106
rencana, dan selanjutnya membangun dan menjalankan rencana yang sudah dibuat dan disepakati.
Demikian pula
halnya dengan
keterampilan- keterampilan pada level makro yang berbasiskan keterampilan-
keterampilan baik pada level meso maupun mikro. Intervensi pada level makro dapat juga meliputi kegiatan-kegiatan dengan
individu dalam konteks makro misalkan, seorang kolega, seorang administrator, atau seorang warga yang mewakili
masyarakatnya, tokoh masyarakat dan dengan sekelompok kecil orang misalkan, kelompok warga yang berupaya
membersihkan lingkungannya dari bahaya narkoba, atau sekelompok staf badan pelayanan yang sedang melakukan
evaluasi efektifitas sebuah program.
E. Bekerja Efektif dalam Struktur Organisasi
Struktur keorganisasion adalah segala upaya baik formal maupun informal, dimana tugas-tugas dan tanggung jawab,
garis kewenangan, saluran komunikasi, dan dimensi kekuasaan dibentuk dan dikoordinasikan dalam sebuah organisasi.
107
Tugas-tugas dan tanggung jawab tentunya, meliputi apa yang pekerja sosial dan staf lainnya lakukan dan coba penuhi
melalui kerja sehari-harinya. Garis kewenangan akan berkenaan dengan siapa mensupervisi siapa. Garis kewenangan
tersebut dapat pula dipahami sebagai rantai komando. Sebagai contoh, siapa yang memiliki tanggung jawab untuk melihat
kinerja pekerjaan anda di dalam sebuah kantor. Di dalam organisasi terdapat pula saluran-saluran komunikasi, yaitu yang
berkaitan dengan siapa berkomunikasi dengan siapa. Dimensi kekuasaan menggambarkan pendapat siapa yang paling
berbobot dalam pengambilan keputusan badan pelayanan. Kepada siapa staf akan lebih mendengarkan dengan penuh
perhatian selama pertemuan atau rapat staf? Siapa yang paling memiliki kendali utama dalam badan pelayanan?
Struktur badan pelayanan mungkin juga dapat berbentuk formal artinya, sesuai aturan buku dan menurut
pada aturan pemerintah; informal artinya, berdasarkan pada cara-cara aktual yang dilakukan oleh badan pelayanan; atau
juga merupakan kombinasi dari keduanya. Namun dapat saja terjadi, bahwa berdasarkan saluran-saluran komunikasi yang
ada, mereka dapat saja mengikuti garis kewenangan formal
108
atau cara yang sangat informal. Nampaknya, hal terpenting dan perlu dperhatikan adalah bagaimana informasi dan komunikasi
dalam sebuah organisasi dapat benar-benar berjalan lancar. Banyak organisasi pelayanan sosial, walaupun bentuknya
formal, lebih banyak mengembangkan cara-cara komunikasi secara informal, selain cara-cara formal, bahkan akan lebih
efektif jika keduanya dipergunakan saling menunjang. Berikut sebuah contoh mengenai sebuah struktur badan
pelayanan sosial yang informal: kakak iparnya A merupakan direktur lembaga pelayanan adalah pekerja sosial yang
menyediakan pelayanan langsung dalam sebuah badan pelayanan yang memiliki beberapa level kewenangan. Yaitu
merancang supervisor bagi para tersupervisi, manager yang bertanggung jawab bagi para supervisor, dan direktur lembaga
yang mengelola para asisten direktur. Setiap level memiliki tanggung jawab pada pekerja yang berada di leval bawahnya.
Dalam contoh tersebut, si kakak ipar yang direktur lembaga tersebut siap mendengarkan pemintaan kapan pun dia
membutuhkannnya. Dengan demikian, saluran komunikasi mengalir langsung dari bawah ke tingkat puncak. Realitas
informal tidak cocok dengan struktur formal. Kakak iparnya
109
juga memiliki kekuasaan daripada staf lainnya pada levelnya dan level yang lebih tinggi karena aksesnya kepada direktur
lembaga. Dengan demikian, dimensi kekuatan riil sangat berbeda dengan garis kewenangan formal.
Sangat penting bagi pekerja sosial generalis untuk menguji, mengevaluasi, dan memahami formalitas lembaganya
dan struktur informalnya dalam rangka efektifitas kerjanya. Satu aspek yang mendukung pada efektifitas kerja
dalam struktur organisasi adalah pemanfaatan supervisi yang tepat. Artinya, profesi pekerjaan sosial perlu mengupayakan
setepat mungkin penggunaan cara-cara supervisi profesional, yang meliputi hal-hal berikut, yaitu: para praktisi harus
mengetahui apa harapan-harapan umum dari para supervisor, memahami sifat administratif keorganisasian, pengembangan
kependidikan, dan
fungsi-fungsi supervisor
lainnya; memanfaatkan supervisi seefektif mungkin; yang berarti
mengatasi permasalahan-permasalahan umum yang terjadi dalam hubungan supervisi; dan cepat mengadaptasi hal-hal
teknis khusus untuk membantu supervisor dalam proses penyeliannya.
110
F. Ragam Peran Pekerja Sosial Generalis