Penentuan Absorptivitas Siproheptadin HCl dan Ketotifen Fumarat

tumpang tindih dari penggabungan spektra siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat yaitu antara 220 – 350 nm. Penggabungan spektra dapat dilihat pada gambar 11. Gambar 11. Spektra tumpang tindih antara siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat 1:1. a spektra siproheptadin HCl λ max 286 nm; b spektra ketotifen fumarat λ max 298 nm Pemilihan panjang gelombang pengamatan didasarkan pada penggabungan kedua spektra siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat. Dalam penelitian ini, panjang gelombang yang dipilih sebagai panjang gelombang pengamatan yaitu 275 nm, 286 nm, 290 nm, 298 nm dan 310 nm. Selanjutnya kelima panjang gelombang tersebut akan digunakan untuk mengukur absorban dari seri larutan baku dan sampel campuran.

C. Penentuan Absorptivitas Siproheptadin HCl dan Ketotifen Fumarat

Absorptivitas dari siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat perlu ditentukan karena absorptivitas dari suatu senyawa bersifat khas tergantung dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pelarut yang digunakan dan panjang gelombang yang digunakan untuk pengukuran. Berdasarkan hukum Lambert – Beer, absorptivitas dapat dihitung menggunakan rumus: A = a .b.c Dimana A merupakan serapan dari senyawa, a merupakan absorptivitas , b merupakan tebal kuvet dan c merupakan konsentrasi senyawa. Tetapi hukum Lambert – Beer tersebut akan sulit terpenuhi karena adanya gangguan yang berasal dari instrumen yang berupa derau atau biasa disebut dengan noise e. Gangguan dari instrumen dapat berasal dari getaran dalam gedung atau temperatur saat penelitian. Akibat adanya noise maka persamaan dari hukum Lambert – Beer menjadi: A = a .b.c + e Tebal kuvet yang digunakan yaitu 1 cm maka persamaan hukum Lambert – Beer dapat ditulis menjadi: A = a . c + e Persamaan tersebut memiliki analog dengan persamaan regresi linier dimana A dapat ditulis sebagai Y, a dapat ditulis sebagai b slope, c dapat ditulis sebagai X dan e dapat ditulis sebagai a intercept. Jadi perhitungan harga absorptivitas siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dapat dilakukan menggunakan rumus berikut ini: Y = b X + a Pengkuran seri larutan baku dari kedua senyawa dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali tetapi hanya satu harga absorptivitas yang akan digunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dalam penetapan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat. Pemilihan harga absorptivitas didasarkan pada harga koefisien korelasi r. Koefisien korelasi dapat dikatakan baik jika nilainya melebihi r tabel pada derajat bebas dan tingkat signifikansi tertentu. Dari setiap pengulangan yang dilakukan, diperoleh harga r melebihi harga r tabel yaitu 0,874 dengan df 5 dan tingkat signifikansi 99. Sehingga, selain didasarkan pada r tabel pemilihan harga absorptivitas juga didasarkan pada harga r yang paling mendekati + 1. Harga koefisien korelasi yang mendekati satu menunjukkan hubungan antara kadar dengan serapan semakin menunjukan hubungan yang linier sehingga hukum lambert – beer akan terpenuhi. Menurut hukum Lambert – Beer, linearitas tidak berhubungan dengan panjang gelombang serapan maksimum tetapi tergantung dari konsentrasi c dan serapan A yang dihasilkan c ~ A. Jadi, walaupun pengukuran tidak dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimum perbandingan lurus antara konsentrasi dengan serapan masih dapat dicapai. Berikut ini merupakan tabel hasil perhitungan harga absorptivitas dan koefisien korelasi dari masing – masing senyawa: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel III. Hasil perhitungan harga absorptivitas dan koefisien korelasi r siproheptadin HCl pada multi-panjang gelombang 275 nm 286 nm 290 nm 298 nm 310 nm Kadar ppm A a 11 A a 12 A a 13 A a 14 A a 15 10,13 0,294 0,353 0,346 0,299 0,178 12,66 0,329 0,405 0,396 0,341 0,197 15,20 0,380 0,468 0,460 0,395 0,227 17,73 0,467 0,574 0,563 0,483 0,280 20,26 0,516 0,633 0,621 0,534 0,310 22,79 0,595 0,737 0,726 0,627 0,358 25,35 0,660 0,0249 0,813 0,0311 0,799 0,0307 0,688 0,0265 0,396 0,0149 A B r 0,0219 0,0249 0,995 0,0172 0,0311 0,996 0,0142 0,0307 0,996 0,0119 0,0265 0,996 0,0135 0,0149 0,994 Keterangan: a 11 = absorptivitas pada panjang gelombang 275 nm a 12 = absorptivitas pada panjang gelombang 286 nm a 13 = absorptivitas pada panjang gelombang 290 nm a 14 = absorptivitas pada panjang gelombang 298 nm a 15 = absorptivitas pada panjang gelombang 310 nm Tabel IV. Hasil perhitungan harga absorptivitas dan koefisien korelasi r ketotifen fumarat pada multi panjang gelombang 275 nm 286 nm 290 nm 298 nm 310 nm Kadar ppm A a 11 A a 12 A a 13 A a 14 A a 15 10,17 0,179 0,262 0,289 0,311 0,250 12,71 0,231 0,328 0,360 0,383 0,306 15,26 0,281 0,412 0,455 0,487 0,386 17,80 0,309 0,454 0,501 0,537 0,422 20,34 0,380 0,543 0,596 0,633 0,493 22,88 0,429 0,621 0,683 0,727 0,565 25,43 0,491 0,0201 0,711 0,0290 0,780 0,0318 0,829 0,0335 0,642 0,0253 A B r -0,0292 0,0201 0,996 -0,0401 0,0290 0,997 -0,0416 0,0318 0,997 -0,0389 0,0335 0,997 -0,0125 0,0253 0,997 Keterangan: a 11 = absorptivitas pada panjang gelombang 275 nm a 12 = absorptivitas pada panjang gelombang 286 nm a 13 = absorptivitas pada panjang gelombang 290 nm a 14 = absorptivitas pada panjang gelombang 298 nm a 15 = absorptivitas pada panjang gelombang 310 nm PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel III dan IV menunjukkan bahwa nilai r pada masing – masing panjang gelombang pengamatan melebihi r tabel, hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara kadar dengan serapan pada lima panjang gelombang pengamatan memiliki hubungan yang linear. Harga r yang diperoleh pada masing – masing panjang gelombang 0,99 Anonim, 2004, dengan demikian syarat linearitas dari suatu metode telah terpenuhi dan harga absorptivitas yang diperoleh pada masing – masing panjang gelombang dapat digunakan untuk menetapkan kadar siproheptadin HCl dan ketotifen fumarat dalam campuran.

D. Penetapan Kadar Siproheptadin HCl dan Ketotifen Fumarat

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

12 53 118

Penetapan Kadar Campuran Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

1 11 103

Analisis campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat dengan metode spektrofotometri ultraviolet [EV] aplikasi derivatif.

6 34 87

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 20

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 0 2

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 4

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

1 1 10

Penetapan Kadar Campuran Kloramfenikol dan Prednisolon dalam Sediaan Krim Secara Spektrofotometri Ultraviolet dengan Aplikasi Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

KATA PENGANTAR - Analisis campuran siproheptadin HCI dan ketotifen fumarat dengan metode spektrofotometri ultraviolet [EV] aplikasi derivatif - USD Repository

0 0 85

ANALISIS BIKOMPONEN CAMPURAN SIPROHEPTADIN HCl DAN KETOTIFEN FUMARAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET DENGAN APLIKASI PANJANG GELOMBANG BERGANDA SKRIPSI

0 1 88