dan gatal melalui blokade enzime fosfolipase-A
2
sehingga pelepasan asam arakidonat oleh sel mastosis dihalangi sehingga sintesis leukotrien dan
prostaglandin tidak terjadi.
e. Anti-mikroba
Jenis obat golongan anti-mikroba yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali pada
tahun 2005 adalah golongan penisilin ampisilin, amoksisilin sebanyak 63,6, golongan sefalosporin sefotaksim sebanyak 22,7, golongan makrolida
eritromisin sebanyak 9,1 dan golongan kuinolon siprofloksasin sebanyak 4,6.
Tabel X. Distribusi golongan obat anti-mikroba yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Bangli-Bali tahun 2005
No Jenis Obat Golongan Anti-
mikroba Jumlah
Obat Persentase
1 Penisilin
ampisilin, amoksisilin
14
63,6
2 Sefalosporin sefotaksim
5 22,7
3 Makrolida eritromisin
2
9,1
4 Kuinolon siprofloksasin
1
4,6 Jumlah
22 100
f. Anti-histamine
Jenis obat golongan anti-histamin yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun
2005 adalah mebhidrolin napadisilat 30, simetidin 10 dan ranitidine 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel XI. Distribusi golongan obat anti-histamin yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Bangli-Bali tahun 2005
No Jenis Obat Golongan Anti-
histamin Jumlah
Obat Persentase
1 Mebhidrolin napadisilat
3 30
2 Ranitidine
6 60
3 simetidin
1 10
Jumlah 10
100
Obat-obat ini banyak digunakan pada pasien asma bronkial dengan gejala alergi karena debu dan udara dingin. Obat-obat anti histamin mengatasi alergi
dengan menghambat pelepasan mediator-mediator histamin oleh sel mastosit pada saluran pernapasan sehingga bronkus tidak mengalami konstriksi Tjay dan
Raharja, 2002. Pada kasus asma bronkial di daerah perbukitan seperti Bangli yang
memiliki temperatur udara yang dingin, sangat besar kemungkinan untuk terserang alergi udara dingin. Alergi ini cenderung menyerang anak-anak karena
pertahanan tubuh mereka yang lemah dan saluran napas yang masih kecil, sehingga mudah sekali menyempit jika terinfeksi oleh alergen.
Alergen yang masuk kedalam tubuh dapat merangsang reseptor H
2
, hal ini dapat membuat produksi cairan lambung meningkat sehingga dapat menimbulkan
rasa nyeri pada daerah lambung. Simetidin dan ranitidin dapat menghambat reseptor H
2
secara selektif dan reversibel. Penghambatan reseptor H
2
akan menghambat sekresi cairan lambung sehingga pasien terhindar dari nyeri
lambung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Analgesik Anti-piretik