Peter dan Olson 1999 dalam Simamora 2003 menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi,
keputusan adalah soal pilihan. Untuk lebih jelasnya mereka menyatakan bahwa keputusan meliputi suatu pilihan ―antara dua atau lebih alternatif
tindakan atau perilaku‖. Sastradipora 2003 menyatakan bahwa: ―perilaku konsumen adalah proses dimana para individu menetapkan jawaban atas
pertanyaan: perlukah, apakah, kapankah, dimanakah, bagaimanakah, dan dari siapakah membeli barang atau jasa‖. Solomon 2003 menyatakan
bahwa, ―consumer behavior is the process involved when individuals or groups selest, purchase, use, adn dispose of goods, services, ideas, or
experiences to satisfy their needs and desires”. Yang dapat diartikan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan
seseorang ataupun
suatu kelompok
untuk memilih,
membeli, menggunakan dan memanfaatkan barang-barang, pelayanan, ide, ataupun
pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
D. Minat Beli Konsumen
Minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan
pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian Assael, 2001. Mehta 1994: 66 mendefinisikan
minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang
diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pengertian minat beli menurut Howard 1994 Durianto dan Liana, 2004:
44 adalah minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak
unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Dapat dikatakan bahwa minat beli merupakan pernyataan mental dari konsumen yang
merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli
konsumen terhadap suatu produk, baik para pemasar maupun ahli ekonomi menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen
dimasa yang akan datang. Sedangkan definisi minat beli menurut Kinnear dan Taylor 1995
Thamrin, 2003: 142 adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Rossiter dan Percy 1998: 126 mengemukakan bahwa minat beli merupakan
instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan
seperti mengusulkan pemrakarsa merekomendasikan influencer, memilih, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.
Menurut Schiffman dan Kanuk 1994 dalam Albari 2002 menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang
memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai
motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya
rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan
orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
D.1 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Swastha dan Irawan 2001 mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan
perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat
minat membeli, ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat. Super dan Crites Lidyawatie, 1998 menjelaskan bahwa
ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat, yaitu : a.
Perbedaan pekerjaan, artinya dengan adanya perbedaan pekerjaan seseorang dapat diperkirakan minat terhadap
tingkat pekerjaan yang ingin dicapainya, aktivitas yang dilakukan, penggunaan waktu senggangnya, dan lain-lain.
b. Perbedaan sosial ekonomi, artinya seseorang yang
mempunyai sosial ekonomi tinggi akan lebih mudah mencapai
apa yang
diinginkannya daripada
yang mempunyai sosial ekonomi rendah.
c. Perbedaan hobi atau kegemaran, artinya bagaimana
seseorang menggunakan waktu senggangnya. d.
Perbedaan jenis kelamin, artinya minat wanita akan berbeda dengan minat pria, misalnya dalam pola belanja.
e. Perbedaan usia, artinya usia anak-anak, remaja, dewasa dan
orangtua akan berbeda minatnya terhadap suatu barang, aktivitas benda dan seseorang.
Sedangkan menurut Kotler, Bowen, dan Makens 1999 terdapat dua faktor yang mempengaruhi minat beli seseorang
dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu situasi tidak terduga Unexpected situation dan sikap terhadap orang
lain Respect to Others. Untuk memahami proses motivasi yang mendasari dan mengarahkan perilaku konsumen dalam
melakukan pembelian perlu dipahami beberapa konsep antara lain;
a. Teori ekonomi mikro
Menurut teori ini keputusan membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Teori
ini didasarkan pada asumsi yaitu: 1.
Bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimumkan kepuasannya dalam batas-batas
kemampuan finansialnya.
2. Bahwa ia mempunyai pengetahuan tentang beberapa
alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhannya. 3.
Bahwa ia selalu bertindak rasional. b.
Teori Psikologis Ada beberapa teori yang termasuk dalam teori
psikologis yang secara garis besar dapat dibagi dalam 2 bagian yaitu, teori belajar dan teori psikoanalitis. Teori
psikologis ini mendasarkan pada penerapan teori psikologis yang berpendapat bahwa pada umumnya
manusia selalu didorong untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.
c. Teori Psikoanalitis
Teori Psikoanalitis didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh adanya keinginan
yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Perilaku manusia ini adalah merupakan hasil kerja sama
dari ketiga aspek dalam struktur kepribadian manusiaa yaitu, id, ego dan super ego.
d. Teori Antropologis
Menurut teori ini bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh kultur yang terdiri dari masyarakat
sekitar, kelas sosial yang berlaku serta keluarga.
D.2 Minat Pembelian Ulang Future Intention
Pembelian ulang repeat purchase menurut PeterOlsen 2002 adalah: Kegiatan pembelian yang dilakukan lebih dari
satu kali atau beberapa kali. Kepuasan yang diperoleh seorang konsumen, dapat
mendorong ia melakukan pembelian ulang repeat purchase, menjadi loyal terhadap produk tersebut ataupun loyal terhadap
toko tempat dia membeli barang tersebut sehingga konsumen dapat menceritakan hal-hal yang baik kepada orang lain.
Menurut Schiffman Kanuk 2000 perilaku pembelian ulang itu sangat berhubungan dengan konsep dari brand
loyalty, dimana kebanyakan perusahaan mendukung karena hal ini memilki kontribusi yang besar untuk kestabilan yang baik di
dalam marketplace. Zeithalm et al 1996 menekankan bahwa pentingnya mengukur minat beli kembali future intention
pelanggan untuk mengetahui keinginan pelanggan yang tetap setia meninggalkan suatu barang jasa. Konsumen yang
merasa senang dan puas akan barang jasa yang telah dibelinya, akan berpikir untuk membeli ulang kembali barang
jasa tersebut. Pembelian yang berulang akan membuat konsumen menjadi loyal terhadap suatu barang jasa Band,
1991.
E. Rokok