Flavonoid 1. Pengertian flavonoid Uji antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa.

O O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8a A 1 2 3 4 5 6 10 4a B C 3,31 , kafein 4 , gula dan getah 3 , asam amino 7 , mineral 4 , protein 16 , lemak 8 , klorofil dan pigmen 1,5 , pati 0,5 , serat kasar, lignin, dan lain-lain 22 Indrawati dan Devijanti, 1996 cit Handajani, 2002.

3. Khasiat teh hijau

Teh hijau berkhasiat sebagai antioksidan, antimutagenik, antibakteri, hipokolesterolemik, dan pencegah kanker Hartoyo, 2003.

B. Flavonoid 1. Pengertian flavonoid

Flavonoid adalah senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C 6 -C 3 -C 6 yaitu dua cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan tiga karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga. Untuk mempermudah, cincin diberi tanda A, B, dan C gambar 1. Atom karbon dinomori menurut sistem penomoran yang menggunakan angka biasa untuk cincin A dan C, serta angka beraksen untuk cincin B, tetapi khusus untuk khalkon, sistem penomorannya dimodifikasi Markham, 1988. Gambar 1 . Kerangka dasar flavonoid beserta penomorannya O HO OH OH OH R 1 OR 2 2 1 3 4 4a 5 6 7 8 8a 1 2 3 4 5 6 C O OH OH OH = X O HO OH OH OH R 1 OR 2 2 1 3 4 4a 5 6 7 8 8a 1 2 3 4 5 6

2. Flavonoid dalam teh hijau

Zat bioaktif yang ada dalam teh, terutama merupakan polifenol golongan flavonoid yaitu flavanol tipe katekin dan flavonol Hartoyo, 2003. Komponen katekin teh yang utama gambar 2 adalah epigalokatekin galat EGCG, epikatekin galat ECG, epigalokatekin EGC, dan epikatekin EC Hartoyo, 2003. Keempat komponen katekin tersebut merupakan antioksidan utama dalam teh hijau Rohdiana, 2001. Epikatekin: R 1 = R 2 = H Epigalokatekin: R 1 = OH, R 2 = H Epikatekin galat: R 1 = H, R 2 = X Epigalokatekin galat: R 1 = OH, R 2 = X Katekin: R 1 = R 2 = H Galokatekin: R 1 = OH, R 2 = H Katekin galat: R 1 = H, R 2 = X Galokatekin galat: R 1 = OH, R 2 = X Gambar 2 . Struktur kimia katekin teh dan epimernya Flavonol utama yang ada dalam teh adalah kuersetin, kemferol, dan mirisetin gambar 3. Flavonol ini, terutama terdapat dalam bentuk glikosidanya O H O OH R 2 OH R 3 R 1 O 2 1 3 4a 5 6 7 8 8a 1 2 3 4 5 6 4 berikatan dengan molekul gula dan sedikit dalam bentuk aglikonnya Hartoyo, 2003. Mirisetin : R 1 = R 2 = R 3 = OH Kuersetin : R 1 = R 2 = OH, R 3 = H Kemferol : R 1 = OH, R 2 = R 3 = H Gambar 3. Struktur flavonol teh

3. Sifat antioksidan flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa pereduksi yang baik dan banyak menghambat reaksi oksidasi dan bertindak sebagai penangkap radikal yang baik dari radikal hidroksil dan superoksida Robinson, 1995. Flavonoid memiliki potensial reduksi rendah 0,23 E 7 0,75 sehingga dapat mereduksi secara termodinamik radikal bebas dengan potensial oksidasi sebesar 2,13-1,0 V Siswono, 2003. Aktivitas sebagai antioksidan dimiliki oleh sebagian besar flavonoid disebabkan oleh adanya gugus hidroksi fenolik dalam struktur molekulnya. Ketika bereaksi dengan radikal bebas, flavonoid membentuk radikal baru yang distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik. Hal ini menyebabkan fase propagasi pada reaksi radikal bebas tersebut dapat dihambat Cuvelier et al., 1991 cit Rohdiana, 2001.

4. Penyarian Flavonoid

Pelarut-pelarut alkoholik umumnya merupakan pelarut pilihan untuk mengekstraksi semua golongan flavonoid. Biasanya digunakan metanol, etanol, dan propanol. Bahan-bahan segar dapat diekstraksi dengan pelarut alkohol absolut. Bahan-bahan kering dan berkayu dapat digunakan alkohol berair Harborne, 1987. Glikosida flavonoid kurang larut dalam pelarut organik dan lebih mudah larut dalam air dibanding bentuk aglikonnya. Pengekstraksian kembali larutan dalam air dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air tetapi agak polar sering kali bermanfaat untuk memisahkan bentuk aglikon dari senyawa yang lebih polar. Etil asetat merupakan pelarut yang baik untuk menangani katekin dan proantosianidin dengan cara ini Robinson, 1995.

C. Metode Penyarian

Dokumen yang terkait

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Polivinil Pirolidon Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 76

Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun Artocarpus Altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β-Siklodekstrin dan Hidroksi Propil Metilselulosa Menggunakan Metode Pencampuran Kneading

1 12 70

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode Deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun jambu mete (Anacardium occidentale L.).

3 9 129

Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode deoksiribosa dan penetapan kandungan fenolik total pada fraksi etil asetat ekstrak etanol buah jambu mete (Anacardium occidentale L.).

0 2 108

Uji aktivitas antioksidan dengan metode spektrofotometri visibel menggunakan deoksiribosa dan penentuan kadar flavonoid total fraksi etil asetat buah ketapang [Terminilia catappa L.].

4 22 122

Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak etanol teh hijau dan teh hitam dengan metode deoksiribosa.

0 2 95

EFEK FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL A

0 0 6

Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil oleh ekstrak etanol teh hijau dan teh hitam dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 93

Uji antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol teh hijau melalui penangkapan radikal hidroksil dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 90

Uji aktivitas penangkapan radikal hidroksil fraksi etil asetat ekstrak metanolik alga coklat sargassum hystrix v. buxifolium [chauvin] j. argardh dengan metode deoksiribosa - USD Repository

0 0 111