3.2.3 Interaksi yang terjadi antara Tokiko, ibu kandungya, serta ayahnya di dalam keluarga.
Cuplikan 1.
Ibu saya, yang sangat memahami kondisi saya, membantu merahasiakan pekerjaan saya. Kadang-kadang jika wanita Umezawa bertanya padanya apakah
saya benar-benar mengunjunginya di Hoya. Ibu akan selalu mengiyakan setiap pertanyaan mereka dan mencoba melindungi saya.
Analisis:
Cuplikan di atas menunjukkan betapa besarnya kasih sayang seorang ibu kepada anaknya, yang mana dia tahu anaknya telah hidup menderita dengan
keluarga baru yang tidak menyayanginya sebagai seorang anak. Yang bisa dilakukannya sebagai seorang ibu adalah akan melakukan apa pun untuk anaknya
dan mendukung hal baik apa yang ingin dilakukan anaknya dan mencoba melindunginya sebisanya ditengah keterbatasan yang dimilikinya yaitu dengan
kondisi fisiknya yang lemah, sehingga tidak dapat berbuat banyak. Walaupun tidak banyak hal yang dapat diperbuatnya dia akan tetap melindungi anaknya. Dan
ibunya adalah satu-satunya orang yang sangat memahami kondisi dan situasi yang sedang dihadapi Tokiko. Begitu juga sebaliknya, dikarenakan kondisi ini lah
membuat mereka saling menjaga satu sama lain. Ibunya juga menjadi tempat yang tenang untuk dia menenangkan hati dan pikirannya atas peliknya hidup yang
dijalani. Dan Tokiko juga akan melakukan apa pun yang dapat membuat ibunya bahagia walaupun dalam mewujudkannya sangat sulit dan secara perlahan-lahan.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 2.
Ketika saya memandang ke dalam kedeainya dari jalan, dia sedang duduk di samping kompor arang seperti biasa. Dia tersenyum dan telah menunggu
kedatangan saya, jadi dia membeli wafel untuk kami berdua. Saat kami menyantap wafel saya melihat matanya, mempertanyakan arti kehidupan.
Analisis:
Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa ibunya sangat-sangat senang hanya dengan kedatangan anaknya yang menjumpainya walaupun hanya sebentar.
Dia tersenyum bahagia menunggu anaknya sama halnya dengan Tokiko pasti dia juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan ibunya. Walaupun
kebersamaan mereka berdua sebentar tapi dapat dilihat bahwa mereka bahagia hanya dengan duduk bersama sambil memakan wafel. Sebenarnya itulah jenis
kehidupan yang ingin Tokiko jalani bersama ibunya, hidup sederhana, berdua dan bahagia saling melengkapi dan hal ini sudah lebih dari cukup. Dibandingkan harta
yang dimiliki ayahnya yang tidak dapat dirasakan dia dengan ibunya. Tokiko mempertanyakan arti kehidupan karena dia tidak dia tidak bisa
menemukan arti keindahan dalam hidup, tetapi dia menyadari bahwa keadaan ibunya malah lebih buruk lagi makanya dia hanya mempertanyakannya tanpa
bertanya langsung tetapi hanya dengan melihat mata ibunya. Dan satu hal yang di tahu bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk membahagiakan ibunya sebelum
dia mati, yang mana menurut dia yang harus dilakukan pertama adalah membalas dendamnya kepada keluarga barunya. Tetapi dia tidak berpikir panjang apakah
balas dendam itu jalan yang terbaik baginya dan ibunya. Namun satu hal yang pasti adalah ibunya dapat hidup dengan bahagia.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan 3.
Ayah saya bukanlah target utama, sebenarnya saya tidak bermaksud membunuhya. Dia orangnya egois dan kekanakan, tetapi walaupun begitu dia
sangat baik kepada saya dan menyanyangi saya. Dia selalu bercerita tentang banyak hal kepada saya, bahkan saya dipercayainya untuk mempersiapkan
sarapannya setiap pagi dan membawanya ke studionya.
Analisis:
Cuplikan di atas dapat dianalisis bahwa hubungan antara Tokiko dan ayahnya sebenarnya sangat baik, bahkan ayahnya lebih menyanyangi dirinya
dibandingkan Yukiko yang merupakan darah dagingnya juga. Dengan Tokiko dia dapat bercerita tentang banyak hal yang telah dialaminya atau tentang bagaimana
pandangan akan hidup ini. Ayahnya merasa nyaman dengannya karena Tokiko berbeda dengan anaknya yang lain. Yang tidak terlalu mengharapkan hidup
dengan bergelimang harta, sedangkan anaknya yang lain bisa dikatakan gila harta. Walaupun ayahnya baik terhadapnya, alasanya membunuh ayahnya adalah karena
sikap egoisnya yang membiarkan ibu kandung hidup menderita dan membiarkan dirinya hidup terpisah dari ibunya. Seharusnya ayahnya membiarkan Tokiko
tinggal bersama ibunya agar dia dapat menjaga dan merawatnya. Bukan hanya itu saja, ayahnya juga tidak berdaya menghadapi ibu tirinya yang mencoba
menguasai semua hartanya. Tetapi ayahnya tidak tahu bahwa Tokiko menerima perlakuan buruk dari ibu dan saudara tirinya. Walaupun begitu buruk yang
dirasakannya terhadap ayahnya, namun setelah membunuh ayahnya tetap saja yang terlintas dalam pikirannya adalah hal-hal baik tentangnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan