Bronkodilator Pengganti Cairan Tubuh

3. Jenis Obat

Jenis-jenis obat yang diberikan pada pasien asma bronkial di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005 antara lain : bronkodilator, anti-mikroba, mukolitik, kortikosteroid, obat saluran pencernaan, analgesik-antipiretik, anti-hipoksemia, anti-diabetik, anti-histamin, anti-serotonin, anti-epilepsi, anti-angina, anti-koagulan, vitamin dan pengganti kalori tubuh.

a. Bronkodilator

Bronkodilator yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali pada tahun 2005 terdiri dari golongan simpatomimetik salbutamol sebanyak 38,3 dan golongan metilxanti aminofilin, teofilin sebanyak 61,7. Tabel VI. Distribusi golongan obat bronkodilator yang diberikan pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005 No Jenis Obat Golongan Bronkodilator Jumlah Obat Persentase 1 Metilxantin aminopilin, teofilin 21 61,7 2 Simpatomimetika salbutamol 13 38,3 Jumlah 34 100 Golongan simpatomimetika dapat merelaksasikan otot polos saluran pernapasan dan menghambat pelepasan senyawa bronkokontriksi dari mediator pencetus alergi. Salbutamol dan golongan simpatomimetika lain seperti terbutain sulfat dan prokaterol hidroklorida memiliki toksisitas sistemik yang lebih rendah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibandingkan dengan aminofilin dan teofilin golongan metilxantin serta lebih efektif bila digunakan dalam sediaan inhalasi seperti aerosol dan spray inhaler, karena efek dari zat-zat simpatomimetika lebih cepat menuju saluran pernapasan yang mengalami bronkokontriksi dan merelaksasikan otot polos saluran pernapasan. Menurut Sundaru 1995, pemakaian kombinasi antara bronkodilator metilxantin dan simpatomimetika dapat memperkuat efek terhadap jantung yaitu menyebabkan kerja jantung bertambah sehingga menyebabkan pasien merasa gemetar dan dada berdebar-debar. Efek ini dapat dikurangi dengan menggunakan obat bronkodilator dalam bentuk aerosol dan dengan pemantauan dokter pemakaian teofilin dimulai dengan dosis terkecil dan secara bertahap setiap tiga hari dosisnya ditingkatkan dengan memperhatikan kadarnya didalam darah.

b. Pengganti Cairan Tubuh

Pada perawatan pasien asma bronkial biasanya pemberian cairan elektrolit diberikan bersama aminofilin. Data menunjukan bahwa pemberian cairan elektrolin dekstrosa 5 D5 bersama dengan aminofilin sebanyak 13 kasus 72,2, sedangkan pemberian dekstrosa 5 tanpa aminofilin hanya sebanyak 5 kasus 27,8. Sediaan rehidrasi hanya perlu diberikan untuk mengkoreksi dehidrasi akibat efek diuretika dari teofilin dan kehilangan cairan yang tak terasakan yang berasal dari peningkatan ventilasi dan pasien yang sukar untuk minum akibat dari susahnya bernapas Anonim, 1995. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel VII. Distribusi pemberian cairan elektrolit pada pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005 No Jenis cairan elektrolit Jumlah kasus Persentase 1 Dektrosa 5 D5 5 27,8 2 Dektrosa 5 D5 + aminofilin 13 72,2 Jumlah 18 100

c. Mukolitik