Setting Amanat Sudut Pandang

Dengan kata lain melalui penokohan itu pulalah pembaca dapat dengan jelas menangkap wujud manusia yang kehidupannya sedang diceritakan pengarang. Menurut Sudjiman 1991:23 penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Penokohan dilakukan dengan menggambarkan ciri-ciri lahir dan sifat-sifat tokoh serta sikap batinnya sehingga tokoh tergambarkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Penokohan yang ada dalam novel ini yaitu watak dari tokoh tokiko adalah anak yang penurut terhadap ibu tirinya dan sangat menyangi ibu kandungnya. Namun karena di perlakukan tidak adil oleh keluarga barunya, dia mempuyai sifat pendendam. Ibu tirinya adalah seorang yang suka memerintah dan memanfaatkan anak tirinya sebagai pembantu gratisan.

e. Setting

Latar atau setting menyangkut tempat, waktu, dan situasi yang mendukung jalannya suatu cerita. Menurut Abrams dalam Nurgiantoro 2007: 216 latar atau setting adalah landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Dengan adanya setting dalam cerita memberikan kesan tersendiri bagi para pembacanya, dimana kita merasakan seolah-olah suasana yang ada dalam novel sungguh ada atau terasa nyata. Bukan hanya itu pembaca juga lebih mudah menggunakan daya imajinasinya dan bertambahnya pengetahuan akan setting tersebut. Begitu juga dengan setting yang terdapat dalam novel Tokyo Zodiac Muder yang lebih jelasnya akan diuraikan pada sub bab 2.3 yang menjelaskan tentang tempat kejadian dan setting sosial. Universitas Sumatera Utara

f. Amanat

Amanat merupakan pesan moral atau hikmah yang hendak disampaikan oleh pengarang kepada para pembacanya yang ada di dalam setiap jenis karya sastra apapun. Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangan tentang nilai-nilai kebenaran dalam hidup yang ingin disampaikan pada pembacanya. Menurut kenny dalam Nurgiantoro 2007:89,moral dalam cerita biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, yang diambil melalui cerita oleh pembaca.

g. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Menurut Wiyanto dalam Nurgiantoro 2007:83 mengemukakan sudut pandang adalah posisi pencerita pengarang terhadap kisah yang diceritakannya. Aminuddin 2000:90 mengatakan sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkannya.

2. Unsur Ekstrinsik

unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berda di luar karya sastra itu sendiri, namum secara tidak langsung mempengaruhi sistem atau struktur karya sastra tersebut. Wellek dan Warren 1995:290 mengatakan unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu sendiri yang ikut mempengaruhi penciptaan karya sastra. Wellek dan Warren mengklasifikasikan unsur-unsur yang termasuk dalam unsur ekstrinsik adalah: Universitas Sumatera Utara 1. Keadaan subjektivitas individu pengarang yang memiliki sikap, keyakinan dan pandangan hidup yang semuanya itu mempengaruhi penciptaan sebuah karya sastra 2. Keadaan psikologis, baik psikologis pengarang, psikologis pembaca maupun penerapan prinsip psikologis dalam karya. Keadaan psikologis pengarang pasti akan memberi warna yang berbeda dari sebuah karya sastra. Keadaan psikologis pengarang mempengaruhi pemilihan tema, bahasa dan alur cerita karya sastra. Hasil karya sastrawan muda pastilah berbeda dengan hasil karya sastrawan senior. 3. Keadaan lingkungan pengarang, baik sosial, ekonomi dan politik. 4. Pandangan hidup suatu bangsa, berbagai karya seni, agama dan lain- lain. Latar belakang keagamaan pengarang juga sangat berpengaruh pada penciptaan karyasastra. Singkatnya unsur ekstrinsik meliputi latar belakang pengarang, adat istiadat yang berlaku, sistuasi politik, kenyakinan dan pandangan hidup pengarang, agama,ekonomi dan sebagainya.

2.2. Kajian Sosiologi Sastra