pemerintah Provinsi mensupervisi dan membantu satuan
pendidikan yang berada di bawah kewenangannya untuk meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam
melakukan penjaininan mutu. 6. Pemerintah KabupatenKota mensupervisi dan membantu
satuan pendidikan yang berada di bawah kewenangannya
139
untuk meyelenggarakan atau mengatur penyelenggaraannya dalam melakukan penjaininan mutu.
7. BAN-SM, BAN-PNF, dan BAN-PT memberikan rekomendasi penjaininan mutu pendidikan kepada program danatau
satuan pendidikan yang diakreditasi, dan kepada Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
8. LPMP mensupervisi dan membantu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dalam melakukan
upaya penjaminan mutu pendidikan. 9. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada
ayat 6, LPMP bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Perguruan tinggi.
10. Menteri menerbitkan pedoman program penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur
pendidikan. 11. Penyelenggaraan satuan pendidikan yang tidak mengacu
kepada Standar Nasional Pendidikan ini dapat memperoleh pengakuan dari Pemerintah atas dasar rekomendasi dari
BSNP. 12. Rekomendasi dari BSNP tersebut didasarkan pada penilaian
khusus.
140
GLOSARIUM
1. Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP
adalah badan mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, memantau pelaksanaan dan mengevaluasi
standar nasional pendidikan.
3. Standar Isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pmbelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
5. Kerangka Dasar Kurikulum adalah rambu-rambu yang
ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan untuk dijadikan
pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
6. Keunggulan Lokal dan Global adalah potensi unggulan daerah
dan atau internasional dalam bentuk sumberdaya alam dan sosial budaya seni, produk, jasa, kerajinan, bahasa, teknologi,
dan lain-lain.
7. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan oleh masing- masing satuan pendidikan.
8. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
141
9. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan
bertindak secara konsisten pada perwujudan dari pengetahuan, sikap dan keterampilan, yang dimiliki oleh peserta didik.
10. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan