BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai kajian penatalaksanaan resep Pasien Asma Bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005
merupakan penelitian deskriptif non ekperimental observasional yang dilakukan dengan metode retrospektif. Penelitian ini termasuk penelitian non-eksperimental
karena tidak ada perlakuan pada subjek uji. Data yang digunakan adalah catatan rekam medik dari pasien asma bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Bangli-Bali tahun 2005.
B. Definisi Operasional
1. Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali adalah tempat yang digunakan untuk
mendapatkan data yang digunakan untuk mengkaji penatalaksanaan resep asma bronkial pada skripsi ini.
2. Asma bronkial merupakan suatu kelainan dengan ciri meningkatnya respon
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik
secara sepontan maupun hasil dari pengobatan 3.
Kajian profil peresepan adalah gambaran tata cara pemberian obat kepada pasien yang meliputi pemilihan jumlah obat, golongan obat, jenis obat, bentuk
sediaan dan cara pemakaian serta lama perawatan pasien dewasa asma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali pada tahun 2005.
4. Kriteria pasien adalah semua penderita asma bronkial yang mendapat
perawatan medis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli- Bali tahun 2005.
5. Kelompok balita 0 sampai 5 tahun, anak-anak 5n≤12 tahun, dewasa
12n≤65 tahun, dan lanjut usia di atas 65 tahun 6.
Kartu rekan medik adalah berkas yang memberikan catatan tentang identitas pasien yang meliputi nomor rekam medis, nama, umur, pekerjaan, jenis
kelamin, diagnosis, jenis obat, dosis obat, lama pemberian, rute pemberian dan hasil pengobatan.
7. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan kelas terapi yang diberikan
kepada pasien dewasa asma bronkial, misalnya bronkodilator, kortikosteroid, rehidrasi, oksigen, antiinfeksi, obat batuk dan anti histamine.
8. Jenis obat adalah nama generik obat yang diberikan kepada pasien asma
bronkial di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangli-Bali pada tahun 2005, misalnya terbutain sulfat.
9. Indikasi tidak butuh obat yaitu pasien lebih baik disembuhkan dengan non
drug therapy, pasien mendapat obat dalam jumlah berlebih, pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup dengan single drug terapi, serta obat
diberikan untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Pemilihan obat tidak tepat yaitu obat yang diberikan kepada pasien tidak
efektif kurang sesuai dengan indikasinya, pasien mempunyai alergi terhadap obat tersebut, obat yang diberikan memiliki kontraindikasi dengan obat lain,
efektif namun bukan yang paling murah dan aman, serta adanya kombinasi obat yang tidak perlu.
11. Dosis terlalu rendah adalah pasien mendapat obat dengan kandungan zat aktif
terlalu rendah untuk memberikan efek. 12.
Dosis terlalu tinggi adalah pasien mendapat obat dengan kandungan zat aktif terlalu tinggi untuk memberikan efek.
13. Adverse Drug Reaction adalah munculnya efek samping obat yang tidak
diharapkan yang dialami pasien beserta interaksi obatnya. 14.
Kerasionalan terapi adalah kesesuaian pemberian obat dan perlakuan dengan standar yang telah ditetapkan.
15. Interaksi obat adalah peristiwa berubahnya efek suatu obat akibat adanya obat
atau zat aktif lain yang diberikan secara bersamaan.
C. Bahan Penelitian