Jenis Kelamin dan Tingkat Kebiasaan Belajar

24 pemahaman yang diperoleh dalam kelas dengan keadaan nyata di lapangan melalui kegiatan observasi yang dilakukannya. Dengan mengkaji bahan dari sumber masyarakat ini tiap-tiap siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai bahan materi mata pelajaran yang dipelajari tiap siswa.

D. Jenis Kelamin dan Tingkat Kebiasaan Belajar

Jenis kelamin merupakan identitas diri sebagai laki-laki atau perempuan yang diperoleh sejak pembuahan. Namun demikian tiap-tiap orang baru menyadari bahwa ia laki-laki atau perempuan setelah berusia kira-kira dua tahun. Menurut Sears, dkk “pengetahuan bahwa kita adalah pria atau wanita, penghayatan kita terhadap identitas jenis kelamin, diperoleh pada saat-saat awal kehidupan” Sears, dkk 1985 : 203. Menurut Sears pada usia dua atau tiga tahun anak-anak sudah menyadari jenis kelaminnya dan dapat mengatakan kepada orang lain tentang jenis kelamin yang dimilikinya. Perbedaan jenis kelamin sebagai laki-laki atau perempuan juga nampak dalam kebiasaan belajar siswa mempelajari suatu bahan pelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin pada tahun 1974 mengenai kemampuan verbal dan sifat agresif pada diri laki-laki dan perempuan menyimpulkan bahwa perbedaan jenis kelamin hanya terjadi dalam empat hal, yaitu: 1. Wanita memperoleh nilai lebih tinggi daripada pria dalam kemampuan verbal seperti membaca dan kosa kata. 2. Pria mendapat nilai lebih tinggi daripada wanita dalam kemampuan matematika. 25 3. Pria mendapat nilai lebih tinggi daripada wanita dalam kemampuan visual-spasial. 4. Pria lebih agresif daripada wanita Sears, dkk 1985 : 212. Sebagian sumber utama bahan mata pelajaran ekonomi adalah sumber tertulis berupa buku catatan, buku pelajaran, buku ilmu, buku kamus, majalah atau surat kabar. Keadaan ini menuntut tiap-tiap siswa mempelajari bahan dari sumber bahan tersebut. Siswa diharapkan teratur mempelajari bahan dari sumber-sumber tertulis dan membentuk kebiasaan, menelaah bahan pelajaran dari sumber ilmiah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat kebiasaan belajar para siswa putera dan para siswa puteri dalam pelajaran ekonomi. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. “Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan” Furchan, 2004 : 447. Gejala yang diteliti adalah tingkat kebiasaan belajar siswa dalam pelajaran ekonomi para siswa kelas XI Program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 20072008.

B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa

a. Item-item kuesioner Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” Furchan, 2004 : 260. Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa ini terdiri dari empat bagian, yaitu pendahuluan, identitas diri siswa, petunjuk pengisian dan item pertanyaan. Item-item pertanyaan dalam Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa dalam pelajaran ekonomi dirinci sebagai berikut: 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI