Permasalahan Keaslian Penelitian Latar Belakang

terdiri dari: informasi frekuensi, cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, efek samping obat, aktifitas, dan makanan serta minuman yang harus dihindari selama terapi. Informasi tulisan dalam bentuk labeletiket meliputi nama, aturan pakai, cara pakai, dan tanggal penyerahan Depkes, 2006 a. Penderita asma membutuhkan perawatan dalam jangka waktu yang panjang sehingga kepatuhan dalam penggunaan obat menjadi prioritas. Pada penderita asma rawat jalan tidak berada dalam lingkungan yang terkendali seperti halnya penderita rawat inap dan penderita harus bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri. Melihat hal-hal yang terjadi di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai profil pelayanan informasi obat dan harapan penderita asma di Kabupaten Sleman.

1. Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan terfokus pada beberapa permasalahan seperti berikut: a. Seperti apakah pelayanan informasi obat yang diterima penderita asma di apotek di Kabupaten Sleman? b. Apakah harapan penderita terhadap pelayanan informasi obat asma di Kabupaten Sleman?

2. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai profil pelayanan informasi obat dan harapan penderita asma di Kabupaten Sleman sejauh ini belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai pelayanan informasi obat adalah sebagai berikut: a. Purba 2012, meneliti evaluasi ketersediaan pelayanan informasi obat resep captropil sebagai anti hipertensi di apotek – apotek wilayah Kota Yogyakarta. Penelitian ini terfokus pada obat captropil untuk penyakit hipertensi sedangkan pada penelitian yang dikerjakan oleh peneliti difokuskan pada penyakit asma. b. Djunaria 2010, meneliti assessment pelayanan informasi obat penyakit infeksi saluran pernafasan atas ISPA oleh petugas penyerah obat di puskesmas kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung. Penelitian ini terfokus pada penyakit ISPA, penelitian dilakukan di puskesmas dan di tempat yang berbeda yaitu di kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung dan subyek penelitian adalah seorang penyerah obat. Sedangkan pada penelitian yang dikerjakan oleh peneliti dilaksanakan di apotek dengan subyek penelitian adalah seorang konsumen atau penderita yang pernah menebus obat di apotek dan dilakukan di wilayah Kota Yogyakarta. c. Handayani, Gitawati, Muktiningsih dan Raharni 2006, meneliti eksplorasi pelayanan informasi obat yang dibutuhkan pasien apotek dan kesiapan apoteker memberi informasi terutama untuk penyakit kronik dan degeneratif. Subyek penelitian adalah seorang apoteker, dan tidak difokuskan pada jenis penyakit kronik atau degeneratif tertentu. Sedangan yang peneliti lakukan lebih terfokus pada penyakit asma. d. Puspitasari 2001, meneliti mengenai motivasi konsumen terhadap layanan informasi dan konsultasi obat di apotek di Kota Yogyakarta. Penelitian ini lebih difokuskan pada motivasi konsumen terhadap informasi dan konsultasi yang diterima di apotek sedangkan yang peneliti lakukan yaitu bertujuan mengetahui seperti apakah profil pelayanan informasi obat yang diterima pasien asma. e. Suhartati 2014, meneliti mengenai penerapan standar pelayanan kefarmasian pada pasien asma oleh apoteker pada sepuluh apotek di Kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta dan meneliti semua aspek mengenai pelayanan kefarmasian sedangkan yang peneliti lakukan lebih difokuskan kepada pelayanan informasi obat dan lokasinya di kabupaten Sleman.

3. Manfaat Penelitian a.