Pembahasan Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

39 47 41 37 51 651 320 88 2 2 − = χ 249 . 636 . 3 561 . 109 88 2 × = χ 249 . 636 . 3 368 . 641 . 9 2 = χ 65 , 2 2 = χ Nilai dengan taraf signifikansi 5 dan derajat tabel kebebasan 1 adalah 3,841. Nilai empiris nilai tabel. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol diterima dan hipotesis penelitian ditolak. Jadi, tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat kebiasaan belajar para siswa putera dan puteri kelas XI program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dalam pelajaran ekonomi tahun ajaran 20072008. 2 χ 2 χ 2 χ

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian berikut di bawah ini dilakukan dengan berdasarkan pada kajian teoritis. Hasil penelitian dan pembahasan tingkat kebiasaan belajar para siswa dalam pelajaran ekonomi adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa Putera dan Siswa Puteri a. Jumlah siswa putera yang memiliki tingkat kebiasaan belajar tinggi dalam pelajaran ekonomi lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh tiap-tiap siswa kelas XI program IPS. Tiap-tiap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 siswa diharapkan dapat mencapai tujuan mata pelajaran ekonomi melalui kegiatan yang dilakukannya secara teratur dan tetap, sehingga akan membentuk suatu kebiasaan baginya dalam belajar ekonomi. Mata pelajaran ekonomi wajib ditempuh di kelas XI program IPS, karena itu siswa yang masih memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah dalam pelajaran ekonomi perlu mendapatkan bantuan untuk meningkatkan kebiasaan belajar dalam pelajaran ekonomi. Siswa yang sudah memiliki tingkat kebiasaan belajar tinggi dalam pelajaran ekonomi perlu mempertahankan kebiasaan belajar dalam pelajaran ekonomi. Guru mata pelajaran membantu siswa yang masih memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah dalam pelajaran ekonomi dengan memberikan petunjuk dan melakukan latihan-latihan dan mendampingi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran. Guru pembimbing membantu para siswa yang masih memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah dalam pelajaran ekonomi melalui program konseling, khususnya latihan menggunakan metode mempelajari bahan pelajaran dari sumber tertulis yaitu metode SQ3R seperti yang dikemukakan pada halaman 22 dan 23 skripsi ini. b. Jumlah siswa puteri yang memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah dalam pelajaran ekonomi lebih banyak daripada jumlah siswa yang memiliki tingkat kebiasaan belajar tinggi Mata pelajaran ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib ditempuh tiap-tiap siswa kelas XI program IPS. Tiap-tiap 41 siswa diharapkan dapat mencapai tujuan mata pelajaran ekonomi melalui kegiatan yang dilakukannya secara teratur dan tetap, sehingga akan membentuk suatu kebiasaan baginya dalam belajar ekonomi. Mata pelajaran ekonomi wajib ditempuh di kelas XI program IPS, karena itu siswa yang masih memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah dalam pelajaran ekonomi perlu mendapatkan bantuan untuk meningkatkan kebiasaan belajar dalam pelajaran ekonomi. Siswa yang sudah memiliki tingkat kebiasaan belajar tinggi dalam pelajaran ekonomi perlu mempertahankan kebiasaan belajar dalam pelajaran ekonomi. Siswa yang memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah dalam pelajaran ekonomi perlu mendapatkan bantuan dari guru mata pelajaran dan dari guru pembimbing. Guru mata pelajaran membantu siswa dengan memberikan petunjuk dalam melakukan latihan dan menuntun mereka dalam memahami bahan pelajaran. Guru pembimbing membantu siswa melalui kegiatan konseling belajar dengan latihan menggunakan metode mempelajari bahan pelajaran dari sumber tertulis yaitu metode SQ3R seperti yang dikemukakan pada halaman 22 dan 23 skripsi ini. 2. Tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat kebiasaan belajar para siswa putera dan puteri kelas XI program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dalam pelajaran ekonomi tahun ajaran 20072008. Hal ini berarti jenis kelamin siswa tidak menjadi sebab tinggi atau rendah kebiasaan belajar seorang siswa. Kebiasaan belajar merupakan usaha tiap siswa yang secara tekun menggunakan cara-cara belajar yang diperoleh 42 dalam pengajaran kelas mata pelajaran dan dalam pelatihan metode belajar dalam bimbingan dan konseling belajar. 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN