NEO-Personality Inventory. Setelah itu, mereka menambahkan faktor agreeableness dan conscientiousness untuk menguatkan model lima faktor.
Penggunaan alat ukur NEO-PI-R memerlukan ijin khusus dari penyusunnya. Sebagai konsekuensinya instrumen alat ukur tersebut tidak dapat
digunakan secara bebas oleh ilmuwan lain. Maka dari itu, Goldberg dalam Mastuti, 2005 mempublikasikan International Personality Item Pool IPIP
website. Aitem-aitem yang terdapat dalam IPIP sudah dibandingkan dengan berbagai alat ukur inventori kepribadian lain yang sudah baku, di antaranya
dengan big five-factor marker, AB5C, 16 PF, CPI, MPQ, NEO-PI-R dan lain-lain. Aitem-aitem IPIP yang dibandingkan dengan NEO-PI-R mempunyai koefisien
alpha 0,64 sampai 0,88. Sedangkan aitem-aitem NEO-PI-R memiliki koefisien alpha mulai 0,61 sampai 0,84. Hal ini menunjukkan aitem-aitem dalam IPIP
mempunyai reliabilitas yang cukup baik. Sementara itu korelasi antara IPIP dengan NEO-PI-R mulai dari 0,51 sampai 0,77 Mastuti, 2005. Maka dari itu
penelitian ini menggunakan skala yang diadaptasi dari International Personality Item Pool IPIP.
C. REMAJA
Bagian ini menguraikan pengertian remaja, ciri-ciri masa remaja dan stres pada remaja.
1. Pengertian Remaja.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Masa remaja dimulai dari usia 11 atau 12 tahun hingga
awal usia duapuluhan. Pada masa ini terjadi perubahan besar baik perubahan fisik, kognitif dan psikososial. Oleh karena itu, pada masa ini dianggap
sebagai periode beresiko. Hal ini dikarenakan sebagian remaja banyak mengalami kesulitan akan terjadinya peubahan-perubahan yang terjadi dan
mungkin membutuhkan bantuan untuk menghadapi bahaya Papalia, Olds dan Feldman, 2009.
2. Ciri-ciri Masa Remaja.
Papalia, Olds dan Feldman 2009 menyebutkan ciri-ciri masa remaja adalah sebagai berikut:
a. Masa Peralihan Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Peralihan ini diartikan sebagai perpindahan dari satu tahap perkembangan ke tahap perkembangan berikutnya. Maka dari itu
apa yang terjadi pada tahap tertentu akan mempengaruhi pola perilaku pada tahap berikutnya.
b. Masa Pubertas Masa ini ditandai dengan adanya perubahan biologis dalam hal
tinggi badan, berat badan, proporsi dan bentuk tubuh serta tercapainya kematangan seksual. Selain perubahan fisik, remaja juga mengalami
perubahan kognitif dan psikososial. Perubahan-perubahan tersebut memiliki resiko terhadap kesehatan mental. Maka dari itu perubahan-
perubahan tersebut membutuhkan penyesuaian karena berpotensi menimbulkan masalah.
c. Masa Krisis Tugas utama remaja adalah menghadapi masa “krisis” dari
identitas vs kekacauan identitas. Untuk menjadi dewasa, remaja perlu memahami diri sendiri dan memiliki peran yang bernilai bagi sekitarnya.
Apabila remaja mengalami kekacauan akan menghambat tercapainya kedewasaan secara psikologis. Akibatnya perilaku remaja akan menjadi
kacau dan rendah diri. d. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Kecenderungan remaja yang gelisah ketika mendekati usia dewasa mencoba meninggalkan stereotip usia belasan tahun dan memberikan
kesan bahwa mereka “hampir dewasa”. Hal ini terlihat dari perilaku remaja yang mulai memusatkan diri pada perilaku orang dewasa. Misalnya
saja, perilaku merokok, minum minuman keras, penggunaan obat dan perilaku seks.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap masalah. Masa ini membutuhkan
penyesuaian diri terhadap peralihan ataupun perubahan yang terjadi. Individu yang berada pada masa ini memiliki kecenderungan mengalami situasi stres.
3. Stres pada Remaja