terhadap persoalan yang muncul di lapangan. Model-model tersebut ialah:
a. Concern-Based Adoption Model CBAM
Model mi dikembangkan oleh Hall dan Loucks 1978, menekankan pada ldentifikasi level yang bervariasi tentang
perhatian guru terhadap inovasi dan bagaimana guru menggunakan inovasi di ruang kelas.
b. The Innovation Profile Model
Model mi dikembangkan oleh Leithwood 1982, memungkinkan guru dan pekerja kurikulum untuk
mengembangkan satu profile tentang hambatan dalam melakukan perubahan sehingga guru dapat mengatasi
hambatan tersebut.
c. TORI Model Trust, Openness, Reallization dan Independency
Model ini dikembangkan oleh Gibb’s 1978 memusatkan pada perubahan pribadi dan sosial. Model ini memberikan
satu skala untuk membantu guru mengidentifikasi sejauh mana sikap reseptive sekolah terhadap implementasi
gagasan inovatif serta memberikan panduan bagaimana menfasilitasi perubahan.
Di antara tiga model tersebut, model Innovation Profile tampak paling fieksible untuk implementasi gagasan-gagasan inovatif dalam
kurikulum oleh karenanya model ini perlu dijelaskan lebih jauh bagaimana cara implementasinya.
23
Inovasi Kurikulum Adaptasi dari Miller Seller 1985: 265
Gambar 2.2. Strategi untuk implementasi
Gambar di atas mengilustrasikan bagaimana model Innovation Profile membagi proses implementasi menjadi enam tugas. Enam
tugas utama dibagi lagi menjadi dua fase: tugas 1-3 yang merupakan fase diagnosis dan tugas 4-6 yang merupakan fase aplikasi. Dua
bentuk evaluasi digunakan untuk mengukur apakah strategi yang digunakan berhasil.
Diagnosis. Untuk melengkapi tiga jenis kegiatan diagnostik,
kajian yang mendalam terhadap program baru pertu dilakukan. untuk membantu mengidentifikasi elemen-elemen yang penting, program
harus dljelaskan dalam kaitannya dengan serangkaian kriteria, yakni: 1 pemikiran yang menjadi dasar diterapkannya program baru, 2
hasil belajar yang diharapkan, 3 perilaku masukan, 4 isi pelajaran, 5 bahan pembelajaran, 6 strategi pembelajaran, 7 pengalaman
belajar, 8 waktu, 9 alat dan prosedur penilaian.
ApIikasi. Ketika pengujian dan analisis awal telah dilakukan,
langkah berikut ialah imptementasi. Pada fase ihi, dipusatkan pada 24
praktek di ruang kelas. Tujuannya ialah untuk menfasilitasi perubahan-perubahan dalam praktek yang dianjurkan oleh program
baru.
Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan berdasar kriteria yang
dikembangkan pada kegiatan awal. Tujuan evaluasi formatif ialah untuk melihat apakah hambatah-hambatan yang muncul dapat
diatasi, evaluasi sumatif terhadap inovasi dilakukan untuk memastikan apakah sebagian besar kendala telah dapat diatasi.
4. Kendala dalam implementasi kurikulum