4. Penyarian Flavonoid
Pelarut-pelarut alkoholik umumnya merupakan pelarut pilihan untuk mengekstraksi semua golongan flavonoid. Biasanya digunakan metanol, etanol,
dan propanol. Bahan-bahan segar dapat diekstraksi dengan pelarut alkohol absolut. Bahan-bahan kering dan berkayu dapat digunakan alkohol berair
Harborne, 1987. Glikosida flavonoid kurang larut dalam pelarut organik dan lebih mudah
larut dalam air dibanding bentuk aglikonnya. Pengekstraksian kembali larutan dalam air dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air tetapi agak
polar sering kali bermanfaat untuk memisahkan bentuk aglikon dari senyawa yang lebih polar. Etil asetat merupakan pelarut yang baik untuk menangani katekin dan
proantosianidin dengan cara ini Robinson, 1995.
C. Metode Penyarian
Metode penyarian ada beberapa macam:
1. Maserasi dan remaserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Pada saat proses maserasi,
cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang pekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Maserasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
umumnya digunakan untuk simplisia yang tidak keras, dan tidak kompak Anonim, 1986.
Remaserasi adalah modifikasi cara penyarian maserasi. Pada proses remaserasi cairan penyari dibagi 2. Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan
cairan penyari pertama, sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari yang kedua Anonim, 1986.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Aliran cairan penyari
menyebabkan adanya pergantian larutan yang mempunyai konsentrasi tinggi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga akan meningkatkan
derajat konsentrasi. Perkolasi umumnya digunakan untuk menyari simplisia keras dan kompak Anonim, 1986.
3. Infundasi
Infundasi adalah metode penyarian yang menggunakan penyari air dengan pemanasan pada suhu 90 ºC selama 15 menit. Metode ini digunakan untuk
menyari simplisia yang larut dalam air dan tahan terhadap pemanasan Anonim, 1986.
4. Penyarian berkesinambungan
Pada metode penyarian ini cairan penyari dididihkan sehingga akan menguap dan mengembun karena adanya pendingin. Cairan penyari yang
mengembun akan turun membasahi simplisia, demikian seterusnya. Metode penyarian ini sesuai untuk simplisia yang bahan aktifnya tahan terhadap
pemanasan Anonim, 1986.
D. Radikal Hidroksil HO
•
1. Pengertian radikal hidroksil
Radikal hidroksil HO
•
adalah radikal oksigen yang diketahui paling reaktif. Radikal hidroksil memilki standar potensial reduksi positif yang tinggi
yaitu 2,31 V. Radikal hidroksil bereaksi sangat cepat dengan hampir semua tipe molekul yang ditemukan dalam sel hidup seperti gula, asam amino, fosfolipid,
basa Deoxyribose Nucleic Acid DNA, dan asam organik Halliwell dan Gutteridge, 1999. Karena sangat reaktif, efek radikal ini hanya berlangsung di
daerah yang dekat dengan tempat terbentuknya, dan dalam kondisi fisiologik normal tidak ditemukan radikal hidroksil dalam kadar yang besar Gitawati,
1995.
2. Pembentukan radikal hidroksil
Radikal hidroksil dapat dihasilkan dari reaksi fisi homolitik ikatan O-O pada H
2
O
2
yang dapat terjadi karena pengaruh panas atau radiasi ionisasi. Selain itu, radikal hidroksil juga dapat terbentuk dari H
2
O
2
dengan adanya ion-ion logam Fe
2+
, Cu
+
menurut reaksi Fenton Gitawati, 1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reaksi Fenton merupakan reaksi yang penting untuk menghasilkan radikal bebas hidroksil. Dalam reaksi Fenton ion ferro Fe
2+
akan bereaksi dengan hidrogen peroksida H
2
O
2
menghasilkan radikal hidroksil. Kecepatan reaksi Fe
2+
dengan H
2
O
2
adalah rendah yaitu kurang dari 100 M
-1
s
-1
, oleh karena itu untuk meningkatkan kecepatan reaksinya perlu ditambah dengan suatu ligan.
EDTA merupakan ligan yang baik untuk digunakan dalam reagen Fenton Halliwell dan Gutteridge, 1999.
3. Metode deteksi radikal hidroksil
Macam-macam metode dan prinsip deteksi radikal hidroksil dapat dilihat pada tabel I di bawah ini:
Tabel I. Metode dan prinsip deteksi radikal hidroksil Bors et al., 1979 No
Metode Prinsip Metode
1. Metode pemucatan
p -
nitrosodimetilanilin p-NDA
p -nitrosodimetilanilin bereaksi cepat dengan radikal
hidroksil HO
•
tetapi tidak bereaksi dengan O
2
-
atau singlet
oksigen. Reaksi ini akan diikuti pengurangan warna kuning pemucatan.
2. Metode
deoksiribosa Reaksi antara radikal hidroksil dengan deoksiribosa
menghasilkan produk
senyawa tertentu,
lalu dipanaskan dengan tiobarbiturat pada pH rendah akan
menghasilkan warna.
3. Metode triptofan
Reaksi antara radikal hidroksil dengan triptofan menghasilkan satu set produk yang khas.
4. Metode
dimetilsulfoksida DMSO
Radikal hidroksil bereaksi dengan dimetilsulfoksida DMSO menghasilkan senyawa:
H
3
C S
C H
3
O O H
Perubahan senyawa di atas menghasilkan produk- produk antara lain gas metana yang dapat dideteksi
dengan Gas Liquid Chromatography. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Deoksiribosa