Uji Asumsi HASIL PENELITIAN

menunjukkan bahwa subjek cenderung memiliki tingkat opennes to experience, conscientiousness, extravertion dan agreeableness yang tinggi. Sedangkan variabel neuroticism diketahui bahwa mean empiris lebih kecil daripada mean teoritis yang menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat neuroticism yang rendah. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa kedua variabel tergantung memiliki mean empiris yang lebih tinggi dari mean teoritisnya. Meskipun demikian, selisih antara mean empiris dan teoritis paling besar terdapat pada engagement coping.

C. HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan analisis data untuk uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi terlebih dahulu. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas, uji linearitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolonieritas Santoso, 2010.

1. Uji Asumsi

a. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi data yang diperoleh bersifat normal atau tidak Santoso, 2010. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov Test pada program SPSS for windows versi 16.0. Distribusi data dikatakan normal apabila nilai p 0.05 Tabel 12 Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kolmogorov-Smirnov p 2-tailed Engagement coping 1.086 0.189 Disengagement coping 0.845 0.472 Opennes to experience 1.053 0.217 Conscientiousness 1.200 0.112 Extravertion 0.930 0.352 Agreeableness 1.121 0.162 Neuroticism 0.985 0.286 Berdasarkan hasil di atas, semua variabel memiliki probabilitas lebih besar dari 0,05 p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi data dianggap normal. b. Uji linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas dan variabel tergantung memiliki hubungan yang linear atau tidak Santoso, 2010. Variabel-variabel tersebut dikatakan linear apabila memenuhi syarat p 0,05. Pengujian linearitas menggunakan test for linearity dalam SPSS versi 16.0 for windows. Ringkasan hasil uji linearitas adalah sebagai berikut : Tabel 13 Uji Linearitas Test for Linearity F Sig OpennesEngagement 9.269 0.004 ConscientiousnessEngagement 19.431 0.000 ExtravertionEngagement 44.512 0.000 AgreeablenessEngagement 11.783 0.001 NeuroticismEngagement 23.325 0.000 OpennesDisengagement 18.482 0.000 Conscientiousness Disengagement 16.50 0.000 Extravertion Disengagement 23.932 0.000 Agreeableness Disengagement 11.857 0.001 Neuroticism Disengagement 9.007 0.005 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa semua memiliki taraf signifikansi p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bersifat linear antara faktor kepribadian five-factor model dengan engagement dan disengagement coping. c. Uji heteroskedastisitas Dalam persamaan regresi ganda perlu diuji terkait sama atau tidaknya varians dari residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika residualnya memiliki varians yang sama disebut terjadi Homoskedstisitas. Apabila variansnya bebeda maka terjadi Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2010; Sunyoto, 2010. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan teknik uji koefisien Spearman’s rho oleh SPSS versi 16.0 for windows. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel 14 Uji Heteroskedastisitas Faktor Kepribadian- Engagement Coping Error Term Spearman’s rho X1 Opennes to expeience Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N -.128 .287 71 X2 Conscientiousness Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .118 .328 71 X3 Extraversion Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .134 .266 71 X4 Agreeableness Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .179 .134 71 X5 Neuroticism Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N -.119 .322 71 Tabel 15 Uji Heteroskedastisitas Faktor Kepribadian–Disengagement Coping Error Term Spearman’s rho X1 Opennes to expeience Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .172 .151 71 X2 Conscientiousness Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .123 .307 71 X3 Extraversion Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .099 .411 71 X4 Agreeableness Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .214 .073 71 X5 Neuroticism Correlation Coefficient Sig. 2-tailed N .067 .581 71 Dari kedua tabel di atas, semua memiliki signifikansi di atas 0,05. Hal ini menunjukkan bawa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Uji multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik sehausnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Salah satu cara untuk melihat ada atau tidaknya multikolonieritas yaitu dengan cara melihat nilai tolerance yang mendekati 1 dan nilai variance inflation factor VIF di sekitar angka 1 Santoso, 2010. Dibawah ini adalah tabel yang menunjukkan uji multikolinieritas. Tabel 16 Uji Multikolinieritas Model Regresi Y1 dan Model Regresi Y2 Mode1 Collinearity Statictics Tolerance VIF Model Y1 Engagement coping Constant X1Opennes to experience .795 1.257 X2 Conscientiousness .824 1.214 X3 Extraversion .868 1.153 X4 Agreeableness .860 1.163 X5 Neuroticism .808 1.238 Model Y2 Disengagement coping Constant X1 Opennes to experience .795 1.257 X2 Conscientiousness .824 1.214 X3 Extraversion .868 1.153 X4 Agreeableness .860 1.163 X5 Neuroticism .808 1.238 Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa kedua model memiliki nilai tolerance yang mendekati 1 dan nilai VIF di sekitar angka 1. Hal ini menunjukkan tidak adanya multikolinieritas pada model regresi.

2. Uji Hipotesis