Latar Belakang Uji antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa.

1 BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Radikal bebas terutama spesies oksigen reaktif Reactive Oxygen Species , ROS merupakan radikal bebas yang umum dihasilkan dalam sistem biologi, baik melalui proses fisiologi maupun patologi. ROS dapat juga dihasilkan dari sumber eksogen misalnya dari komponen makanan, dan radiasi ultraviolet. ROS terdiri dari radikal superoksid O 2 •- , radikal peroksil ROO • , radikal alkoksil RO • , radikal oksida nitrit NO • , dan radikal hidroksil HO • Ames et al., 1993 cit Siswono, 2003. ROS bersifat reaktif karena adanya elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Diantara beberapa jenis ROS tersebut, radikal hidroksil merupakan radikal yang paling reaktif Halliwell dan Gutteridge, 1999. Karena alasan itulah dalam penelitian ini digunakan radikal hidroksil sebagai model radikal bebas yang berbahaya. Secara normal radikal bebas-radikal bebas tersebut dapat diatasi oleh antioksidan endogen misalnya enzim superoksida dismutase, katalase, dan glutation peroksidase. Apabila radikal bebas yang dihasilkan melebihi kemampuan antioksidan endogen, maka akan terjadi akumulasi radikal bebas dalam tubuh. Hal tersebut dapat menimbulkan stres oksidatif yang diketahui berperan dalam penuaan dini dan timbulnya penyakit degeneratif seperti artherosklerosis, penyakit jantung, dan kanker. Selama ini upaya pengobatan terhadap penyakit-penyakit akibat stress oksidatif tersebut masih sangat minim, dan perawatan seringkali terbatas hanya pada penghilangan gejala daripada ke arah pencegahan penyebab penyakit Cutler and Cutler, 2000. Berdasarkan hal tersebut, akhir-akhir ini radikal bebas mendapat perhatian cukup besar dalam bidang gizi, farmasi, dan kedokteran Mulihal, 1991. Untuk mencegah terjadinya stress oksidatif tersebut diperlukan antioksidan eksogen yang efektif dan aman untuk membantu kerja antioksidan endogen dalam menangkap radikal bebas. Antioksidan eksogen dapat berupa antioksidan alami maupun antioksidan sintetik. Akhir-akhir ini diketahui bahwa beberapa senyawa antioksidan sintetik seperti butylated hydroxy anisole BHA dan butylated hydroxy toluene BHT telah diragukan keamanannya karena memiliki efek samping yang besar misalnya menyebabkan kerusakan hati. Hal tersebut mendorong tahap pengembangan antioksidan ke arah bahan-bahan alami yang diyakini mempunyai jaminan keamanan yang lebih tinggi karena memiliki efek samping yang minimal Kikuzaki and Nakatani, 1993 cit Hertiani et al., 2001. Salah satu sumber antioksidan alami adalah teh hijau, yang merupakan bahan minuman hasil pengolahan tanaman teh Camellia sinensis L.. Ekstrak teh mempunyai kemampuan yang kuat dalam menangkap ROS Rohdiana, 2001. Kandungan zat kimia yang paling banyak dalam teh hijau adalah senyawa polifenol yaitu sekitar 30 Oki, 1996 cit Handajani, 2002. Aktivitas antioksidan teh hijau disebabkan oleh senyawa polifenol tersebut, terutama golongan flavonoid tipe flavanol komponen katekin yang terdiri dari: epigalokatekin galat EGCG, epikatekin galat ECG, epigalokatekin EGC dan epikatekin EC dan tipe flavonol kuersetin, kemferol, dan mirisetin. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini ekstraksi dititikberatkan pada penyarian senyawa flavonoid dalam teh hijau. Aktivitas antioksidan flavonoid teh hijau disebabkan oleh adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur molekulnya. Saat bereaksi dengan radikal bebas dalam hal ini radikal hidroksil, flavonoid akan membentuk radikal bebas baru yang lebih stabil, sehingga fase propagasi dari radikal hidroksil dapat dihambat Cuvelier et al., 1991 cit Rohdiana, 2001. Pada penelitian ini teh hijau diekstraksi dengan alkohol etanol 70 untuk menyari flavonoid secara optimal. Ekstrak etanol yang didapat kemudian difraksinasi dengan kloroform untuk menghilangkan lemak dan klorofil yang dapat mengganggu analisis Markham, 1988. Fraksinasi berikutnya dilakukan menggunakan etil asetat untuk memisahkan flavonoid yang berbentuk aglikon dan flavonoid yang terikat dengan gula bentuk glikosida Robinson, 1995. Proses fraksinasi tersebut menghasilkan fraksi etil asetat dan fraksi air. Berdasarkan sifat kelarutan sesuai dengan strukturnya, flavonoid dalam bentuk aglikon dimungkinkan terdistribusi ke dalam fraksi etil asetat dan flavonoid dalam bentuk glikosida terdistribusi ke dalam fraksi air. Kandungan polifenol terutama flavonoid dalam kedua fraksi tersebut akan memberikan aktivitas penangkapan radikal hidroksil. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh masing-masing fraksi. Belum dapat diketahui dengan pasti komponen apa saja yang ada dalam fraksi etil asetat maupun fraksi air karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak dilakukan uji kualitatif secara lengkap maupun pemisahan menjadi senyawa tunggal terhadap fraksi etil asetat dan fraksi air tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deoksiribosa. Metode ini dipilih dengan alasan menggunakan deoksiribosa sebagai substrat yang akan diserang radikal hidroksil. Diketahui bahwa deoksiribosa merupakan gugus gula penyusun Deoxyribo Nucleic Acid DNA sehingga dapat memberi gambaran penyerangan radikal hidroksil di dalam tubuh. Selain itu, metode tersebut telah divalidasi untuk menguji aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh suatu senyawa antioksidan, seperti vitamin C Purwantoko, 2006. Dalam metode tersebut, deoksiribosa diserang oleh radikal hidroksil menghasilkan produk degradasi yang apabila direaksikan dengan asam tiobarbiturat dalam suasana asam dan dengan pemanasan akan menjadi suatu kromogen berwarna merah muda pink. Kromogen ini dapat diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang 532 nm Halliwell et al., 1987. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui uji penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa, dan untuk mengetahui nilai aktivitas penangkapannya. Aktivitas antioksidan yaitu kemampuan masing-masing fraksi dalam menangkap radikal hidroksil dinyatakan dalam scavenging. Nilai aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai konsentrasi yang diperlukan untuk menangkap radikal hidroksil sebanyak 50 effective scavenging 50 ES 50 . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Polivinil Pirolidon Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 76

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus Altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Hidroksi Propil Metilselulosa Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 70

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun jambu mete (Anacardium occidentale L.).

3 9 129

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanol buah jambu mete (Anacardium occidentale L.).

0 2 108

Uji aktivitas antioksidan dengan metode spektrofotometri visibel menggunakan deoksiribosa dan penentuan kadar flavonoid total fraksi etil asetat buah ketapang [Terminilia catappa L.].

4 22 122

Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak etanol teh hijau dan teh hitam dengan metode deoksiribosa.

0 2 95

EFEK FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL A

0 0 6

Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak etanol teh hijau dan teh hitam dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 93

Uji antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 90

Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil fraksi etil asetat ekstrak metanolik alga coklat sargassum hystrix v. buxifolium [chauvin] j. argardh dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 111