Pharmaceutical Care Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma

Situasi ketika pasien telah mendapat resep, maka komponen informasi yang harus diberikan meliputi Suryawati, 1998: a. Memberikan informasi nama obat dan indikasikegunaan obat, b. Informasi mengenai cara penggunaan dan aturan pakai khusus, c. Informasi mengenai efek samping, kontaindikasi, dan peringatan, serta apa yang harus dilakukan kalau terjadi efek samping yang tak diharapkan, d. Informasi mengenai cara penyimpanan obat dirumah, dan bagaimana mengetahui kalau obat telah rusak. Apotek sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan memiliki kekuatan yang harus diperhatikan, yaitu harus disadari bahwa obat merupakan komoditi khusus yang harus dilayani kepada pasien dengan informasi. Hal ini yang membedakan apotek dengan toko obat biasa. Kebutuhan penggunaan jasa informasi, perilaku kebutuhan informasi, tingkat penerimaan informasi perlu diketahui untuk mengembangkan pelayanan informasi tersebut. Seringkali kegagalan informasi disebabkan pelayanan yang diberikan belum tentu sesuai dengan kebutuhan penggunaan. Informasi obat tidak secara otomatis dapat mengubah perilaku penggunaan obat, kecuali pelayanan informasi obat memang diarahkan secara khusus untuk intervensi penggunaan obat.

C. Pharmaceutical Care

Peran apoteker kini berdasarkan pada filosofi “pharmaceutical care” atau diterjemahkan sebagai “asuhan kefarmasihan” Anonim, 2003. Menurut DepKes RI 2004, pharmaceutical care adalah bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker dalam pekerjaan kefarmasian untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pharmaceutical care juga merupakan kemampuan dari praktek farmasi yang memerlukan interaksi langsung dari apoteker dengan pasien dengan tujuan kepedulian kepada pasien menangani kebutuhan yang bekaitan dengan obat Kisdarjono, 2004. Peran apoteker diharapkan tidak hanya menjual obat seperti yang selama ini terjadi, tetapi lebih kepada mejamin tersedianya obat yang berkualitas, mempunyai efikasi, jumlah yang cukup, aman, nyaman bagi pengunanya dan harga yang wajar serta pada saat pemberian obat disertakan dengan informasi yang cukup memadai, diikuti pemantauan pada saat penggunaan obat dan akhirnya dilakukan evaluasi Anonim, 2003 a. Apoteker memberikan jaminan bahwa obat yang diberikan adalah obat yang benar dan diperoleh maupun diberikan dengan benar, dan pasien menggunakan dengan benar. Segala keputusan professional apoteker didasarkan pada pertimbangan atas kepentingan pasien dan aspek ekonomi yang menguntungkan pasien Anonim, 2003 a.

D. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman yang ditetapkan oleh Dep Kes RI 2007 tentang “Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma”. Adapun informasi yang dapat disampaikan kepada pasien dan keluarganya adalah sebagai berikut : 1. Mengenali sejarah penyakit, gejala-gejala dan faktor-faktor pencetus asma. 2. Pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien asma. 3. Bagaimana mengenali serangan asma dan tingkat keparahannya; serta hal-hal yang harus dilakukan apabila terjadi serangan termasuk mencari pertolongan apabila diperlukan. 4. Upaya pencegahan serangan pada pasien asma yang berbeda antar satu individu dengan individu lainnya yaitu dengan mengenali faktor pencetus seperti olah raga, makanan, merokok, alergi, penggunaan obat tertentu, stres, polusi. 5. Adanya hubungan asma dengan merokok. 6. Pengobatan asma yang sangat individualis dan tergantung pada tingkat keparahan asma. 7. Secara garis besar pengobatan asma dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu: a. Terapi simptomatik digunakan pada saat eksaserbasi dengan efek kerja cepat. b. Terapi pemeliharaan digunakan rutin untuk mencegah serangan asma. 8. Macam-macam obat asma dengan indikasi dan cara pemberian yang beragam. 9. Rute pemberi secara oral, parenteral, dan inhalasi inhaler, rotahaler, dan nebuliser. 10. Kapan frekuensi obat asma digunakan, cara penggunaan dengan alat peraga, seberapa banyakseringlama obat-obat tersebut digunakan, kemungkinan terjadinya efek samping, pencegahan, dan cara meminimalkan efek samping. 11. Mengingatkan pasien berkumur dengan air setelah menggunakan inhaler yang mengandung kortikosteroid untuk meminimalisir pertumbuhan jamur dimulut dan tenggorokan. 12. Obat-obat asma untuk diberikan pada wanita hamil dan keamanan pengobatan asma bagi wanita menyusui. 13. Cara penyimpanan obat dan cara mengetahui jumlah obat yang tersisa dalam aerosol inhaler. 14. Pengobatan jangka panjang yang membutuhkan kepatuhan dalam pengobatan. 15. Apabila ada keluhan pasien dalam penggunaan obat harap segera melaporkan ke dokter atau apoteker.

E. Asma