perempuan sangat dilindungi dan diprioritaskan. Harta pusaka tinggi, seperti rumah, ladang, dan sawah, diprioritaskan untuk anak perempuan. Karena rumah
diprioritaskan untuk anak perempuan dan orang tua juga sangat melindungi mereka, maka wajar jika secara naluri anak perempuan yang merawat orang tuanya tersebut.
Lebih lanjutnya lagi Saleh, Afrizal, Erwin, dan Indrizal dalam Nurti, 2007 menyatakan bahwa di dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, perempuan lansia
memiliki kedudukan dan peranan penting serta terhormat sebagai orang yang diharapkan masih mampu berbuat banyak di dalam keluarga dan masyarakat.
Lazimnya, perempuan lansia diharapkan dapat menjadi pembimbing dan penasehat karena memiliki pengalaman hidup yang panjang. Maka dari itu, perempuan lansia di
dalam masyarakat matrilineal Minangkabau tidak boleh hidup tersia-sia di hari tuanya. Akan menjadi aib malu anak-kemanakan, keluarga, kerabat, atau bahkan
orang sekampung jika terdapat orang lanjut usia yang terlantar.
B. SANDWICH GENERATION
1. Pengertian
Sandwich Generation
Shapiro dalam Genovese, 1997 menyatakan bahwa sandwich generation ialah individu dewasa madya yang menghadapi tanggung jawab simultan untuk
merawat generasi yang paling muda dan generasi yang paling tua. Sementara itu, menurut Boston Women’s Health Book Collective dalam Matlin, 2008 istilah
sandwich generation mengacu kepada individu dewasa madya, khususnya wanita,
yang menemukan bahwa dirinya bertanggung jawab atas anak yang bergantung
Universitas Sumatera Utara
padanya dan juga bertanggung jawab atas orang tuanya yang lansia. Masa dewasa madya atau middle adulthood merupakan periode perkembangan yang dimulai kira-
kira usia 35-45 tahun hingga memasuk usia 60-an Santrock, 1999. Genovese 1997 menyatakan bahwa istilah sandwich generation akan lebih
bermakna jika digunakan untuk merujuk pada individu dewasa madya yang mengalami tekanan dan tegangan dari tanggung jawabnya dalam merawat orang tua
lansia dan anak, baik mereka tinggal serumah maupun tidak.
2. Wanita dan
Sandwich Generation
Bianchi dan Casper dalam Skogrand, Henderson, dan Higginbotham, 2006 menyatakan bahwa tugas merawat orang tua lansia sebanyak 75 dilakukan oleh
wanita dan sisanya 25 dilakukan oleh pria. Sekitar setengah atau dua per tiga wanita dewasa madya akan merawat orang tua lansia atau mertua dalam kehidupan
mereka Family Caregiver Online dalam Skogrand, Henderson, dan Higginbotham, 2006. Mayoritas yang mengalami stress sebagai sandwich generation ialah wanita
dibandingkan dengan pria Skogrand, Henderson, dan Higginbotham, 2006.
3. Hal Positif yang Dialami Wanita
Sandwich Generation
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yiengprugsawan, Seubsman, dan Sleigh di Thailand 2012 diketahui bahwa selain mengalami stress psikologis yang lebih
tinggi daripada individu non pengasuh, pengasuh dalam hal ini wanita sandwich generation
melaporkan memiliki kesehatan mental positif yang lebih tinggi seperti self-esteem
dan puas dengan hidup, kapasitas mental positif yang lebih tinggi seperti
Universitas Sumatera Utara
mengatasi krisis, dan kualitas mental positif yang lebih tinggi seperti menolong orang lain.
Tingkat stress yang tinggi yang dialami oleh wanita sandwich generation dapat dijelaskan karena adanya tekanan secara fisik dan psikologis dari kegiatan
sehari-harinya Brown;
Savage Bailey;
Treasure; Vitaliano
dalam Yiengprugsawan, Seubsman, dan Sleigh 2012. Bagaimana pun juga, wanita
sandwich generation yang memiliki tugas sebagai seorang pengasuh memiliki efek
positif terhadap kesehatan mental saat menolong orang lain dan mengatasi krisis yang ia miliki. Hal ini juga sesuai dengan temuan Kuuppelomaki; Ribeiro dan Paul
Yiengprugsawan, Seubsman, dan Sleigh, 2012 bahwa peran sebagai pengasuh memiliki dampak positif terhadap self-esteem dan juga kepuasan hidup.
4. Hal Negatif yang Dialami Wanita