Tanda dan Gejala Kanker Serviks

4. Perempuan yang merokok. Perempuan perokok mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita kanker serviks dari pada perempuan yang tidak merokok 5. Frekuensi persalinan. Perempuan yang sering melahirkan memiliki risiko menderita kanker serviks lebih tinggi. Begitu pula dengan perempuan yang kehamilan pertamanya cepat. 6. Tingkat sosial ekonomi yang rendah. Perempuan dengan tingkat ekonomi yang rendah mempunyai risiko lebih tinggi menderita kanker serviks daripada perempuan dengan tingkat sosial ekonomi menenggah atau tinggi. Hal ini berkaitan dengan asupan gizi serta status imunitas. 7. Pengguna obat imunosupresanpenekan kekebalan tubuh, misalnya pasca transplantasi organ, termasuk kelompok risiko tinggi terkena kanker serviks 8. Riwayat terpapar infeksi menular seksual IMS juga meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Hal ini karena HPV bisa ikut tertularkan bersamaan dengan penyebab penyakit kelamin lainnya saat terjadi hubungan kelamin.

2.1.3 Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Awal gejala atau stadium awal kanker serviks memang sulit terdeteksi.Pada tahap prakanker atau dysplasia sampai dengan stadium I, tidak ada keluhan yang dirasakan oleh penderita.Namun, menginjak stadium IA-IIIB, keluhan muncul, misalnya keluar darah sewaktu berhubungan seks. Sedangkan pada stadium IVB, sel kanker biasanya mudah menjalar keotak dan paru-paru sehingga nyawa sipenderita semakin sulit untuk diselamatkan Dalimarta, 2004 10 Universitas Sumatera Utara Keputihan yang berulang dan nyeri pinggang belum tentu penyakit batu ginjal. Ada kemungkinan lain yaitu kanker serviks. Pada 95 lesi prakanker tidak terdapat gejala, hanya berupa rasa kering di vagina, keputihan yang berulang dan tidak sembuh-sembuh walau sudah diobati. Menurut Sarjadi, 1998 gejala klinis jika sudah menjadi kanker serviks dapat dibedakan dalam beberapa stadium kanker serviks yaitu sebagai berikut: 1. Gejala awal a. Perdarahan per vagina, berupa perdarahan pascasenggamaatau perdarahan spontan diluar masa haid. Perdararahan pascasenggama bisa terjadi bukan disebabkan oleh adanya kanker serviks, melainkan karena iritasi atau mikro lesi atau luka-luka kecil di vagina saat bersenggama. Serviks yang normal konsistensinya kenyal dan permukaannya licin. Adapun serviks yang sudah berubah menjadi kanker bersifat rapuh, mudah berdarah dan diameternya membesar. Serviks yang rapuh tersebut akan mudah berdarah pada saat aktivitas seksual sehingga terjadi perdarahan pascasenggama. Oleh karena itu, apapun bentuk perdarahan pascasenggama sudah sehusnya diperiksakan untuk melihat adanya tanda-tanda kanker serviks. b. Keputihan yang berulang, tidak sembuh-sembuh walaupun sudah diobati. Keputihan biasanya berbau, gatal dan panas. Cairan yang keluar dari lesi prakanker ditambah infeksi oleh kuman, bakteri ataupun jamur. Keputihan yang normal memiliki cirri-ciri seperti 11 Universitas Sumatera Utara terjadi menjelang haid, lender jernih, tidak berbau dan tidak gatal. Keputihan yang wajar bisa terjadi pada semua wanita disebabkan karena kelembapan serta kebersihan yang kurang pada daerah kewanitaan. Keputihan yang harus diwaspadai adalah keputihan terjadi bersamaan dengan penyakit kelamin, misalnya Gonorea kencing bernanah dan Sifilis, karena virus HPV bisa ditularkan bersamaan dengan kuman penyebab penyakit kelamin tersebut. 2. Gejala lanjut: cairan keluar dari liangvagina berbau tidak sedap, nyeri panggul, pinggang dan tungkai, gangguan berkemih, nyeri dikandung kemih dan rectum anus. Keluhan ini muncul karena pertumbuhan kanker tersebut mendekat mendesak ataupun menginvasi organ disekitarnya. 3. Kanker telah menyebar metastasis: timbul gejala sesuai dengan organ yang terkena, misalnya penyebaran diparu-paru, hati, dan tulang. 4. Kambuh residif: terjadi pembengkakan pada tungkai satu sisi, nyeri panggul menyalar ke tungkai dan gejala pembantuan pada saluran kemih obstruksi ureter. Menurut Andrijono 2003, kelainan prakanker sering kali tanpa gejala. Namun, kadang bisa ditemukan gejala seperti: 1. Keputihan lekore 2. Perdarahan setelah senggama yang kemudian berlanjut menjadi perdarahan yang abnormal 3. Perdarahan antara haid atau setelah masa menopause 12 Universitas Sumatera Utara 4. Rasa berat dibagian perut bawah 5. Rasa kering di vagina 6. Bila kanker sudah masuk dalam stadium invasif, keluar cairan berwarna kekuning-kuningan, berbau, dan dapat bercampur dengan darah 7. Timbul gejala kekurangan darah anemia bila terjadi perdarahan kronis, misalnya pucat, lesu, mudah lelah, mengantuk, berdebar dan sebagainya. 8. Timbul nyeri di tempat-tempat lain bila sudah terjadi penyebaran metastasis 9. Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus karena kurang gizi, edema kaki, iritasi kandung kemih dan poros usus besar bagian bawah rektum, terbentuk fistel vesikovaginal atau rektrovaginal

2.1.4 Pencegahan Kanker Serviks