Singkatan Kitab Suci Singkatan Dokumen Resmi Gereja Singkatan Lain LATAR BELAKANG

xviii DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab Perjanjian Lama dan Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia , LAI, 2008.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

GE : Gravissimum Educationis. Pernyataan tentang Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965 KGK : Katekismus Gereja Katolik. 1995. KHK : Kitab Hukum Kanonik Codex luris Canonici, diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II tanggal 25 Januari 1983 LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964. SC : Sacrosanctum Concilium, Konstitusi Konsili Vatikan II tentang Liturgi Suci, 4 Desember 1963.

C. Singkatan Lain

Art : Artikel BKSN : Bulan Kitab Suci GE : Gravisium Educationis H : Halaman xix KAS : Keuskupan Agung Semarang KWI : Komisi Waligereja Indonesia No : Nomor PPA : Putra Putri Altar Pr : Projo PUMR : Pedoman Umum Misale Romawi SD : Sekolah Dasar SMP : Sekolah Menengah pertama SMA : Sekolah Menengah Atas 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ekaristi merupakan ungkapan syukur yang diwujudkan dalam doa atau perjamuan bersama. Ekaristi merupakan kenangan perjamuan Kristus yang menjadi sumber dan puncak kehidupan Kristiani yang menandakan kesatuan umat Allah, serta menyempurnakan pembangunan Tubuh Kristus. Melalui Ekaristi inilah ada persatuan kehidupan ilahi dan kesatuan dengan seluruh umat terlaksana dan terungkap secara sempurna.Kehadiran Yesus berarti hadirnya misteri Paskah yaitu “Misteri Kristus yang selalu hadir dan berkarya di tengah kita tetapi teristimewa dalam perayaan Liturgi” SC, art 35. Sakramen yang terluhur ialah Ekaristi Maha Kudus di mana Tuhan sendiri dihadirkan, dikurbankan dan disantap yang berupa Roti dan Anggur dalam Gereja selalu hidup berkembang. Kurban Ekaristi, kenangan wafat serta kebangkitan Tuhan Yesus, dimana kurban salib diabadikan sepanjang masa adalah seluruh puncak seluruh ibadat dan kehidupan Kristiani serta sumber yang menandakan dan menghasilkan kesatuan umat Allah serta menyempurnakan pembangunan Tubuh Kristus. Adapun sakramen- sakramen lainnya dan segala karya kerasulan Gerejawi berhubungan erat dengan Ekaristi Maha Kudus serta diarahkan kepada-Nya KHK, kan 897. Perayaan Ekaristi di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus dilaksanakan setiap hari minggu maupun harian biasa. Setiap umat memiliki motivasi yang berbeda-beda dalam mengikuti perayaan Ekaristi seperti mengikuti perayaan Ekaristi karena kewajiban, kerinduan untuk bertemu dengan Tuhan, ucapan 2 syukur, kewajiban. dll. Dalam mengikuti perayaan Ekaristi umat perlu menghayati imannya akan Yesus Kristus, tetapi berdasarkan pengalaman masih sebagian anak yang sudah menerima Komuni Pertama kurang menghayati imannya. Ekaristi merupakan sakramen yang menjadi sumber dan puncak dari seluruh ibadat Kristiani. Oleh karena itu pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama perlu dipersiapkan dengan baik dalam arti penggunaan sumber bahan, metode, media yang tepat serta penyampaian yang jelas sesuai dengan pemahaman anak-anak. Sehingga para calon Komuni Pertama dapat mengenal, memahami pengalaman imannya akan Kristus dalam mengikuti perayaan Ekaristi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan Katekese Persiapan Komuni Pertama kiranya tidak membicarakan semua unsur pokok mengenai Ekaristi secara luas dan mendalam, melainkan pada beberapa unsur pokok Ekaristi saja mengingat kemampuan dan daya tangkap peserta yang tidak memungkinkan untuk membicarakan mengenai Ekaristi secara lebih mendalam karena pendidikan mengenai ajaran Kristiani tidak hanya sebatas pada penerimaan Komuni saja tetapi berlangsung seumur hidup Sumarno, 2009: 39. Persiapan untuk Komuni Pertama sebenarnya bukan hal yang baru dimulai ketika anak diantar pada penghayatan perjumpaan pribadi dengan Yesus Kristus, melainkan sudah dimulai saat anak hidup diantara keluarga. Dalam keluarga unsur Ekaristi mulai dialami oleh anak seperti, kebersamaan, kesatuan, kegembiraan, persaudaraan, perayaan. Disamping hal tersebut tidak berarti bahwa pengetahuan dan pengertian tentang Ekaristi tidak perlu diberikan kepada anak-anak, tetapi yang paling penting bukan soal pengetahuan melainkan penghayatan mereka 3 termasuk juga kesatuan dengan orang lain yang seiman perlu mendapatkan perhatian secukupnya Sumarno, 2009:40. Masih banyak orang tua yang kurang menyadari tanggungjawab atas pemahaman dan penghayatan iman anak mereka, pada hal merekalah yang bertanggungjawab mengembangkan iman anaknya, tidak hanya menyerahkan anaknya kepada guru agama katekis. Para calon Komuni Pertama harus mendapatkan bimbingan untuk mengetahui, mempercayai dan mengalami kehadiran Kristus lewat doa untuk bersyukur, memuji memohon anugerah serta memohon pengampunan atas dosa-dosanya. Mereka juga perlu diperkenalkan mengenai Roh Kudus untuk dapat mengenal Allah yang hidup, yang selalu berkarya di dunia dan dalam diri manusia serta mengenal Yesus Kristus yang diutus untuk menyelamatkan umat manusia. Dengan demikian para calon penerima Komuni Pertama membuka hati kepada Kristus dan mengikuti-Nya baik dalam Gereja maupun dimasyarakat sesuai dengan ajaran Yesus Kristus sendiri. Sehubungan dengan Katekese persiapan Komuni Pertama, kadang peserta kurang mengerti tentang arti dan tujuan Komuni Pertama yang disampaikan oleh pendamping. Dampak selanjutnya kadang kurang penghayatan dari peserta dalam mengikuti Ekaristi, sehingga kadang Ekaristi dipandang hanya sebagai suatu kewajiban saja bagi mereka, atau suatu aturan yang harus mereka lakukan misalnya dari sekolah yang menuntut harus mengikuti perayaan Ekaristi pada setiap hari Minggu, meskipun kadang mereka kurang memahami arti Komuni, jadi seolah-olah mereka hanya ikut meramaikan saja. 4 Berdasarkan pengalaman dan keprihatinan sehubungan dengan persiapan Komuni Pertama di beberapa tempat khususnya di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-NTT seringkali Persiapan Komuni Pertama kurang dipersiapkan dengan baik. Kadang anak-anak berkumpul hanya bermain, bernyanyi, menghafal doa harian. Materi yang dipersiapkan setiap tahun sama saja dan peserta hanya dituntut untuk menghafal doa-doa dari buku Doa Harian, sedangkan meteri tentang Katekese Persiapan Komuni Pertama kadang kurang didalami dan pendamping yang memberikan materi mengenai Komuni Pertama orang yang sama saja setiap tahun dan kurangnya persiapan dari para pendamping. Bertolak dari pengalaman dan keprihatinan mengenai situasi Katekese Persiapan Komuni dan penghayatan anak-anak dalam Ekaristi penulis merumuskan judul skripsi sebagai berikut “PERANAN KATEKESE PERSIAPAN KOMUNI PERTAMA TERHADAP PENGHAYATAN EKARISTI BAGI ANAK-ANAK DI PAROKI HATI KUDUS YESUS, LAKTUTUS, ATAMBUA- NTT.”

B. RUMUSAN MASALAH