Cara Pemberian Gambaran Umum Peresepan

Tabel XIV. Distribusi penggunaan obat saluran pencernaan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005 No Jenis obat Jumlah kasus Persentase 1 Ranitidin HCl 5 83,3 2 Simetidin 1 16,7 Jumlah 6 100

j. Obat-obat pendukung lainnya

Dalam penanganan asma bronkial di Instalasi Rawat Inap RSUD Bangli- Bali pada tahun 2005 juga digunakan obat-obat pendukung terapi untuk masa pemulihan seperti vitamin dan obat-obat untuk mengatasi gejala atau penyakit yang menyertai, seperti obat anti-diabetes, anti epilepsi, anti-angina dan anti koagulan. Pemberian vitamin pada pasien asma bronkial bertujuan untuk memulihkan kondisi serta daya tahan pasien terhadap penyakit penyerta, selain obat yang diberikan untuk pengobatan penyakit asma lainnya.

4. Cara Pemberian

Pada umumnya cara pemberian bentuk sediaan yang digunakan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Bangli-Bali ada tiga macam, yakni oral, parenteral dan inhalasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel XV. Distribusi cara pemberian obat pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005 No Cara Pemberian Jumlah Obat Persentase 1 Oral 82 55,4 2 Parenteral 37 25 3 Inhalasi 29 19,6 Jumlah 148 100 Pemberian oral paling banyak digunakan dalam penanganan asma bronkial di instalasi Rawat Inap RSUD Bangli-Bali tahu 2005 yakni sebesar 55.4, hal ini berkaitan dengan kenyamanan dan kepatuhan pasien. Cara pemberian oral memberikan keuntungan, yakni mudah dalam pemberian obat. Pada anak-anak pemberian secara oral akan menghindarkan mereka pada ketakutan pengobatan. Jika dibandingkan dengan parenteral ataupun inhalasi, pemberian oral relatif lebih mudah dan murah. Selain keuntungan, pemberian oral juga memiliki kekurangan, antara lain ; dosis obat terkadang tidak terpenuhi secara maksimal karena pasien dengan mudah dapat memuntahkan obatnya, terutama pada pasien anak dan pasien yang kesulitan dalam menelan, obat peroral campuran seperti puyer mempermudah pemberian karena obat dapat diberikan dalam sekali pemberian, namun cara ini akan meningkatkan kemungkinan untuk terjadinya interaksi obat dan seringkali rasa dan bau obat tidak dapat ditutupi. Pemberian secara parenteral diberikan untuk mengatasi serangan asma yang berat, dimana pemberian oral sudah tidak dimungkinkan lagi. Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pemberian secara parenteral suntikaninjeksi efek obat akan didapat dengan cepat. Pemberian secara parenteral juga dapat digunakan untuk pendukung terapi yang diberikan, seperti pemberian infus, selain untuk pengganti ion tubuh, infus juga dapat digunakan untuk mendukung terapi aminofilin yang diberikan. Pemberian parenteral juga efektif diberikan pada pasien yang tidak sadar. Selain keuntungan tersebut pemberian parenteral juga memiliki kerugian, diantaranya; kesalahan pemberian obat atau dosis tidak dapat diperbaiki lagi dan biaya relatif mahal. Di Instalasi Rawat Inap RSUD Bangli-Bali penggunaan sedian parenteral mencapai 25, lebih sedikit dibanding penggunaan oral. Cara pemberian inhalan dalam penanganan asma bronkial, membantu untuk membawa obat langsung ke dalam saluran pernapasan. Biasanya obat-obat ini akan diberikan dengan alat bantu yang disebut dengan nebulizer. Pemberian inhalan biasanya diberikan kepada pasien asma akut yang harus mendapatkan obat secara secara rutin dalam bentuk aerosol, namun pembersihan dan pengeringan nebulizer yang tidak sempurna dapat mengakibatkan nebuliser menjadi sumber infeksi. Di Instalasi Rawat Inap RSUD Bangli-Bali penggunaan sediaan inhalasi mencapai 19.6, lebih sedikit dibanding penggunaan oral dan parenteral.

C. Ketidaksesuaian Dosis

Dalam uji kesesuaian dosis, penulis membandingkan dosis obat yang diresepkan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap RSUD Bangli-Bali pada tahun 2005 dengan dosis yang tertera pada tiga buku penunjang yang menjadi standar terapi yang digunakan baik dalam skala nasional, Informatorium PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI