Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni

72

f. Usulan dan Saran Para Pendamping Komuni Pertama

1 Usulan Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama. Yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang Persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk menyampaikan materi. 2 Saran Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada penambahan pendamping calon Komuni Pertama mengingat sebagian pendamping yang sudah lanjut usia.

G. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni

Pertama Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan angket kepada 50 responden dan wawancara kepada 5 responden para pendamping Komuni Pertama. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek yang diteliti yakni identitas responden, gambaran pelaksanaan katekese, faktor 73 pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang Ekaristi, perananKetekese Persiapan Komuni Pertama, usulan dan saran.

1. Berdasarkan Angket

a. Identitas responden

Gambaran mengenai identitas responden yang mencakup jenis kelamin, umur, dan pendidikan dari 50 responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan. Berjalan dengan peserta yang mengikuti Komuni Pertama perempuan yang lebih mendominasi. Mengenai penggolongan tingkat usia yang paling dominan yaitu responden yang berusia 12 tahun untuk usia terendah yaitu 10 tahun. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping pada saat persiapan Komuni Pertama karena perbedaan tingkat usia dan pemahamannya.

b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama

Melalui hasil penelitian dikatakan bahwa setiap tahun Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama yang dilaksanakan secara rutin. Adanya kegiatan persiapan Komuni Pertama dapat membantu responden untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden yang mengikuti pelaksanaan persiapan Komuni Pertama merasa terbantu untuk mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus.Salah satu tujuan persiapan Komuni Pertama yaitu agar responden lebih mengerti dan menghayati arti Komuni Pertama dan menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari-hari. Dan para responden yang mengatakan 74 bahwa dengan adanya persiapan Komuni Pertama membantu untuk lebih mengerti dan menghayati Tubuh dan Darah Kristus dalam perayaan Ekaristi. Mengingat persiapan Komuni Pertama sangat terbatas dilaksanakan hanya selama 3 bulan, maka persiapan Komuni Pertama perlu dilaksanakan setiap Minggu sehingga responden siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Waktu yang efektif saat kegiatan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu adalah 90 menit. Dari data yang diperoleh ternyata persiapan Komuni Pertama di Paroki Laktutus setiap Minggu waktunya tidak sama. Meskipun ada32 mengatakan bahwa kegiatan persiapan Komuni Pertama waktunya 1½ jam. Namun ada 18 mengatakan persiapan Komuni Pertama dalam seminggu 3 jam, ada20 mengatakan 2 jam, ada 30 mengatakan 1 jam dan 32mengatakan 1½ jam. Dari data yang diperoleh ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping agar perlu memperhatikan waktu yang efektif pada saat persiapan Komuni Pertama yang diadakan setiap Minggu. Dalam persiapan Komuni Pertama mengingat waktu yang relatif singkat maka dalam persiapan Komuni Pertama hal yang perlu disampaikan yaitu mengenai Ekaristi, pokok-pokok iman dalam ajaran kristiani, pengenalan alat-alat liturgi dalam Ekaristi, sikap-sikap dalam mengikuti Ekaristi. Namun yang paling banyak disampaikan selama Persiapan Komuni Pertama, yakni materi tentang Ekaristi ada 50. Ini menandakan bahwa para pendamping belum menyampaikan semua ajaran-ajaran Gereja dan pengenalan alat-alat liturgi kepada responden calon Komuni Pertama hanya sebatas mengenai Ekaristi. 75 Mengenai media, ada 46 mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah Kitab Suci, ada 38 yang mengatakan bahwa media yang paling banyak digunakan oleh guru agama dalam menyampaikan materi adalah cerita Santo-Santa, sedangkan 18 yang mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan alat- alat liturgi. Selanjutnya, media yang paling banyak membantu responden memahami Komuni Pertama adalah Kitab Suci. Ini terbukti 58 yang mengatakan demikian. Sedangkan 40 yang mengatakan bahwa media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah alat-alat liturgi, sedangkan ada 2 yang mengatakan media yang paling banyak membantu untuk memahami Komuni Pertama adalah cerita Santo-Santa. Maka dapat disimpulkan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum menggunakan media yang bervariasi dalam menyampaikan materi. Pada hal responden memiliki pemahaman yang berbeda tidak semua anak memahami materi yang disampaikan menggunakan satu media saja, oleh karena itu perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk menggunakan media yang bervariasi saat menyampaikan materi kepada calon penerima Komuni Pertama, agar mereka dapat mengerti apa yang disampaikan. Mengenai metode, selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak menggunakan metode tanya jawab ini terbuki ada 52 mengatakan bahwa metode yang paling banyak digunakan oleh guru agama saat menyampaikan materi adalah tanya jawab. Maka dapat disimpulkan bahwa selama persiapan Komuni Pertama para pendamping menyampaikan materi belum 76 menggunakan metode yang bervariasi hanya sebatas tanya jawab. Para pendamping masih mengabaikan metode yang lain seperti, ceramah, diskusi kelompok, pengalaman langsung. Menggunakan metode yang berfariasi dalam menyampaikan materi membantu responden lebih memahami apa yang disampaikan. Mengenai keterlibatan responden selama persiapan Komuni Pertama, ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden bersemangat untuk mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Motivasi anak dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama pada umumnya karena mereka memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 72. Ini menandakan bahwa, responden mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama bukan karena suatu kewajiban saja tetapi karena memiliki kerinduan untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 18 mengikuti persiapan Komuni Pertama karena hanya ingin mengetahui tentang Komuni Pertama. Sedangkan ada 10 yang mengatakan bahwa semangat mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama karena mengikuti perintah guru agama. Dari semua ini dapat disimpulkan bahwa, ternyata masih ada sebagian responden yang belum mempunyai motivasi dalam mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama, mereka mengikuti hanya sekedar untuk mengetahui tentang Komuni dan mengikuti karena perintah guru agama. Maka ini menjadi perhatian bagi pagi para pendamping Komuni Pertama dan orang tua untuk memotivasi anak tentang pentingnya mengikuti persiapan Komuni Pertama. 77 Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan berbagai pihak, baik guru agama, peserta, bapak ibu maupun Pastor paroki. Namun yang paling penting adalah guru agama katekis, peserta anak dan orang tua. Namun yang terjadi di Paroki Laktutus ternyata selama persiapan Komuni Pertama belum semua para pendamping terlibat aktif, masih sebagian besar yang belum aktif meskipun sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti persiapan Komuni Pertama untuk responden calon Komuni Pertama. Dengan terbukti ada 48 yang mengatakan bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama, ada 42 mengatakan setuju bahwa guru agama selalu hadir pada saat persiapan Komuni Pertama. Dan ada 8 mengatakan bahwa para pendamping belum semuanya aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping tentang pentinganya kehadiran mereka saat kegiatan persiapan Komuni Pertama. Dalam menyampaikan materi selama persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu memperhatikan hal-hal yang penting seperti, menggunakan bahasa yang sederhana mungkin, sehingga responden mampu menangkap maknanya karena mengingat mereka masih duduk dibangku SD. Ternyata selama menyampaikan materi belum semua pendamping Komuni Pertama menggunakan bahasa yang sederhana. Ada 50 mengatakan bahwa guru agama menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana, sedangkan ada 50 yang mengatakan setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ternyata tidak semua pendamping menyampaikan materi menggunakan bahasa yang sederhana. Mengenai hal ini perlu diperhatikan oleh para pendamping untuk 78 menyampaikan materi persiapan Komuni Pertama untuk menggunakan bahasa yang sederhana.

c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama

Salah satu syarat penerimaKomuni Pertama yaitu calon penerima Komuni Pertama siapa untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Maka untuk itu para pendamping dan pihak Gereja lainnya membantu responden dengan mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama. Selama kegiatan persiapan Komuni Pertama sudah sebagian besar responden merasa terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh dan darah Kristus ada 56 yang mengatakan demikian. Sedangkan ada 38 yang mengatakan bahwa mereka terbantu untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun masih ada sebagian responden yang merasa tidak terbantu dengan kegiatan persiapan komuni pertama ini untuk lebih siap menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka ini menjadi perhatian bagi para pendamping agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama sehingga responden siap untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus. Selama persiapan Komuni Pertama ada tugas kepada responden calon penerima Komuni Pertama untuk menghafal doa-doa harian sebagai salah satu syarat untuk bisa menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka responden perlu di tolong untuk bisa menghafal doa-doa harian, agar mereka nanti lebih mudah melibatkan diri dalam doa bersama di lingkungan. Namun ada sebagian besar responden yang merasa setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian ada 52 dan ada 48 yang mengatakan sangat setuju bahwa mereka mampu menghafal doa-doa harian. Maka ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan orang tua agar membantu responden lebih mampu menghafal doa-doa harian. 79 Tujuan dari persiapan Komuni Pertama adalah sebagai persiapan penerimaan Ekaristi supaya akhirnya anak secara sadar mengikuti dan mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Namun yang terjadi setelah responden mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai menerima Tubuh dan Darah Kristus ada sebagian responden yang mengatakan mereka sangat aktif mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Tubuh dan Darah Kristus ada 48. Namun masih ada sebagian responden yang mengatakan bahwa mereka cukup aktif mengikuti perayaan Ekaristi setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama 42 dan ada 8 yang mengatakan bahwa setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama mereka tidak aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Maka dapat disimpulkan bahwa ternyata setelah menerimah Tubuh dan Darah Kristus tidak semua anak semakin aktif untuk mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Maka dalam persiapan Komuni Pertama para pendamping perlu meningkatkan pemahaman responden mengenai Ekaristi karena terbukti masih ada responden yang kurang aktif mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peserta anak dalam persiapan Komuni Pertama, membaca dan menghafalkan doa-doa harian, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh para pendamping, ikuti dengan orang tua atau sendiri menghadiri perayaan Ekaristi di Gereja atau di lingkungannya, juga menghadiri doa-doa bersama di lingkungannya. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian kecil selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan ada 38 19 responden. Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif dalam 80 mengerjakan tugas yang diberikan oleh para pendamping ada 38 19 responden yang mengatakan sering mengerjakan tugas, ada 12 6 responden yang mengatakan kadang-kadang dan ada 8 4 responden yang mengatakan tidak pernah. Maka para pendamping perlu memperhatikan responden agar terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dengan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tugas yang diberikan oleh para pendamping yaitu menghafal doa-doa harian ada 60 30 responden mengatakan sangat setuju dan mengikuti perayaan Ekaristi setiap hari Minggu ada sebagian besar yang kurang setuju dengan tugas ini 50 25 responden dan ada 10 5 responden yang mengatakan sangat tidak setuju dengan tugas mengikuti perayaan Ekaristi setiap Minggu. Maka mengenai tugas-tugas yang berikan ini para pendamping perlu meningkatkan lagi pemahaman responden mengenai Ekaristi.

d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi

Ekaristi merupakan pusat dan puncak kehidupan Gereja. lewat Ekaristi Kristus mengikutsertakan Gereja-Nya dan semua anggota-Nya di dunia kurban pujian dan syukur yang Ia persembahkan di salib kepada Bapa-Nya satu kali untuk selamanya. Dalam perayaan Ekaristi selalu ada, pewartaan Sabda Allah, ucapan syukur kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya terutama bahwa Ia menyerahkan Putera-Nya. Maka dalam perayaan Ekaristi umat menyambut Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa Roti dan Anggur. Salah satu dasar pentingnya persiapan Komuni Pertama yaitu Sebagai pendidikan iman dan pendidikan nilai. Persiapan Komuni Pertama bertujuan agar responden lebih mengerti dan menghayati arti mengikuti perayaan Ekaristi dengan menerima Tubuh dan Darah 81 Kristus, untuk selanjutnya dapat menerapkan dalam perilaku dan sikapnya sehari- hari. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi meskipun masih ada sebagian kecil yang masih kurang memahami tentang arti merayakan Ekaristi. Ada sebagian besar 64 32 responden yang mengatakan bahwa perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman yang mengucap puji dan syukur kepada Allah. Untuk sebagian kecil yang masih kurang dalam memahami tentang arti mengikuti perayaan Ekaristi, ini cukup menjadi perhatian bagi para pendamping agar dalam persiapan Komuni Pertama untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang Ekaristi bagi seluruh responden calon Komuni Pertama sehingga mereka semakin aktif mengambil bagian dalam mengikuti perayaan Ekaristi baik digereja maupun di lingkungan. Dalam mengikuti perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh. Sikap tubuh yang seragam menandakan kesatuan seluruh jemaat yang berhimpun untuk merayakan liturgi Kudus. Sebab sikap tubuh yang sama mencerminkan dan membangun sikap batin yang sama pula. Maka dalam perayaan Ekaristi ada tata gerak dan sikap Tubuh seperti, berlutut, berdiri, bernyanyi dan seluruh umat diharapkan untuk ikut terlibat aktif. Setelah mengikuti persiapan Komuni Pertama sebagian kecil sudah aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh.Ini perlu di pertahankan oleh responden agar semakin menghayati imannya dalam mengikuti perayaan Ekaristi. Namun masih sebagian besar responden yang belum cukup terlibat aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi dalam hal tata gerak dan sikap Tubuh ada 44 22 responden. Ini 82 menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar pada saat persiapan Komuni Pertama lebih meningkatkan lagi pemahaman tentang tata gerak dan sikap tubuh. Salah satu tujuan dari merayakan Ekaristi yaitu ingin berjumpa dengan Tuhan yang dari dalam rupa roti dan anggur yang kita terima saat menerima Komuni Kudus. Ada sebagai besar yang sudah memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi namun masih ada sebagian kecil yang belum memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi. Ada sebagian besar 50 25 responden mengatakan sangat bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan. Ini perlu ditingkatkan terus agar semakin aktif dalam mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan. Namun ada sebagain kecil yang belum cukup memahami tentang mengikuti perayaan Ekaristi ada 34 17 responden yang mengatakan bahwa mereka setuju dan ada 16 8 responden yang mengatakan tidak setuju bahwa mengikuti perayaan Ekaristi karena ingin berjumpa dengan Tuhan dalam rupa roti dan anggur. Maka ini menjadi perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi pemahaman anak tentang Ekaristi sehingga kehadiran mereka dalam mengikuti perayaan Ekaristi tidak hanya sebagai suatu kewajiban saja.

e. Faktor pendukung dan penghambat Katekese Persiapan Komuni

Pertama, serta usulan dan saran Pertama-tama tugas orang tua Kristiani adalah mengusahakan pendidikan kristiani bagi responden menurut ajaran yang diwariskan oleh Gereja. Tugas orang tua wajib mendidik anak dengan pendidikan Kristiani dalam keluarga dengan memberikan sikap dan teladan yang baik demi pendidikan iman anaknya. 83 Maka perlu diperhatikan juga oleh pendamping agar ada kerja sama dengan orang tua calon Komuni Pertama mengarahkan mereka untuk mendukung anak dalam persiapan Komuni pertama. Selama persiapan Komuni Pertama sudah sebagian besar orang tua yang sudah terlibat aktif dan sebagian kecil yang belum terlibat aktif dalam kegiatan persiapan Komuni Pertama. Ada 44 22 responden mengatakan sangat setuju bahwa, selama persiapan Komuni Pertama orang tua membantu saat menghafal doa-doa harian, ada 38 19 responden yang mengatakan setuju. Ini menandakan bahwa sebagian besar orang tua calon Komuni Pertama sudah ikut mendukung anaknya untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dan bertanggungjawab terhadap iman anaknya. Namun ada 18 9 responden yang mengatakan bahwa orang tuanya tidak membantu saat menghafal doa-doa harian. Ini menandakan bahwa ternyata ada orang tua yang belum memiliki tanggung jawab dalam hal mendidik iman anaknya. Ini menjadi perhatian para pendamping Komuni Pertama dan pihak Gereja lainnya agar melibatkan orang tua selama kegiatan persiapan Komuni Pertama. Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan persoalan, baik guru agama, peserta, bapa-ibu maupun Pastor Paroki. Maka dalam persiapan Komuni Pertama ada motivasi dari anak sendiri dengan dorongan dari orang tua serta guru agama sehingga responden aktif mengambil bagian dalam persiapan Komuni Pertama sehingga mereka siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selama persiapan Komuni Pertama sebagian besar responden senantiasa mengikuti persiapan Komuni Pertama ada 52 26 responden. Namun ada sebagian besar responden yang kurang aktif hadir selama persiapan Komuni 84 Pertamaada 30 15 responden yang mengatakan setuju namun ada 18 9 responden yang mengatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Maka dapat dikatakan bahwa belum semua responden calon Komuni Pertama aktif hadir mengikuti kegiatan persiapan Komuni Pertama. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar mengusahakan supaya responden ikut terlibat aktif saat persiapan Komuni Pertama sehingga mereka dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus dengan menghayati imannya. Selama persiapan Komuni Pertama banyak melibatkan pihak, baik guru agama, bapa-ibu, guru agama katekis dan peserta anak. Sehingga persiapan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan. Selama persiapan Komuni Pertama ada 60 30 responden yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu Orang tua, guru agama, Pastor Paroki, dan teman-teman. Maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden merasa terdukung dengan keterlibatan dari berbagai pihak. Sedangkan, ada 20 10 responden yang mengatakan bahwa hal yang mendukung selama persiapan Komuni Pertama yaitu ada buku pegangan yang didalami yang membantu untuk memahami Komuni Pertama dan siap untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Selain itu, ada 16 8 responden yang mengatakan bahwa hal yang mendukung saat persiapan Komuni Pertama adalah menghafal doa-doa harian, suasana yang menyenangkan. Maka dapat dikatakan bahwa ternyata selama persiapan Komuni Pertama responden merasa terbantu jika ada dukungan dari orang tua, guru agama, pastor Paroki dan teman-teman. Selain itu bahan dan media yang digunakan serta suasana yang mendukung. Oleh karena 85 itu, ini menjadi cukup perhatian bagi para pendamping Komuni Pertama agar lebih meningkatkan lagi persiapan Komuni Pertama dengan melibatkan orang tua dan pihak Gereja lainnya. Sedangkan mengenai faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama, ada 80 40 responden yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama karena sakit, malas, bantu orang tua dirumah kerja. Maka dapat dikatakan bahwa faktor penghambat ini timbul dari dalam diri anak dan orang tua yang kurang memperhatikan iman anaknya lebih menekankan anak pada pekerjaan rumah.Mengenai ini perlu diperhatikan oleh para pendamping dan orang tua agar tidak ada hambatan selama persiapan Komuni Pertama sehingga responden dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Namun ada 20 10 responden yang mengatakan bahwa faktor yang menghambat saat persiapan Komuni Pertama adalah masalah orang tua yang belum nikah Gereja. Maka ini menjadi cukup perhatian dari pihak Gereja, orang tua dan para pendamping Komuni Pertama agar sebelum mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, perlu perhatikan orang tua calon Komuni Pertama agar mereka menikah Gereja terlebih dahulu sehingga tidak menghambat anak saat menerima Komuni Pertama. Melihat hal tersebut dari responden mengusulkan, yang pertama untuk tahun depan selama persiapan Komuni Pertama para pendamping lebih banyak memberikan materi tentang Ekaristi dan pengenalan mengenai alat-alat liturgi ada 40 20 responden. Yang kedua untuk Tahun depan susunan acaranya lebih teratur lagi supaya tidak bosan dan jelas kegiatannya ada 30 15 responden. 86 Mengenai usulan ini, dapat dikatakan bahwa selama persiapan Komuni Pertama para pendamping belum memiliki program yang jelas, maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar memiliki program yang jelas pada saat persiapan Komuni Pertama sehingga kegiatan persiapan Komuni bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Yang ketiga untuk tahun depan saat menyampaikan materi menggunakan banyak media yang bervariasi tidak hanya Kitab Suci dan madah bakti saja ada 5 responden. Dengan melihat semua ini dapat disimpulkan bahwa, selama ini para pendamping belum menggunakan media yang kreatif hanya sebatas Kitab Suci dan Madah Bakti. Maka perlu diperhatikan oleh para pendamping agar Persiapan Komuni Pertama dapat diselenggarakan dengan baik.

2. Berdasarkan Wawancara

Pada bagian ini, penulis akan membahas hasil penelitian berdasarkan wawancara terhadap para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus. Setelah diketahui hasilnya, maka hasil tersebut akan dibahas oleh peneliti. Pembahasan hasil penelitian menyangkut aspek yang diteliti yakni identitas, gambaran Pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama, faktor pendukung dan penghambat, penghayatan anak-anak tentang ekaristi, peran Katekese Persiapan Komuni Pertama.

a. Identitas Responden

Berdasarkan data yang diperoleh dalam melakukan penelitian di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki 4 87 orang dan satu perempuan, yang berusia 38- 50 tahun keatas berjumlah 5 orang. Status responden, petani 3 orang dan 2 orang berstatus guru.

b. Proses Pelaksanaan Persiapan Komuni Pertama

Berdasarkan hasil penelitian setiap tahun di Paroki Laktutus mengadakan kegiatan persiapan Komuni Pertama, kegiatan persiapan Komuni Pertama dilaksanakan selama 3 bulan yakni setiap hari Minggu sore. Buku pengangan pokok yang digunakan oleh para responden dalam membimbing anak-anak calon penerima Komuni Pertama yaitu, Katekismus Gereja Katolik, Madah Bakti, tata perayaan Ekaristi, buku panduan persiapan Komuni Pertama pegangan guru agama dan buku pengangan untuk calon baptis. Ada responden yang mengatakan tidak menggunakan buku sumber lain tetapi mengajak anak-anak mengenal alat liturgi Gereja. Materi yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama yaitu mengenai Ekaristi, tata cara liturgi dalam Gereja, tata cara pada saat mengikuti Perayaan Ekaristi digereja. Metode yang sering digunakan adalah tanya jawab, pemberian tugas. Namun metode yang paling banyak digunakan adalah tanya jawab. Pada saat mendampingi calon Komuni Pertama, para responden melaksanakan kadang-kadang sendiri, bergantian dengan yang lain dan pada saat- saat tertentu bersama tim, seperti pada saat tes anak-anak menghafalkan doa-doa harian dan tes orang tua calon penerima Komuni Pertama untuk berdoa. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa waktu pelaksanaan persiapan Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus masih sangat terbatas karena hanya 3 bulan persiapan, seharusnya waktu yang dibutuhkan untuk persiapan Komuni Pertama yakni 6 bulan. Selain itu buku yang digunakan oleh 88 pendamping masih sangat terbatas belum manfaatkan dari sumber lain. Oleh karena itu, para pendamping perlu menggunakan sumber bahan yang bervariasi sehingga memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama sehingga anak-anak mampu memahami apa yang disampaikan dan dapat menghayati imannya. Dalam melaksanakan Katekese Persiapan Komuni Pertama media merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung kelancaran proses Katekese Persiapan Komuni Pertamadalam membantu calon penerima Komuni Pertama mengkomunikasikan imannya. Menggunakan media membuat suasana semakin hidup dan calon penerima Komuni Pertama merasa terinspirasi setelah melihat dan mendengarkan. Media yang digunakan juga harus menarik dan bervariasi sehingga calon penerima Komuni Pertama tidak merasa bosan. Namun, kenyataannya para pendamping Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus belum menggunakan media dan metode yang bervariasi sehingga masih sebagian responden penerima Komuni Pertama merasa media kurang membantu untuk memahami apa yang disampaikan. Media yang digunakan dalam pelaksanaan katekese hanya sebatas lagu-lagu dan Kitab Suci, Madah Bakti. Ketika penulis mewawancarai beberapa responden mereka mengatakan memang selama ini media yang digunakan hanya lagu-lagu dan Kitab Suci. Itu pun tidak mendalami lagu tersebut karena bingung mau dikemas seperti apa. Selain penggunaan media dalam pelaksanaan katekese, metode juga sangat penting dalam pelaksanaan katekese guna mendukung kelancaran pelaksanaannya. Metode yang digunakan selama persiapan Komuni Pertama di 89 Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus ialah metode tanya jawab. Di sini pendamping Komuni Pertama belum menggunakan metode yang bervariasi seperti, ceramah, diskusi kelompok. Sehingga calon penerima komuni pertama hanya tanya jawab selama proses katekese berlangsung. Dari kenyataan ini, dapat dimengerti bahwa para pendamping Komuni Pertama kurang bervariasi mengenai penggunaan metode.

c. Peran Katekese Persiapan Komuni Pertama

Dari hasil penelitian para responden mengatakan bahwa, Katekese Persiapan Komuni Pertama cukup membantu bagi sebagian besar anak-anak calon Komuni Pertama untuk menghayati imannya, terbukti dengan adanya keaktifan anak-anak mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dengan melibatkan diri dalam beberapa hal misalnya tampil menjadi PPA, pengurus PPA, Dll. Meskipun sebagian anak-anak mulai dari mereka mengikuti persiapan Komuni Pertama sampai selesai menerima komuni pertama kurang terlibat aktif dalam hal sikap baik digereja maupun di lingkungan. Dua orang pendamping yang berpendapat bahwa, pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama ini belum cukup membantu anak-anak untuk menghayati imannya karena masih cukup banyak kekurangan dalam persiapan Komuni Pertama yang kurang mendukung, baik dari orang tua anak-anak maupun dalam persiapan Komuni Pertama. Dengan terbukti masih sebagian anak-anak yang setelah menerima Komuni Pertama kurang tidak terlibat aktif mengikuti perayaan Ekaristi pada hari Minggu digereja maupun di lingkungan. 90

d. Penghayatan anak-anak tentang Ekaristi

Dari hasil penelitian, menurut sebagian besar responden mengatakan bahwa, pada umumnya anak-anak cukup aktif dan hormat pada saat mengikuti perayaan Ekaristi digereja maupun ibadat di lingkungan, sikap hormat saat menyambut Komuni, penghayatan iman dalam kehidupan sehari-hari cukup meningkat, dimana anak menjadi rajin mengikuti kegiatan menggereja baik digereja. Selain itu anak mau terlibat aktif pada saat mengikuti perayaan Ekaristi maupun ibadat dalam hal bersikap yaitu duduk, berdiri, berlutut, bernyanyi dan mereka berani tampil menjadi PPA. Sebagian kecil responden mengatakan, masih sebagian anak-anak yang belum bisa menghayati imannya saat mengikuti perayaan Ekaristi setelah menerima Komuni Pertama baik digereja maupun di lingkungan dan belum cukup memahami tentang Ekaristi, misalnya ribut, tidak terlibat aktif seperti dalam hal sikap tubuh pada saat perayaan Ekaristi. Selain itu, tidak pernah hadir mengikuti perayaan Ekaristi pada saat hari Minggu. Dengan melihat hal ini, perlu diperhatikan oleh para pendamping Komuni Pertama sehingga persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan baik sehingga anak-anak calon penerima Komuni Pertama dapat menghayati imannya baik saat mengikut perayaan Ekaristi digereja maupun di lingkungan dan dapat menerapkan dalam sikapnya sehari-hari.

e. Faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Persiapan

Komuni Pertama di Paroki Hati Kudus Yesus laktutus. 1 Faktor pendukung Dari hasil penelitian, faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama yaitu adanya dukungan dari orang tua, 91 dimana sebagian besar orang tua yang selalu terlibat membantu anaknya seperti menghafal doa-doa harian, kerja bakti digereja setiap kali ada kegiatan untuk anak-anak calon penerima Komuni Pertama. Maka mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa sebagian besar orang tua yang mempunyai tanggungjawab terhadap iman anaknya. Tugas utama orang tua adalah mendidik iman anaknya sesuai dengan keyakinannya. Selain itu ada dukungan dari pihak Gereja yaitu Pastor Paroki, ketua dewan, dan kerjasama, antara anggota tim pendamping calon Komuni Pertama. Selain itu anak-anak calon penerima Komuni Pertama yang terlibat aktif meskipun sebagian kecil calon penerima Komuni Pertama yang tidak aktif hadir selama persiapan Komuni Pertama. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama proses persiapan Komuni Pertama banyak pihak yang membantu tidak hanya guru agama saja, tetapi tim pewarta dan orang tua juga ikut terlibat selama persiapan Komuni Pertama. 2 Faktor penghambat Melalui hasil penelitian, kendala yang dialami oleh para pendamping selama persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama dari pihak orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu ada sebagian orang tua calon penerima Komuni Pertama yang belum menikah Gereja sehingga menggangu konsentrasi para pendamping pada saat menjelang persiapan Komuni Pertama karena harus mengurus orang tua yang belum menikah itu terlebih dahulu mengingat anaknya yang harus menerima Komuni Pertama. Maka hal ini perlu diperhatikan oleh tim pewarta sehingga tidak mengganggu persiapan Komuni Pertama. Yang kedua, sebagian dari orang tua yang tidak bisa diajak kerjasama, sebagian anak yang 92 berasal dari keluarga yang minim penanaman pokok-pokok Iman Kristiani dari orang tua. Mengenai hal ini dapat dikatakan bahwa, selama persiapan Komuni Pertama perlu ada kerjasama antara orang tua dan guru agama demi kelancaran persiapan Komuni Pertama. Yang ketiga, sebagian anak yang cenderung malas dalam hal untuk menghafal doa-doa harian, dan situasi anak dalam hal berpikir mereka berbeda.Yang berikut, sebagian dari pendamping Komuni Pertama mengatakan bahwa dalam mendampingi anak-anak calon peneriman Komuni Pertama buku-buku pendukung masih terbatas sehingga menggunakan buku pegangan persiapan Komuni Pertama sebagaimana adanya tanpa melakukan variasi. Sehingga sebagian para pendamping mengatakan masih kurang dalam hal menyampaikan pokok-pokok Iman Kristiani. Selama mendampingi anak-anak calon penerima Komuni Pertama, para pendamping belum pernah membuat program bimbingan yang tersusun dengan baik dalam melaksanakan pembinaan Komuni Pertama sehingga menyampaikan materi apa adanya dan kurang adanya persiapan. Selain itu penggunaan media dan metode dalam persiapan Komuni Pertama masih kurang diselenggarakan dengan baik.

f. Usulan dan saran para Pendamping Komuni Pertama

1 Usulan Usulan para pendamping calon penerima Komuni Pertama mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu yang pertama, perlu adanya program yang tersusun dengan baik sehingga jelas apa yang disampaikan kepada calon penerima Komuni Pertama. yang kedua, ada persediaan buku-buku tentang persiapan Komuni Pertama, buku yang berkaitan dengan pendidikan iman dan 93 media-media yang bervariasi sehingga dapat membantu pendamping untuk menyampaikan materi. 2 Saran Saran dari para pendamping mengenai pelaksanaan persiapan Komuni Pertama yaitu, yang pertama perlu adanya penegasan terhadap orang tua calon penerima Komuni Pertama yaitu adanya komunikasi dan kerjasama antara pendamping dengan orang tua calon Komuni Pertama supaya kegiatan penerimaan Komuni Pertama dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan. yang kedua, sebagian responden mengatakan perlu ada penambahan pendamping calon Komuni Pertama mengingat sebagian pendamping yang sudah lanjut usia.

H. Kesimpulan Hasil Penelitian