B. Gambaran Umum Peresepan
Pada penelitian ini gambaran umum peresepan pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali pada tahun 2005
dapat dilihat dari beberapa variabel, antara lain : jumlah jenis obat, golongan obat, jenis obat, bentuk sediaan, dan cara pemakaian obat.
1. Jumlah jenis Obat
Jumlah jenis obat yang dipakai untuk pengobatan pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali pada tahun 2005
adalah 4-11 macam obat dengan jumlah obat terbanyak yang diberikan adalah 7 macam obat pada 6 pasien. Jumlah jenis obat yang diberikan pada pasien asma
bronkial tidak diberikan dalam jumlah dan waktu yang bersamaan, tetapi menurut selang waktu dan dosis tertentu berdasarkan pada unit dose dispensing, yaitu
distribusi obat yang diberikan pada pasien menurut dosis yang dibutuhkan selama masa perawatan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah
Bangli-Bali.
Tabel IV. Jumlah jenis obat yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun
2005
No. Jumlah jenis Obat yang
diterima pasien Jumlah
Pasien Persentase
1 4 jenis
1
5,5
2 6 jenis
3
16,7
3 7 jenis
6
33,3
4 8 jenis
3 16,7
5 9 jenis
2
11,1
6 10 jenis
3
16,7 Jumlah
18 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah macam obat yang bervariasi diantara pasien asma bronkial disebabkan karena perbedaan diagnosis yang diberikan oleh dokter, berdasarkan
gejala-gejala yang dialami oleh pasien serta keadaan pasien itu sendiri faktor usia, kehamilan dan jenis kelamin. Jumlah obat yang diberikan pada pasien
tergantung pada tingkat keparahan dari penyakit pasien serta diagnosis yang diberikan, misalnya pada pasien yang terdiaknosis asma bronkial yang tergolong
ringan dengan pasien berusia 70 tahun hanya diberikan 4 macam obat 1 bronkodilator, 1 anti-mikroba, 1 obat saluran pencernaan dan 1 mukolitik , pasien
asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah Bangli-Bali pada tahun 2005 sebagian besar 50 mendapat 6-7 macam obat. Macam obat yang
biasa diberikan antara lain anti-hipoksemia, bronkodilator, anti-mikroba, analgesik, mukolitik, kortikosteroid, antihistamin dan obat saluran pencernaan.
Menurut Sundaru 1995, perbedaan jumlah obat yang diberikan disebabkan oleh sifat variabilitas dan individulitas dari pasien asma dengan respon
pengobatan tiap pasien berbeda-beda, ada pasien yang memerlukan satu macam obat dan ada pasien yang memerlukan bermacam-macam obat. Misalnya ada
salah satu pasien asma yang memerlukan antihistamin untuk meringankan alerginya, antasida untuk meringankan gangguan pencernaannya dan espektoran
untuk meredakan batuk berdahaknya. Jumlah obat yang diberikan menunjukan bahwa dalam proses terapi penyakit asma tidak hanya khusus untuk asma saja,
tetapi juga untuk gejala-gejala yang menyertainya. Hal ini sesuai dengan tujuan pengobatan asma yakni menghilangkan atau memperingan gejala sehingga pasien
asma bronkial dapat beraktifitas secara normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Golongan Obat