Deskripsi umum spektrofotometri UV Interaksi elektron dengan radiasi elektromagnetik REM

Siproheptadin HCl digunakan sebagai antihistamin. Obat ini memiliki indikasi sebagai hay fever, urtikaria, migren. Obat ini memiliki efek samping mual, muntah, anemia hemolitik, leucopenia, agranulositosis, trombositopenia. Dosis yang diberikan yaitu 4 mg 3-4 kali sehari, rentang dosis: 4-20 mg sehari maksimal 32 mg sehari; untuk anak dibawah 2 tahun tidak dianjurkan, anak 2-6 tahun 2 mg 2-3 kali sehari maksimal 12 mg sehari, anak 7-14 tahun 4 mg 2-3 kali sehari maksimal 16 mg sehari Anonim, 2000.

C. Spektrofotometri Ultraviolet

1. Deskripsi umum spektrofotometri UV

Spektrofotometri adalah salah satu teknik analisis fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik REM Mulja dan Suharman, 1995. Interaksi antara senyawa yang mepunyai gugus kromofor dengan radiasi elektromagnetik pada daerah UV-Vis 100-800 nm akan menghasilkan transisi elektromagnetik dan spektra absorbansi elektromagnetik. Jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap akan sebanding dengan jumlah molekul penyerapnya, sehingga spektra absorbansi dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Spektrum visible mempunyai rentang absorbansi antara 400-800 nm, sedangkan spektrum UV mempunyai rentang aborbansi antara 100-400 nm. Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi Fessenden, 1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Interaksi elektron dengan radiasi elektromagnetik REM

Ada tiga macam distribusi elektron di dalam suatu senyawa organik secara umum yang selanjutnya dikenal sebagai orbital elektron pi π, sigma σ, dan elektron tidak berpasangan n. Apabila pada suatu molekul dikenakan radiasi elektromagnetik maka akan terjadi eksitasi elektron ke tingkat energi yang lebih tinggi yang dikenal sebagai elektron anti-bonding Mulja dan Suharman, 1995. σ Anti bonding π Anti bonding E n Non bonding π Bonding σ Bonding Gambar 3. Diagram tingkat energi elektronik Mulja dan Suharman, 1995 Jika suatu elektron dalam molekul memiliki tenaga yang tidak sama, maka tenaga yang diserap dalam proses eksitasi dapat mengakibatkan terjadinya satu atau lebih transisi tergantung pada jenis elektron yang terlihat. Transisi- transisi tersebut dapat diklasifikasikan seperti berikut Sastrohamidjodjo, 2001: Transisi σ → σ. Eksitasi elektron σ → σ memberikan energi yang terbesar dan terjadi pada daerah ultraviolet jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal kovalen dan menduduki orbital σ, sebagai contoh pada alkana. Tingkat energi yang dibutuhkan untuk eksitasi sangat besar. Transisi ini terjadi pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI daerah ultraviolet jauh 100 – 190 nm Mulja dan Suharman, 1995; Christian, 2004. Transisi π → π. Transisi ini menunjukkan pergeseran merah dengan adanya substitusi gugus – gugus yang memberi atau menarik elektron dan dengan kenaikan dalam tetapan dielektrik dari pelarut. Dalam kedua keadaan ini akan menstabilkan “tingkatan tereksitasi polar” Sastrohamidjodjo, 2001. Transisi ini diberikan oleh ikatan rangkap dua dan tiga alkena dan alkuna Mulja dan Suharman, 1995. transisi ini juga yang paling mudah terbaca dan bertanggung jawab terhadap spektra elektronik dalam daerah UV dan Visible Christian, 2004. Transisi n → π. Transisi dari jenis ini meliputi transisi elektron – elektron heteroatom tak berikatan ke orbital anti ikatan π. Serapan ini terjadi pada panjang gelombang yang panjang dan intensitas rendah. Transisi n → π menunjukkan pergeseran batoromik dalam pelarut-pelarut yang lebih polar dan dengan substituen yang bersifat pemberi elektron Sastrohamidjodjo, 2001. Transisi n → σ. Senyawa – senyawa jenuh yang mengandung heteroatom seperti oksigen, nitrogen, belerang, atau halogen, memiliki elektron – elektron yang tidak berikatan disamping elektron – elektron σ. Senyawa – senyawa heteroatom menunjukkan jalur serapan yang kemungkinan disebabkan oleh transisi elektron – elektron dari orbital tak berikatan atom – atom hetero ke orbital anti ikatan σ. Transisi n → σ membutuhkan tenaga yang lebih sedikit daripada transisi σ → σ Silverstein, 1991. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Pemilihan pelarut

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

12 53 118

Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

1 11 103

Analisis campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat dengan metode spektrofotometri ultraviolet [EV] aplikasi derivatif.

6 34 87

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 20

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 4

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

1 1 10

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

KATA PENGANTAR - Analisis campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat dengan metode spektrofotometri ultraviolet [EV] aplikasi derivatif - USD Repository

0 0 85

ANALISIS BIKOMPONEN CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN FUMARAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN APLIKASI PANJANG GELOMBANG BERGANDA SKRIPSI

0 1 88