LATAR BELAKANG Kajian terhadap makna hidup doa dalam karya pelayanan para Suster Fransiskus Dina (SFD)
3
Doa yang dihidupi oleh ibu pendiri sungguh memberi makna dalam pelayanan dan dalam hidup para suster Peniten Rekolek pada waktu itu. Bagi Muder Yohanna
Yesus, doa adalah hal yang wajib dilakukan pada setiap jam doa yang sudah ditentukan dalam aturan komunitas.
Semangat doa yang diwariskan oleh Santo Fransiskus dan Muder Yohanna Yesus dan pendiri SFD menjadi inspirasi yang menjiwai para Suster Fransiskus
Dina, sebab doa yang tulus akan mengubah cara pandang para Suster Fransiskus Dina untuk berpikir pada hal-hal yang positif bagi perkembangan kongregasi
melalui karya pelayanan. Doa menjadi dasar yang pertama dan utama dalam hidup Para Suster Fransiskus Dina.
Di lain pihak, dalam situasi sekarang ini, penulis melihat dan merasakan, bahwa semangat doa Santo Fransiskus, Muder Yohanna Yesus dan pendiri SFD
Muder Constantia van der Linden mengalami kemunduran dalam diri para Suster Fransiskus Dina. Waktu-waktu doa yang disepakati dalam komunitas sering
dilanggartidak ditepati dengan alasan karena tugas pelayanan. Kerap kali doa dianggap hanya sebagai rutinitas saja; bahkan ada yang menjalankan doa karena
merasa terpaksa atau bahkan supaya dilihat orang hadir waktu berdoa padahal hati dan pikiran entah kemana-mana. Doa seakan-akan hanya suatu tradisi yang harus
dilakukan tanpa ada maknanya. Penulis melihat dan mengalami bahwa kemunduran hidup doa para SFD
juga berpengaruh pada orientasi hidup mereka, yaitu bahwa sangat sering doa dinomorduakan daripada karya. Padahal, pendiri dan para pendahulu tarekat,
seperti Santo Fransiskus dari Asisi, Muder Yohana dan Muder Constantia van der Linden sangat menekankan keterkaitan erat antara doa dan karya, yaitu bahwa
4
karya pelayanan SFD harus dilandaskan pada doa. Sayangnya, keheningan doa sebagai dasar, sering berubah menjadi kegaduhan karya. Akibatnya bisa fatal dan
berdampak negatif bagi panggilan, pelayanan dan juga dalam persaudaraan. St. Yohanes dari salib berkata bahwa siapa menjauhi doa, menjauhi segala yang baik.
Berangkat dari
keprihatinan tersebut
penulis terdorong
untuk menyumbangkan suatu pemikiran penting lewat karya tulis ini untuk menemukan
kembali makna luhur kehidupan doa yang mendasari karya. Kehidupan doa para SFD turut memengaruhi karya pelayanan mereka. Doa merupakan hal pokok yang
perlu mereka hidupi, sebagaimana semangat awal para pendahulunya yang sungguh-sungguh mengutamakan doa dalam hidup mereka. Apabila doa dihayati
dengan baik, maka doa akan menjadi daya yang mengembangkan persaudaraan dan karya pelayanan para SFD. Buku Konstitusi SFD 2007 art 31 menegaskan
bahwa semua karya para SFD harus ditopang oleh doa, dan dalam segala kebutuhan, doa itu menjadi pernaungan para SFD yang besar.
Dalam rangka penemuan kembali makna hidup doa seperti yang telah diteladankan oleh para pendahulu SFD, maka penulis membuat karya tulis ini
dengan judul: “KAJIAN TERHADAP MAKNA HIDUP DOA DALAM KARYA PELAYANAN PARA SUSTER FRANSISKUS DINA SFD