Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei. “Penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan” Furchan, 2004 : 447. Gejala yang diteliti adalah tingkat kebiasaan belajar siswa dalam pelajaran ekonomi para siswa kelas XI Program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta tahun ajaran 20072008.

B. Alat Pengumpul Data

1. Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa

a. Item-item kuesioner Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa dengan bentuk tertutup. “Kuesioner bentuk tertutup berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut” Furchan, 2004 : 260. Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa ini terdiri dari empat bagian, yaitu pendahuluan, identitas diri siswa, petunjuk pengisian dan item pertanyaan. Item-item pertanyaan dalam Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa dalam pelajaran ekonomi dirinci sebagai berikut: 26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 Tabel 2. Kuesioner Tingkat Kebiasaan Belajar Siswa dalam Pelajaran Ekonomi Para Siswa Kelas XI Program IPS SMA BOPKRI 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20072008 No. Aspek Nomor Item Jumlah Item 1 Membaca 1, 12, 26, 27, 36, 37, 52, 53 8 2 Menghafal 2, 13, 33 3 3 Merumuskan 3, 9, 14, 21, 34, 48, 49, 56, 61, 62 10 4 Mencatat 4, 5, 10, 16, 17, 23, 30, 31, 32, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 54, 55, 60 20 5 Mengerjakan tugas 6, 11, 15, 22, 29 5 6 Menggunakan sumber bahan 7, 8, 18, 20, 24, 28, 35, 68 8 7 Meringkas 19, 25 2 8 Mendengar 38, 39 2 9 Latihan 50, 51, 57, 63, 67 5 10 Observasi 58, 59, 66 3 11 Membuat kesimpulan 64, 65, 69, 70 4 Total jumlah item 70 b. Skoring Pemberian skor tiap pernyataan sebagai berikut: Selalu = 4; Banyak Kali = 3; Kadang-kadang = 2; Tidak Pernah = 1. c. Kategori Ada dua kategori yaitu rendah dan tinggi. Penggunaaan dua kategori atas pertimbangan: 1. Segi bimbingan dan konseling Bimbingan dan konseling merupakan salah satu proses pengembangan diri siswa di sekolah. Siswa yang memiliki tingkat kebiasaan belajar tinggi ditingkatkan melalui kegiatan bimbingan belajar yang dilakukan secara klasikal oleh guru pembimbing bersama siswa. Siswa yang memiliki tingkat kebiasaan belajar rendah ditingkatkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 melalui kegiatan konseling belajar yang dilakukan oleh guru pembimbing bersama siswa. Hal inilah yang menjadi pertimbangan dalam penggunaan dua kategori yaitu rendah dan tinggi. 2. Segi pendekatan statistik Menurut Sudjana, “statistik dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan” Sudjana, 2002 : 2. Skor-skor yang diperoleh siswa dan disusun dalam tabel dan dihitung Meannya, maka diperoleh sebuah nilai kelompok. Mean merupakan nilai yang paling stabil. Menurut Hadi: “Oleh karena kerapkali kita hanya dapat menguji sekelompok kecil anak-anak untuk menaksir kelompok anak-anak yang lebih besar jumlahnya, stabilitas ini merupakan unsur statistik yang sangat penting. Dalam hal semacam ini melaporkan atau mendasarkan diri pada Mean akan lebih tepat” Hadi, 2004 : 59. Siswa yang memperoleh skor ≥ Mean termasuk dalam kategori tinggi dan siswa yang memperoleh skor Mean termasuk kategori rendah.

2. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner