Trakea Paru Keterangan Empiris

C. Laring

Walaupun fungsi utamanya adalah sebagai alat suara, akan tetapi di dalam saluran pernapasan fungsi laring adalah sebagai jalan udara, karena celah suara di antara pita suara berfungsi sebagai pelindung dari jalan udara. Bila dilihat secara fontal maupun lateral, pada bagian laring dapat dilihat adanya epiglotis, tulang hioid, tulang rawan tiroid, tulang aritenoid dan tulang rawan krikoid. Tulang rawan krikoin merupakan batasan terbawah dari tulang rawan laring, yaitu terletak 2-3 cm di bawah laring. Di bawah dari tulang krikoid inilah biasanya dilakukan tindakan trakeotomi yang bertujuan untuk memperkecil “dead space”bagian konduksi dan mempermudah melakukan penghisakan sekresi.

D. Trakea

Trakea merupakan suatu cincin tulang rawan yang tidak lengkap U- Shappedberbentuk huruf U, di mana pada bagian belakangnya terdiri dari 16-20 cincin tulang rawan. Panjang trakea ± 10 cm, tebalnya 4-5 mm, diameternya lebih kurang 2,5 cm, dan luas permukaannya 5 cm 2 . Lapisan trakea terdiri dari mukosa, kelenjar submukosa dan dibawahnya terdapat jaringan otot yang terletak pada bagian depan yang menghubungkan kedua bagian tulang rawan. Diameter trakea ini berveriasi pada saat inspirasi dan ekspirasi.

E. Paru

Paru kanan dan kiri adalah jaringan yang elastis yang bekerja seperti bunga karang dan teraba seperti karet spons. Paru kanan terbagi menjadi 3 lobus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan terpisah oleh dua fisura lengkap. Paru kiri terbagi menjadi dua lobus oleh satu fisura. Basmajian dan J.V. slonecker,1995. Bila dalam keadaan sehat aliran udara dari hidung atau mulut sampai ke alveoli dapat dikatakan tidak mengalami hambatan berarti, lain halnya waktu serangan asma. Aliran udara disini akan menjadi lambat karena saluran napas menyempit. Penyempitan ini disebabkan oleh otot-otot yang melingkar pada saluran napas mengkerut atau mengalami bronkospasme. Lapisan sel-sel permukaan saluran napas membengkak disertai infiltrasi sel-sel radang disekitarnya dan produksi mukus atau lendir berlebihan.

F. Bronkus

Dinding bronkus dan bronkiolus mengandung otot polos dan dilapisi oleh sistem saraf otonom. Pada umumnya, parasimpatis yang merangsang melalui nervus vagus menyebabkan bronkus menyempit dan simpatis yang merangsang melalui reseptor β 2 -adrenergik menyebabkan bronkus melebar. Selain itu terdapat persarafan noradrenergik yang menyebabkan bronkodilatasi. Fungsi otot-otot bronkus masih diperdebatkan, tetapi mungkin salah satu fungsinya membantu mempertahankan penyebaran ventilasi. Otot-otot bronkus juga melindungi bronkus selama batuk dan memiliki irama sirkadian pada tonus bronkus, dengan kontriksi maksimal sekitar jam 06:00 dan dilatasi maksimal sekitar jam 18:00, itulah sebabnya mengapa asma menyerang lebih hebat pada tengah malam dan pagi hari Ganong, 1983. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Jalan Napas

Paru-paru terdiri dari dua bagian yang terpisah, masing-masing mengisi rongga dada kiri dan kanan. Kedua bagian tersebut dilapisi oleh suatu selaput, pleura viseralis yang berhubungan dengan pleura parietalis dengan perantaraan suatu cairan. pleura parietalis ini melapisi dinding toraks bagian dalam diagfagma dan mediatinu. Kedua pleura yang sering disebut juga selaput dada, dapat bergesek satu sama lain. Pada hilus paru-paru tempat masuknya bronkus utama dan pembuluh pada paru-paru pleura viselaris yang menjadi pleura parietalis. Paru-paru dibagi menjadi beberapa bolus oleh suatu lekukan yang dalam. Paru- paru kanan terdiri dari tiga bolus, paru-paru kiri terdiri dari dua bolus. Udara yang dihirup secara fisiologis akan masuk melalui hidung, yaitu tempat udara dihangatkan, dilembabkan dan dibersihkan, kemudian menuju faring kerongkongan lalu ke larings tenggorokan. Pada pernapasan yang dipaksakan udara juga masuk melalui rongga mulut. Sampai faring, jalan udara dan makanan sama. Pada laring jalan udara dan makanan terpisah, udara akan mengalir melalui trakea, bronkus utama dan masuk kecabang bronkus kecil selanjutnya. Trakea merupakan saluran jaringan ikat berlumen besar, di mana terdapat tulang rawan berbentuk tapal kuda dan serabut otot polos. Pada ruas tulang belakang kelima, trakea akan membagi dua membentuk batang bronkus, yang masuk ke dalam paru-paru pada daerah hilus kiri dan kanan. Dinding bagian dalam trakea dan bronkus dilapisi dengan epitil respirasi yang mempunyai bulu yang dapat bergetar. Jika pada gerakan mulut ada partikel yang terhirup, bulu ini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI akan mendorongnya ke arah luar. Di bawah epitel terdapat berbagai kelenjar campuran yang menghasilkan sekret serosa maupun mukus. Bronkus yang kecil akan bercabang-cabang membentuk bronkhioli, yang akhirnya pada percabangan terakhir bermuara di duktus alveoli saluran alveoli. Alveoli berbentuk setengah lingkaran dengan diameter sekitar 0.1-0.2 mm dikelilingi oleh jaringan kapiler yang rapat yang dialiri oleh darah vena dari arteria pulmonalis. Karena kontak yang sangat berdekatan anatara darah kapiler dengan udara alveoli maka pertukaran gas pernapasan akan dipermudah di sini. Pasokan udara alveoli ventilasi alveolar yang diperlukan bagi pertukaran gas didapat dengan proses pertukaran ritmik antara inspirasi menarik napas dan ekspirasi mengeluarkan napas. Pada waktu inspirasi udara segar yang mengandung oksigen akan masuk ke ruang alveoli, sedangkan pada waktu ekspirasi udara yang miskin oksigen yang mengandung banyak karbondioksida akan dikeluarkan ke udara sekitar. Inspirasi merupakan proses aktif, di mana pada kontraksi otot inspirasi, volume intratorakal membesar. Dengan meregangnya paru-paru tekanan intrapulmonal akan turun lebih rendah dari tekanan atmosfer, dan karena perbedaan tekanan ini udara masuk ke dala alveoli. Sebaliknya ekspirasi pada pernapasan biasa berlangsung pasif. Karena keelastisan kekenyalannya, maka paru-paru yang menempel pada rongga dada dengan perantaraan cairan pleural akan kembali ke bentuk semula. Mutschler,1991. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Asma Bronkial 1. Pengertian

Asma bronkial termasuk dalam Gangguan Ventilasi Obstruktif menghalangi, yang termasuk gangguan ventilasi obstruksi adalah semua gangguan ventilasi yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas dan dengan demikian terjadi pengingkatan tahanan aliran udara. Yang termasuk gangguan ventilasi obstruktif antara lain : a. asma bronkial, dan b. bronkitis kronis Asma bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan hiperreaktivitas respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan. Manifestasi dari penyakit ini berupa penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan Mutschler,1991. Asma ditandai dengan adanya serangan sesak napas dan mengi wheezing serta peningkatan respon trakea dan Bronkus terhadap berbagai stimulus dan penyempitan luas pada saluran pernapasan yang berubah-ubah keparahannya, baik spontan atau sebagai akibat terapi. Tanda klinik asma berupa serangan episodik berulang batuk, napas pendek, dada terasa terikat dan wheezing Katzung,1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Inflamasi Pemicu Asma Hipereaktifitas Bronkus Gangguan Saluran Napas Gambar 2 . Siklus Asma Yang utama secara klinis pada asma bronkial adalah kesulitan pernapasan yang parah dengan kurangnya oksigen dalam jaringan. Akibat spasmus otot polos bronkhioli dan Bronkus kecil serta akibat adanya lendir yang kental dalam lumen Bronkus yang menyempit ini, akan terjadi ekspirasi yang sulit dan berdengik serta diperlambat. Serangan dapat berlangsung beberapa menit tetapi juga berjam-jam dan malahan berhari-hari dalam bentuk status asmaticus yang membahayakan jiwa. Serangan umumnya diakhiri dengan batuk yang hebat dan keluarnya dahak yang kental dan bening.

2. Pembagian Asma Secara Klinis

Secara klinis asma dapat dibagi menjadi tiga bagian : a. Asma akut intermiten Tidak ada gejala sama sekali di luar serangan. Pemeriksaan fungsi paru tanpa provokasi tetap normal. Penderita ini sangat jarang jatuh ke dalam status asmatikus dan dalam pengobatannya sangat jarang memerlukan kortikosteroid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Asma akut dan status asmatikus Serangan asma dapat sedemikian beratnya sehingga penderita segera mencari pertolongan. Bila serangan asma akut tidak bisa diatasi dengan obat-obat adrenergik beta dan teofilin, disebut status asmatikus. c. Asma kronik persisten Pada asma kronik persisten selalu ditemukan gejala-gejala obstruksi jalan napas, sehingga diperlukan pengobatan yang terus-menerus. Hal tersebut disebabkan oleh karena saluran jalan napas penderita terlalu sensitif selain adanya faktor pencetus yang terus-menerus Baratawidjaya,1990.

3. Gejala Asma

Dasar kelainan asma adalah keadaan bronkus saluran napas bagian dalam yang hiperreaktif terhadap berbagai rangsangan. Jika ada rangsangan pada bronkus yang hiperreaktif maka akan terjadi : a. otot bronkus akan mengerut atau menyempit. b. selaput lendir bronkus membengkak. c. produksi lendir menjadi banyak dan kental. Lendir yang kental ini sulit dikeluarkan atau dibatukkan sehingga penderita menjadi lebih sesakAbidin dan Ekarini,2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 3 . Saat asma menyerang www.MayoClinic.com, 2006 Keadaan bronkus yang sangat peka dan hiperreaktif pada penderita asma menyebabkan saluran napas menjadi sempit, akibatnya pernapasan menjadi terganggu. Hal ini menimbulkan gejala asma yang khas yaitu : batuk, sesak napas dan wheeling atau mengi. Manifestasi serangan asma tidak sama pada setiap orang, bahkan pada satu penderita yang sama, berat dan lamanya serangan asma dapat berbeda dari waktu ke waktu. Beratnya serangan dapat bervariasi mulai dari yang ringan sampai yang berat, demikian pula dengan lama serangan. Serangan bisa saja singkat, sebaliknya dapat pula berlangsung sampai berhari-hari Abidin dan Ekasari,2002.

4. Faktor-Faktor Penyebab Asma

Asma dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan tiap penderita mungkin berlainan antara lain : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. faktor dasar Faktor dasar atau kausa adalah faktor yang sudah ada pada diri manusia itu untuk timbulnya asma. 1. faktor genetik: berhubungan dengan keturunan dimana gen tunggal sebagai pembawa sifat keturunan yang dominan. 2. faktor hiperreaktivitas bronkus; bronkus bereaksi hebat terhadap rangsangan yang pada orang normal tidak ada reaksi. 3. faktor alergi. b. faktor pencetus Faktor pencetus yang dapat menimbulkan serangan asma akut : 1. alergen merupakan faktor pencetus asma yang sering dijumpai pada penderita seperti tepung sari, spora jamur, debu rumah, tungau, bulu binatang, bakteri, alergen makanan seperti coklat, tepung, telur atau ikan. 2. lingkungan kerja, terutama dalam pabrik-pabrik atau perusahaan seperti lingkungan pabrik roti, pabrik tenun, peternakan. 3. polusi udara seperti asap rokok, semprotan obat nyamuk, semprotan rambut, asap industri dan asap kendaraan bermotor. 4. iklim, terdiri dari hawa dingin dan kelembaban udara yang tinggi. 5. infeksi saluran napas. 6. olah raga atau kegiatan jasmani, seperti bersepeda, lari-lari, berenang, naik turun tangga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. emosi, seperti rasa takut, rasa senang berlebihan, sedih dan sebagainya 8. obat-obatan, seperti propanolol obat jantung, narkotik, reserpin, aspirin Sutaryo,1985

5. Patogenesis

Berdasarkan macam rangsangan atau faktor pencetus asma, patogenesisnya dapat dibedakan mejadi dua : a. asma ekstrinsik Imunologik Bentuk asma ekstrinsik biasanya terdapat pada anak-anak dengan riwayat keluarga alergi terhadap suatu zat. Asma imunologik ekstrinsik adalah suatu hepersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh imonoglobulin E yang selanjutnya disebut Ig E, yang dapat membentuk anti bodi Ig E bila terkena alergen. Antibodi ini terikat pada sel mati dan basofil di dalam mukosa trakea bronkial, sel ini bila terkena alergen akan mengeluarkan histamin. Histamin dengan simultan dapat merangsang pembentukan indikator-indikator prostaglandin PGD2 dan leukotrien LDT. Derivat- derivat lain yang dihasilkan selain histamin adalah asam arakihidonat termasuk LTB4 suatu kemoantraktan yang paten dan tromboksanA 2 aktifator dan agresor dari platelet. Berdasarkan cara ini, sel mengi, segala bentuk sel darah putih dan platelet bereaksi di dalam bronkus. Sel-sel ini akan merangsang terlepasnya lebih banyak mediator seperti serotonin dan juga kinin Robbinson dan Kumar, 1987. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. asma intrinsik non imunologik Asma intrinsik dapat terjadi pada segala usia dan mempunyai kecenderungan lebih sering kambuh dan lebih tinggi tingkat keparahannya dibandingkan asma ekstrinsik. Asma intrinsik dan imunologi di postulasikan sebagai hasil berbagai abnormalitas kontrol parasimpatik fungsi saluran napas. Otot polos saluran udara, kelenjar submukosa dan kapilar diatur oleh sistem saraf otonom, rangsang kolinergik dan alfa andrenergik menyebabkan bronkokontriksi dan sekresi mukosa, adanya rangsangan beta – alfa reseptor dari sel mukosa bronkial menyebabkan banyaknya gejala asma. Kemungkinan beberapa intervensi yang menghambat jalur beta adrenergik dapat juga menyebabkan bronkokontriksi Robbins dan kumar,1987. Menurut teori, pasien dapat mengalami bronkokontriksi pada suhu dingin, kenaikan ventilasi dengan olah raga, polusi udara dan rangsangan imunologik lain seperti yang meminum aspirin. Faktor tersebut dapat menyebabkan vagal aferen kolinergik dan alfa adrenergik mengadakan perubahan karakteristik asma. Aspirin dapat berbahaya bagi pasien asma karena aspirin adalah mediator melalui asam arakidonat dengan menghambat siklo oksigenase mediator leukotrien yang dapat memacu timbulnya asma robinson dan Kumar,1987. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Pengobatan Asma a.

Pengobatan asma ditujukan pada macam-macam aspek: 1. Kausal ; mencari dan menentukan sebabnya. Bila diketahui sebabnya maka dengan menghindari sebab itu akan mengurangi kemungkinan mendapat serangan, terutama dari faktor pencetus. 2. Simtomatis : pengobatan yang hanya untuk menghilangkan gejala asma. 3. Obat pencegahan serangan : berguna untuk mencegah agar serangan asma tidak sering terjadi. 4. Immunoterapi : dengan jalan mengurangi bahan-bahan yang menyebabkan timbulnya serangan asma. Sutaryo,1985.

b. Prinsip-prinsip umum pengobatan asma bronkial adalah :

1. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera 2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma 3. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit asma maupun tentang perjalanan penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerja sama dengan dokter yang merawatnya Baratawidjaya, 1990

c. Obat-obat asma

Obat-obat asma terdiri dari dua bagian yaitu saat serangan dan pencegah serangan. 1. Obat saat serangan asma. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Bronkodilator : menyebabkan relaksasi otot-otot halus yang berada di saluran pernapasan. Warfield, 1996. Bronkodilator terdiri dari 3 golongan yaitu : 1. Simpatomimetik 2. Xantin 3. Atropin b. Kortikosteroid : obat anti alergi dan anti peradangan contohnya prednison, metil prednisolon, hidrokortison. Cara kerjanya sebagai obat anti alergi yang kuat, mengurangi pembengkakan saluran napas dan memperbaiki kerja bronkodilator yang sudah melemah. Sundaru,1995. 2. Obat untuk pencegah serangan asma a. Kromon ; mekanisme secara pasti belum diketahui, tetapi kromon telah terbukti dapat menghalangi EAR Early Asthmatic Respons dan LAR Late Asthmatic Respons serta mencegah meningkatnya hiperreaktifitas bronki berikutnya. Kelly dan Kamada, 1997 b. Ketotifen c. Kortikosteroid aerosol : bekerja sebagai anti alergi dan anti peradangan serta memperkuat kerja dari bronkodilator Sundaru,1995 d. Nedokromik : diduga mempunyai efek anti peradangan seperti halnya natrium kromolin. Dipakai untuk mencegah asma ringan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan sedang , terutama yang disebabkan alergen, kegiatan jasmani maupun iritan seperti hawa dingin atau asap. Sundaru,1995 e. Antileukotrien : mencegah terbentuknya leukotrien. f. Suntikan alergen Laprin : untuk membentuk zat anti di dalam tubuh. Sundaru, 1995

E. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran pola peresepan yang meliputi karakteristik pasien, jumlah obat, jenis obat, golongan obat, bentuk sediaan, cara pakai, dan kesesuain obat yang diberikan berdasarkan standar pelayanan medis, ketepatan dosis dan potensi terjadinya interaksi obat asma bronkial yang diberikan pada pasien asma bronkial yang ada di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai kajian penatalaksanaan resep Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005 merupakan penelitian deskriptif non ekperimental observasional yang dilakukan dengan metode retrospektif. Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental karena tidak ada perlakuan pada subjek uji. Data yang digunakan adalah catatan rekam medik dari pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005.

B. Definisi Operasional

1. Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali adalah tempat yang digunakan untuk mendapatkan data yang digunakan untuk mengkaji penatalaksanaan resep asma bronkial pada skripsi ini. 2. Asma bronkial merupakan suatu kelainan dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara sepontan maupun hasil dari pengobatan 3. Kajian profil peresepan adalah gambaran tata cara pemberian obat kepada pasien yang meliputi pemilihan jumlah obat, golongan obat, jenis obat, bentuk sediaan dan cara pemakaian serta lama perawatan pasien dewasa asma PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI