Karakteristik Partisipan Penelitian PARTISIPAN PENELITIAN

interpretasi pandangan-pandangan, nilai-nilai, pemaknaan, keyakinan, pemikiran- pemikiran dan ciri-ciri dari kejadian-kejadian dalam suatu kehidupan, situasi, upacara, dan fenomena khusus yang diteliti berdasarkan pandangan atau kerangka pemikiran orang yang diteliti. Santoso dan Royanto 2009 menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti ingin mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu fenomena berdasarkan pengahayatan dari pelaku yang diteliti; atau fenomena yang memiliki kekhususan dan keunikan tertentu. Patton dalam Poerwandari, 2007 menyatakan bahwa penelitian kualitatif memungkinkan peneliti mempelajari isu-isu tertentu secara mendalam dan mendetail, karena pengumpulan data tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja.

B. PARTISIPAN PENELITIAN

1. Karakteristik Partisipan Penelitian

Sumber informasi primer bagi peneliti ialah partisipan penelitian Santoso dan Royanto, 2009. Terdapat karakteristik tertentu dalam pemilihan partisipan penelitian, antara lain: a. Wanita sandwich generation Boston Women’s Health Book Collective dalam Matlin, 2008 menyatakan istilah sandwich generation mengacu kepada individu dewasa madya, khususnya wanita, yang menemukan bahwa dirinya bertanggung jawab atas anak yang bergantung padanya dan juga bertanggung jawab atas orang tuanya yang lansia. Masa Universitas Sumatera Utara dewasa madya merupakan periode perkembangan yang dimulai kira-kira usia 35-45 tahun hingga memasuk usia 60-an Santrock, 1999. Bianchi dan Casper dalam Skogrand, Henderson, dan Higginbotham, 2006 menyatakan bahwa sebanyak 75 tugas merawat orang tua yang lanjut usia dilakukan oleh wanita, sementara sisanya sebanyak 25 dilakukan oleh pria. Mayoritas individu yang mengalami stress sebagai sandwich generation ialah wanita Skogrand, Henderson, dan Higginbotham, 2006. b. Memiliki suami dan bekerja Individu sebagai sandwich generation bisa mengalami ketegangan emosional saat merawat orang tua yang lanjut usia. Ketegangan emosional tersebut dapat muncul karena adanya kebutuhan untuk menyeimbangkan tugas kepengasuhan tersebut dengan aspek lainnya yang ada dalam kehidupan sang anak, misal hubungan perkawinan, tanggung jawab pekerjaan, kepentingan pribadi, aktivitas sosial, dan rencana perjalanan Lund; Antonucci; Mui dalam Papalia, 2008. c. Etnis Minangkabau Masyarakat Minangkabau memiliki nilai-nilai dan norma yang mengharuskan mereka untuk selalu dapat memberikan pelayanan kepada orang tua Afrida, 2004. Saleh, Afrizal, Erwin, dan Indrizal dalam Nurti, 2007 menyatakan bahwa di dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, perempuan lansia memiliki kedudukan dan peranan penting serta terhormat. Sehingga, perempuan lansia di dalam masyarakat matrilineal Minangkabau tidak boleh hidup tersia-sia di hari tuanya Nurti, 2007. Tanggung jawab untuk memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada Universitas Sumatera Utara perempuan lansia dimiliki oleh anak perempuan. Hal ini dikarenakan anak perempuan sangat dilindungi dan diprioritaskan dalam adat Minangkabau.

2. Jumlah Partisipan Penelitian