adalah mencari absorban atau beda absorban tiap-tiap komponen yang memberikan korelasi yang linier terhadap konsentrasi, sehingga akan dapat
dihitung masing-masing kadar campuran zat tersebut secara serentak atau salah satu komponen dalam campurannya dengan komponen yang lainnya Mulja dan
Suharman, 1995.
1. Kemungkinan I
Spektra tidak tumpang tindih, atau sekurangnya dimungkinkan untuk menemukan suatu panjang gelombang dimana X menyerap dan Y tidak, serta
panjang gelombang serupa untuk mengukur Y. Situasi kemungkinan I dapat dilihat pada gambar 4. Konstituen X dan Y semata-mata diukur masing-masing
pada panjang gelombang λ
1
dan λ
2
Day and Underwood, 1996.
X Y
a b
s o
r b
a n
λ
1
λ
2
Panjang gelombang Gambar 4. Spektra absorpsi senyawa X dan Y tidak ada tumpang
tindih pada dua panjang gelombang yang digunakan Day and Underwood, 1996
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Kemungkinan II
Tumpang tindih satu-cara dari spektra: seperti ditunjukkan pada gambar 5, Y tidak mengganggu pengukuran X pada
λ
1
, tetapi X memang menyerap cukup banyak bersama-sama Y pada
λ
2
. Pendekatan soal ini pada prinsipnya sederhana. Konsentrasi X ditetapkan langsung dari absorbans larutan pada
λ
1
. Kemudian absorbans yang disumbangkan oleh larutan X pada
λ
2
dihitung dari absortifitas molar X pada
λ
2
, yang telah diketahui sebelumnya. Sumbangan ini dikurangkan dari absorbans terukur larutan pada
λ
2
sehingga akan diperoleh absorban yang disebabkan oleh Y; konsentrasi Y kemudian dapat diukur dengan
cara yang umum Day and Underwood, 1996. Spektra kemungkinan dua dapat dilihat pada gambar 5.
X Y
a b
s o
r b
a n
λ
1
λ
2
Panjang gelombang Gambar 5. Spektra serapan senyawa X dan Y. Tumpang tindih satu
cara: X dapat diukur tanpa gangguan Y, namun X mengganggu pengukuran Y Day and Underwood, 1996
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Kemungkinan III
Tumpang tindih dua cara dari spektra: bila tidak dapat ditemukan panjang gelombang di mana X atau Y menyerap secara eksklusif, seperti yang
ditunjukkan pada gambar 6
A
c λ 2
A
c λ 1
A
Y λ 2
Y A
X λ1
X A
X λ 2
A
Y λ 1
λ
1
λ
2
Panjang gelombang Gambar 6. Spektra serapan senyawa X dan Y. dimana serapan
kedua komponen saling mempengaruhi Sastroamidjojo, 2001
Spektra saling tumpang tindih dari dua komponen X dan Y, pada absorbansi maksimum dari komponen X pada
λ
1
, komponen Y juga mempunyai absorbansi tersendiri. Demikian juga pada absorbansi maksimum senyawa Y pada
λ
2
, komponen X juga mempunyai absorbansi tersendiri. Spektrum serapan dari campuran X dan Y merupakan jumlah dari dua kurva individu. Sehingga dapat
ditulis persamaan – persamaan absorbansi total pada setiap panjang gelombang sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada λ
1
: A
X λ1
= ε
X λ1
. b . c
X
dan ε
Y λ1
= a
Y λ1
. b . c
Y
Absorbansi campuran pada λ1:
Ac
λ1
= A
X λ1
+A
Y λ1
= ε
X λ1
. b. c
X
+ ε
Y λ1
. b . c
Y
1 pada
λ
2
: A
X λ2
= ε
X λ2
. b . c
X
dan A
Y λ2
= ε
Y λ2
. b . c
Y
Absorbansi campuran pada λ
2
: Ac
λ2
= A
X λ2
+A
Y λ2
= ε
X λ2
. b . c
X
+ ε
Y λ2
. b . c
Y
2 dimana:
Ac
λ1
dan Ac
λ2
= absorbansi – absorbansi campuran yang teramati dari campuran pada panjang gelombang
λ
1
dan λ
2
A
Xλ1
dan A
Xλ2
= absorbansi – absorbansi komponen X dalam campuran pada panjang gelombang
λ
1
dan λ
2
A
Yλ1
dan A
Yλ2
= absorbansi – absorbansi komponen X dalam campuran pada panjang gelombang
λ
1
dan λ
2
ε
Xλ1
, ε
Xλ2
, ε
Yλ1
, ε
Yλ2
= absorptivitas molar dari komponen X dan Y pada panjang gelombang
λ
1
dan λ
2
c
X
dan c
Y
= konsentrasi komponen X dan Y dalam campuran Absorptivitas - absorptivitas molar ditentukan pengukuran terhadap
larutan murni X dan Y pada kedua panjang gelombang tersebut. Jadi untuk dua konsentrasi X dan Y yang tidak diketahui diperoleh dengan menyelesaikan dua
persamaan 1 dan 2 secara bersama dengan pengukuran absorbansi campuran pada dua panjang gelombang yang berbeda Pescok, 1986.
Penggunaan teknik persamaan simultan memerlukan beberapa persyaratan agar diperoleh hasil yang memuaskan, antara lain harga selisih
panjang gelombang maksimum masing – masing komponen harus relatif besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Zainuddin, 1999 atau harga rasio serapan jenis antar komponen pada panjang gelombang serapan maksimum cukup besar. Pada campuran multikomponen yang
ada, terutama pada sediaan farmasi syarat tersebut akan sulit terpenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut, telah diperkenalkan analisis multikomponen menggunakan
prinsip persamaan regresi berganda multiple regression melalui perhitungan matriks dengan metode pengamatan beberapa panjang gelombang multiple
wavelength Zainuddin,1999. Jika suatu campuran bikomponen diamati serapannya pada multi
panjang gelombang 1, 2, 3, 4, …..j, maka akan diperoleh j persamaan yaitu: Ac
1
=
a
1x
.c
x
+
a
1y
.c
y
Ac
2
=
a
2x
.c
x
+
a
2y
.c
y
Ac
3
=
a
3x
.c
x
+
a
3y
.c
y
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ac
j
=
a
jx
.c
x
+
a
jy
.c
y
Dimana:
A
c1
, A
c2
, A
c3
, …A
cj
= serapan campuran pada panjang gelombang 1, 2, 3, ... j.
a
1x
,
a
2x
,
a
3x
, …
a
jx
= absorptivitas senyawa X pada panjang gelombang 1, 2, 3, j
a
1y
,
a
2y
,
a
3y
, …
a
jy
= absorptivitas senyawa Y pada panjang gelombang 1, 2, 3, j c
x
= konsentrasi senyawa X c
y
= konsentrasi senyawa Y
Jika masing – masing disusun dalam persamaan matriks [:] maka akan didapat persamaan matriks sebagai berikut:
A
c
[ ]
= a
ij
[ ]
x c
im
[ ]
Dari persamaan matriks tersebut maka dapat ditentukan harga c
1
dan c
2
secara bersamaan, dengan persamaan matriks: c
[ ]
= a
[ ]
x a
1
[ ]
[ ]
−1
x a
[ ]
x Ac
[ ]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan tersebut akan valid jika pengukuran serapan dilakukan pada multi panjang gelombang dengan jumlah melebihi komponen dan dikenal dengan
istilah over-determained system Zainuddin cit Massart, 1999.
E. Validitas metode