Audit Internal LANDASAN TEORI

Auditor internal merupakan pihak yang pantas untuk melaksanakan jasa ini karena diaanggap memiliki pengalaman, keahlian investigasi, dan kemampuan analitis Sawyer 2003 : 40-41. Hal itu juga diperkuat dengan penelitian oleh Tjahyono 2010 tentang analisis peran audit internal di perguruan tinggi swasta yang dilakukan di Universitas Sanata Dharma. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa peran audit internal yang paling berperan pada Universitas Sanata Dharma adalah sebagi konsultan. Hal yang sama juga dinyatakan oleh Listiatik 2007 dalam penelitiannya tentang persepsi karyawan tentang peranan internal auditor yang dilakukan pada rumah sakit Panti Rini, Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa peranan auditor internal pada rumah sakit tersebut lebih banyak sebagai Konsultan. 3. Peran Auditor Internal sebagai Katalis Auditor internal dimungkinkan untuk memiliki peran sebagai katalisator yang akan ikut menentukan tujuan perusahaan Tampubolon 2005 : 2. Peran ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengarahkan manajemen agar sesuai dengan program dan tujuan yang telah dibuat oleh perusahaan. Pekerjaan auditor internal dalam melaksanakan perannya sebagai katalis berkaitan dengan pemberian jaminan kualitas dan berperan sebagai fasilitator serta agen perubahan di dalam suatu organisasi Kurniawan 2012: 12. 4. Peran Lain dari Auditor Internal Selain dari ketiga peran di atas, ada beberapa peran yang dijalankan oleh auditor internal dalam perusahaan. Menurut Andayani 2008: 58-59 auditor internal bisa sangat membantu manajemen dengan mengevaluasi sistem pengendalian dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam pengendalian internal. Selain itu auditor internal juga berperan untuk membantu manajemen dalam hal: a. Mengawasi aktivitas manajemen puncak yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh manajemen puncak. b. Melakukan validasi laporan kepada manajemen puncak c. Melindungi manajemen dalam hal- hal teknis. d. Membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. e. Melakukan review aktivitas perusahaan masa lalu dan juga masa mendatang. f. Membantu manajer dalam pembuatan perencanaan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan masalah. Kumaat 2011: 12-13 juga menyatakan bahwa ada tiga peran ideal bagi internal audit yaitu: a. Peran analisis penelaah data berbasis risiko bisnis Risk- Based Data Analyzer Reviewer. b. Peran akseleratorpendorong terwujudnya pengawasan c. Peran penyelaras pelekat strategi bisnis

D. Efektifitas Audit Internal

Handoko 2011: 7 menyatakan bahwa ”Efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. ” Seperti yang penulis kutip dari Mark 2013 “Internal auditing is effective if it provides the audit committee and executive management with the assurance they need, namely that they can rely on the organizations processes and systems to manage risks to the achievement of the organizations objectives. That means providing assurance on the risks that matter to the organization today, in a form and timeframe that is useful. Additional value is provided through the role of internal audit as a change agent, making recommendations for improvement that are embraced and acted on by manageme nt.” Audit internal dapat dikatakan efektif jika dapat memberikan jaminan kepada komite audit dan manajemen eksekutif berkaitan dengan jaminan yang mereka butuhkan, yaitu bahwa mereka dapat mengandalkan proses dan sistem organisasi untuk mengelola risiko terhadap pencapaian tujuan organisasi. Hal itu menunjukkan bahwa auditor internal memberikan jaminan pada risiko yang penting bagi organisasi saat ini, dalam bentuk dan kerangka waktu yang berguna. Nilai tambah yang diberikan melalui peran audit internal sebagai agen perubahan, membuat rekomendasi untuk perbaikan yang merangkul dan ditindaklanjuti oleh manajemen. Menurut Bayangkara 2008: 24 ada 3 perhatian utama yang yang ditekankan oleh auditor internal dalam ruang lingkup efektivitas audit internal, yaitu: 1. Pencapaian tujuan program dan kegiatan yang sudah ditetapkan. 2. Pemanfaatan hasil program. 3. Pengaruh pemanfaatan hasil program atau kegiatan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam artikel International Professional Practices Framework IPPF yang dikeluarkan oleh The Institute of Internal Auditors IIA agar pelaksanaan audit internal semakin efektif ada 10 prinsip yang harus dipenuhi. Prinsip-prinsip tersebut tertuang dalam Core Principles For The Professional Practice Of Internal Auditing. Prinsip-prinsip tersebut adalah : 1. “Demonstrates integrity 2. Demonstrates competence and due professional care 3. Is objective and free from undue influence independent 4. Aligns with the strategies, objectives, and risks of the organization 5. Is appropriately positioned and adequately resourced 6. Demonstrates quality and continuous Improvement 7. Communicates effectively 8. Provides risk-based assurance 9. Is insightful, proactive, and future-focused 10. Promotes organizational improveme nt” Praktisi dan aktivitas dari audit internal harus dapat menjalankan kesepuluh prinsip dari Core Principles For The Professional Practice Of Internal Auditing. Berdasarkan Proposed Enhancements to The Institute of Internal Auditors International Professional Practices Framework IPPF prinsip pertama sampai ketiga berhubungan dengan individu auditor internal dan aktivitas audit internal. Untuk prinsip keempat sampai ketujuh berhubungan dengan aktivitas audit dan prosesnya. Sedangkan untuk pernyataan kedelapan sampai kesepuluh berhubungan dengan hasil dari aktivitas audit internal. Beberapa prinsip dijelaskan dalam International