165
Dalam rangka mendiskusikan peran pekerja sosial dalam advokasi, sebelumnya perlu dijelaskan terlebih dahulu
mengenai aksi sosial, pemberdayaan, dan populasi rentan. Setian konsep secara singkat akan dijelaskan dalam bagian
berikut, kemudian selanjutnya akan digambarkan secara lebih detail pada bagian selanjutnya.
A. Batasan Advokasi
Secara sederhana advocacy, baik individu atau sistem, kasus atau kelas, berarti merupakan upaya-upaya atau menyuarakan
kepentingan untuk klien atau warga masyarakat. Hardcastle, et al. 2004 mengatakan bahwa advokasi memiliki peran dalam
mentransformasi persoalan-persoalan private menjadi isu publik atau permasalahan personal menjadi isu sosial yang
menjadi isu bersama. Perannya adalah memperjuangkan hak- hak dari kelompok masyarakat yang termarjinalkan, kondisi-
kondisi inhuman tidak manusiawi baik pada level mikro atau pun makro.
166
Advokasi adalah mewakili, mempertahankan, atau membela hak-hak
pihak lain.
Advokasi case adalah bekerja atas kepentingan individu atau keluarga.
Cause advocacy adalah bekerja atas kepentingan kelompok-kelompok
orang.
Diskriminasi adalah perlakukan negatif atas individu biasanya
berdasarkan atas dasar keanggotaan mereka dalam sejumlah kelompok atau berdasarkan atas kerakteristik tertentu yang melekat
pada diri mereka misalkan disabilitas.
Pemberdayaan adalah memastikan bahwa pihak tertentu memiliki hak
untuk berdaya, berkemampuan, atau berwenang untuk menentukan nasibnya sendiri.
Populasi tersisih merujuk pada kelompok-kelompok yang mengalami
pembatasan serius karena pihak lain yang berkuasa mengeksploitasinya
Populasi rentan merujuk pada kelompok-kelompok dalam masyarakat
yang nampaknya menderita sebagai konsekuensi dari terjadinya kerentanan, diskriminasi, pengekangan dan pembatasan ekonomi.
Aksi sosial adalah suatu upaya terkoordinasi untuk mencapai
perubahan kelembagaan guna pemenuhan suatu kebutuhan, mengatasi suatu masalah sosial, mengatasi ketidakadilan, atau
memperbaiki kualitas hidup manusia.
Keadilan sosial dan ekonomi terjadi apabila setiap individu memiliki
peluang-peluang, hak-hak, dan tanggung jawab sama bagi semua anggota masyarakat. Termasuk peluang untuk memperoleh
pekerjaan, perumahan yang layak, makanan dan perawatan kesehatan tanpa diskriminasi atau tekanan dari pihak manapun.
Tabel 3. Penjelasan Singkat Istilah-istilah Kunci advokasi
167
Salah satu tujuan penting dari profesi pekerjaan sosial adalah membantu orang yang membutuhkan dalam memenuhi
sumber-sumber kebutuhannya. Para pekerja sosial juga melakukan advokasi bidang-bidang khusus kesejahteraan sosial
sosial seperti suatu misi, program, kebijakan, atau aksi-aksi tertentu. Seringkali tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui
peran brokering. Peran broker akan menuntut pekerja sosial harus mampu membantu klien dengan cara menghubungkan
mereka dengan badan-badan atau pelayanan-pelayanan yang tepat. Mungkin saja terkadang pekerja sosial dapat bertindak
sebagai mediator antara klien dan sebuah sistem sumber. Peran tersebut mungkin dibutuhkan manakala terdapat kebingungan
dan keraguan akan layak atau tidak seorang klien memperoleh bantuan pelayanan.
Pada situasi lainnya, mungkin pekerja sosial akan melakukan peran-peran lainnya, seperti advocate. Barker
1995 menjelaskan advokasi sebagai berikut: ...act
of directly representing or defending others; in social work championing the rights of individuals or
communities through direct intervention or through empowerment. According to the NASW Code of Ethics,
168
it is a basic obligation of the profession and its members
Advokasi advocacy
adalah proses
mewakili, mempertahankan, atau membela hak-hak orang lain. Semua
praktisi pekerjaan sosial generalis terlibat dalam advokasi pada sejumlah level sebagai bagian tanggung jawabnya kepada
klien. Secara khusus praktek makro akan selalu terlibat dalam cause advocacy,
yaitu bekerja pada kepentingan kelompok- kelompok orang yang kurang memiliki kemampuan sumber-
sumber, bakat, atau keterampilan untuk membela atau mempertahankan diri mereka sendiri. Cause advocacy dapat
dibedakan dengan case advocacy, yaitu dimana para pekerja sosial membela kasus individual atau klien kasus per kasus
individual. Pekerja sosial nampaknya akan banyak yang melakukan case advocacy dalam praktek mikro dan meso baik
dengan individu maupun keluarga. Namun demikian, di waktu yang sama, cause advocacy mungkin akan muncul melalui
case advocay. Hal ini terjadi ketika berbagai individu atau
kelompok mengalami permasalahan yang sama. Hardcastle, et al. 2004 mengatakan bahwa case advocacy lebih menekankan
pada upaya memastikan penyediaan pelayanan dalam satu
169
bidang praktek dan memasikan sumber-sumber dan pelayanan- pelayanan bagi klien berkebutuhan khusus dapat terpenuhi.
Sedangkan cause advocacy melibatkan kelompok-kelompok, lembaga-lembaga, dan modifikasi kondisi-kondisi sosial.
Schneider and Lester 2001, Hardcastle, 2004 mendefinisikan cause advocacy
sebagai “promoting changes in policies and practices affecting all persons in a certain group or class”.
Bukan hal yang aneh bagi seorang pekerja sosial generalis mengenali suatu pola ketika bekerja bersama dengan
berbagai klien. Nampaknya sudah jelas bahwa sebenarnya banyak klien yang mengalami permasalahan serupa. Dalam
situasi tertentu, pekerja sosial mungkin akan belajar bahwa sumber-sumber tertentu seperti pusat layanan anak bagi
masyarakat menengah ke bawah seringkali tidak tersedia dalam sebuah komunitas. Sementara itu orang tua ayah dan ibunya si
anak harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasilnya adalah bahwa banyak orang tua meninggalkan anak-
anak mereka dengan situasi pengawasan yang rendah. Kesadaran akan situasi tersebut akan membentuk upaya cause
advocacy.
170
Para pekerja sosial di dunia sesungguhnya memiliki sejarah yang panjang dengan cause advocacy. Termasuk saat
bekerja dengan legislasi hak-hak sipil dan perjuangan terhadap hak-hak bagi mereka yang mengalami disabilitas fisik dan
emosional dan berjuang bagi populasi rentan. Advokasi dapat dilakukan sesuai dengan batasan permasalahan dan solusi yang
diusulkan oleh para pekerja sosial, atau dapat diasumsikan sebagai sebuah pendekatan yang lebih bersifat konfliktual.
Kapan advokasi dilakukan, yaitu saat pekerja sosial mulai membuka dokumen atau informasi mengenai keberadaan suatu
permasalahan pada level makro, maka pekerja sosial sudah melakukan langkah pertama untuk melakukan perubahan
situasi. Intervensi level-makro mungkin akan mendorong keterlbatan pekerja sosial dalam berbagai aksi, mulai dari
konsensus hingga konfrontasi sebagai upaya pemberdayaan manusia, maupun membuat sistem lebih responsif terhadap
kebutuhan masyarakat atau sistem klien.
B. Batasan Aksi Sosial