3. Kanker Paru-paru
Insiden kanker paru biasanya banyak terjadi pada usia 40 tahun ke atas. Selain itu, ras, riwayat keluarga dan merokok juga sangat
mempengaruhi insiden kanker paru-paru. Saat ini, tingginya insiden kanker paru-paru di Indonesia meningkat, yang meninggal akibat kanker
paru-paru setiap tahun meningkat. Menurut statistik yang terkait, gejala awal kanker paru-paru sekitar dua puluh persen orang akan batuk, dahak
berdarah dan gejala lain dari kanker paru-paru, sedangkan delapan puluh persen orang tidak memiliki gejala-gejala ini, oleh karena itu, adalah
sangat penting bagi setiap orang untuk lebih memahami gejala awal kanker paru-paru dan faktor-faktor yang menyebabkan kanker paru-paru.
Dengan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan terus- menerus meningkatkan peralatan medis rumah sakit modern yang dapat
membantu deteksi dini kanker. Dimana tempat yang bagus untuk pengobatan kanker paru-paru? Apakah Modern Cancer Hospital
Guangzhou bagus untuk pengobatan kanker paru-paru? Para ahli mengatakan bahwa diagnosis dini sangat penting untuk meningkatkan
efektivitas terapi. Hal ini dimengerti bahwa, menderita kanker paru-paru mungkin
memiliki gejala berikut. Yang pertama: batuk, kebanyakan adalah batuk kering yang tidak banyak mengeluarkan dahak, gejala ini banyak muncul
pada saat kelelahan. Karena munculnya tidak memiliki waktu yang pasti, maka tidak memiliki posisi tetap demikian pula dengan tubuh manusia
tidak ada hubungan. Kedua: sebagian besar disebabkan oleh nekrosis akibat kanker, ada memiliki fenomena hemoptisis, fenomena ini sifatnya
berkelanjutan, efek pengobatan tidak dapat dikontrol. Ketiga: tunggu sampai pertengahan-waktu kanker paru-paru, fenomena sesak didada akan
muncul, menampilkan semua jenis fenomena nyeri tersembunyi. Apa penyebab utama kanker paru-paru? Merokok adalah faktor
utama penyebab penyakit pada masyarakat. Dengan demikian, untuk beberapa perokok abadi, terutama di usia empat puluh atau lebih, orang
yang hidup dalam kehidupan kota memiliki resiko terkena kanker paru- paru lebih tinggi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa perokok lelaki
yang telah berkeluarga, kemungkinan terjadinya kanker pada mereka dibanding dengan keluarga yang tidak merokok lebih besar dua kali lipat;
anak-anak yang sering bertelanjang di tengah-tengah asap rokok, pada masa depan jangka panjang, akan tiga kali lipat memiliki risiko kanker
lebih tinggi daripada yang lain. Masih banyak penyakit mematikan yang disebabkan oleh merokok
yang tidak dihiraukan oleh para perokok dan hal ini yang sebenarnya berakibat fatal. Oleh karena itu tujuan pemerintah memberlakukan
peraturan dan pengemasan peringatan bahaya rokok menggunakan gambar penyakitnya secara langsung akan sangat membantu para perokok untuk
melihat lebih jelas bahaya apa yang akan mereka dapati apabila terus- menerus mengkonsumsi rokok.
G. Peringatan Bergambar
1. Gambar Kesehatan di Bungkus Rokok
Penelitian menunjukkan sebagian besar perokok tak menyadari bahaya sesungguhnya dari racun nikotin. Mereka hanya cukup paham
rokok berbahaya. Bahkan di negara-negara maju yang publikasi bahaya rokok begitu luas, perokoknya tidak perduli terhadap yang mengancam
mereka dan orang di sekelilingnya. Munculnya peringatan bahaya rokok berupa gambar dampak nyata nikotin dibungkusnya, antara lain, timbul
karena fakta yang disimpulkan dari berbagai survei dan penelitian tersebut. Selama ini publikasikan luas itu hanya berupa teks sehingga tidak efektif
menyadarkan para pecandu maupun perokok baru. Dengan gambar, yang tidak membutuhkan kerja otak lebih keras seperti pada pembacaan teks,
diharapkan kampanye pengetahuan itu bisa lebih efektif. Tapi gambar saja belum tentu efisien sesuai dengan tujuannya. Penelitian Cunningham pada
2009 menunjukkan bahwa ada beberapa kriteria agar peringatan bergambar itu dipahami dengan mudah oleh publik. Kriteria itu antara lain:
Luas gambar 50 persen dari permukaan depan dan belakang bungkus rokok dibagian atas.
Berwarna dan tidak tertutup selubung sehingga muda dilihat. Pesan menunjukkan besarnya risiko merokok.
Pesan bergambar akan lebih efektif mencapai sasaran terutama di negara-negara yang tingkat melek hurufnya rendah
—jumlah perokok terbanyak dari kalangan ini. Maka wajar jika kampanye mengkonsumsi