digunakan sebagai alat untuk menilai kondisi wanita, terutama dalam upaya menemukan kondisi in situ lesi prakanker Sarjadi, 1995
2.1.8 Pengobatan Kanker Serviks
Pengobatan kanker sangat bervariasi, bergantung pada tahap stadium pada saat penangananya.Perlu ditekankan kepada setiap orang bahwa penanganan kanker
tidak selalu harus berakhir diujung pisau bedah atau sinar laser yang menyakitkan, serta serangkaian kemoterapi yang juga tidak ringan dirasakan. Berikut beberapa
uraian singkat mengenai langkah-langkah pengobatan yang lazim dilakukan untuk melawan kanker serviks Nurcahyo,2010.
1. Vaksinasi
Vaksin diberikan sebagai pencegahan kanker.Namun pada tahap lesi pra kanker terutama pada dysplasia ringan dan sedang, vaksin dapat diberikan sebagai
upaya membantu pertahanan tubuh dan membasmi infeksi HPV yang sudah mulai terjadi.
2. Radiografi
Radioterapi atau penyinaran adalah pengobatan dengan mengunakan sinar ion dari jenis sinar X, sinar Gamma, atau gelombang panas Hipertermia yang
ditembakkan kesel-sel kanker.Metode ini dianggap cukup akurat dan aman. Menurut Nurcahyo 2010, radioterapi memiliki beberapa efek samping bagi
pengidap kanker serviks yang mengunakan metode ini yaitu: - Rasa lelah luar biasa sampai sekitar satu minggu setelah penyinaran biasanya
dokter akan menerangkan penderita tetap beraktivitas meski merasa sangat lelah 21
Universitas Sumatera Utara
- Kerontokkan rambut ke area yang disinari Kulit memerah dan gatal, kulit menjadi gelap, area kulit yang disinari harus
mendapat udara cukup namun terlindung dari sinar matahari langsung. Kulit menjadi kurang lentur, hal ini juga akan dapat dialami vagina jika kurang
mendapatkan penyinaran oleh karenanya, setelah dilakukan penyinaran pasien tidak boleh berhubungan seksual selama beberapa waktu tertentu keluhan diare
dan sering buang air kecil.
3. Konisasi
Konisasi adalah semacam operasi, namun tidak seperti operasi besar, hanya menggangkat jaringan selaput lendir serviks. Konisasi dilakukan apabila hasil
Sitologi meragukan, konisasi dilakukan mengunakan pisau bedah khusus. Sesudah konisasi biasanya akan dilakukan kuretase.
4. Histerektomi
Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim. Biasanya histerektomi dihindari oleh pengidap kanker yang masih berusia muda, sebab setelah menjalani
histerektomi ia tidak bisa lagi mengandung, juga dapat membawa risiko berupa rasa sakit dan menopause dini bagi yang menjalaninya. Biasanya hal ini dilakukan sebagai
pilihan terakhir.
5. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan kanker mengunakan obat-obatan dosis tinggi yang telah dirancang untuk aktif bekerja didalam sel. Kemoterapi diberikan baik
sebagai pengobatan tunggal, maupun sebagai pendukung pasca Biopsy.Pengobatan 22
Universitas Sumatera Utara
jenis ini bekerja didalam sel dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker serta meningkatkan daya kekebalan tubuh yang diharapkan dapat menghentikan
perkembangan sel kanker.Pada kasus stadium IV atau IIIB di mana kondisi penderita tidak memungkinkan untuk dioperasi karena tingkat penyebaran kankernya yang
telah meluas, atau faktor daya tahan penderita terhadap risiko operasi, kemoterapi juga bisa dijalankan sebagai pengobatan paliattif yang berfungsi mengurangi rasa
sakit dan membuat penderita memiliki semangat untuk menjalani sisa hidup dengan lebih baik.
Terdapat beberapa efek samping dari kemoterapi, meskipun tidak terlalu sama pada setiap penderita. Kemoterapi dapat mengakibatkan kerontokkan rambut, kulit
menjadi gelap, perdarahan dibawah kulit, berkurangnya nafsu makan, dan mual atau muntah.Hal ini dapat memegaruhi sel pada akar rambut dan dindin saluran cerna
untuk mempercepat pembelahan dan regenerasi. Kemoterapi juga dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah. Jika sel
darah terpengaruh, maka sel darah mengalami pengaruh yang sama halnya dengan yang dialami sel kanker, yaitu terlambat proses regenerasinya. Itu berarti produksi sel
darah merah mengangkut oksigen dan nutrisi, sel darah putih menahan infeksi, dan keeping darah pembeku darah juga akan terlambat. Akibatnya penderita akan
lemas, mudah infeksi, mudah memar dan mengalami perdarahan yang sulit membeku seperti pada penderita diabetes.
23
Universitas Sumatera Utara
6. Terapi Biologis
Terapi Biologis adalah pengobatan pada kanker telah menyebar kebagian tubuh lain. Terapi ini biasanya mengunakan Interveron dan dikombinasikan dengan
kemoterapi.Prinsip kerja dan tujuan terapi ini adalah membantu tubuh penderita untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mempertahankan kinerja sel-sel normal, agar
tubuh tetap mendapat asupan nutrisi yang cukup.
7. Terapi Alternatif dan Tradisional
Di Indonesa banyak sekali terapi alternatif yang menawarkan kesembuhan penderita dari kanker.Seperti bekam, akupuntur, bioenergi, terapi herbal.
Selain menjalani upaya pengobatan, pengidap kanker juga harus melakukan berbagai upaya positif lainnya antara lain:
- Memperkuat semangat untuk tetap berpikir positif. Untuk ini, pengidap membutuhkan dukungan keluarga dan orang-orang sekitar
- Mengubah pola makan. Banyak sekali pemicu dan faktor risiko yang berasal dari pola makan kita. Pahami jenis-jenis makanan yang harus menjadi pantangan dan
makanan yang dianjurkan untuk pengidap kanker. - Mengubah pola hidup yang kita jalani sehari-hari juga memungkinkan menjadi
salah satu faktor risiko terserang kanker. Dimana menyangkut aktivitas kerja, olahraga, aktivitas seksual, hingga cara berfikir, dan sisi spiritual.
24
Universitas Sumatera Utara
2.2 Keterlambatan Pengobatan