1. Tahap Prainstruksional Kegiatan Pendahuluan
a. Kegiatan Awal Pembelajaran
Seorang guru pada umumnya dituntut harus mampu membuat suasana awal pembelajaran yang kondusif melalui kegiatan awal
pembelajaran dengan harapan PBM berjalan dengan efektif. Dalam implementasi pendekatan saintifik hal tersebut dapat dilaksanakan
oleh guru, dengan cara melaksanakan aktivitas belajar yang memotivasi siswa dengan memberi dorongan semangat kritik saran,
bisa juga dengan memberi tahu kompetensi apa saja yang akan dipelajari pada pertemuan tersebut. Hal lain yang dapat dilakukan
guru adalah menyapa siswa dengan ramah, melihat kesiapan siswa dalam PBM, serta guru mempersiapkan perlengkapan yang akan
digunakan untuk pembelajaran pada hari tersebut. Selama observasi, guru menunjukkan murah senyum dan nada
suaranya halus, serta sapaan yang ramah. Guru mempersiapkan perlengkapan untuk pembelajaran. Seperti dalam rekap video pada
pertemuan pertama Lampiran 3: Guru telah menyediakan alat dan bahan eksperimen. Lalu
Guru mengambil kertas dari atas meja yang ada di depan lalu berdiri di depan kelas sambil menjelaskan aktivitas
PBM hari ini.
G : Hari ini kita akan eksperimen. Jarum yang dimasukkan ke dalam air apakah terapung atau tenggelam. Silahkan anda
baca. Sampai nanti membuat laporan.
a.
b. Gambar 4.1.a Peralatan Eksperimen yang telah
disediakan oleh guru, b. Guru menjelaskan apa yang akan dilakukan dalam eksperimen secara singkat.
Dalam rekap video pada pertemuan kedua, guru menunjukkan tindakan menunggu kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran.
Guru masuk ke ruang kelas XII IPS 3 pukul 10:25 WIB dan siswa baru beberapa yang masuk karena baru selesai istirahat, dan PBM
dimulai pukul 10:30 WIB. Selama 5 menit tersebut guru mempersiapkan perlengkapan PBM. Berikut rekap video pertemuan
kedua Lampiran 3:
Gambar 4.2 Suasana awal pembelajaran di mana belum semua siswa masuk kelas dan tampak guru
sedang mempersiapkan perlengkapan PBM. Namun, selama observasi dan wawancara tidak dijumpai bahwa
guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai pada pertemuan tersebut, mau pun di awal memberi motivasi berupa pertanyaan atau
pernyataan yang menggugah rasa penasaran siswa dorongan semangat kritik saran.
Dalam wawancara dengan dua siswa didapatkan informasi bahwa guru memberikan motivasi berupa ceramah ketika PBM
berlangsung. Berikut kutipan wawancara dengan siswa Lampiran 4: P
: Bapaknya itu pernah gak ngasih kalian motivasi buat semangat belajar?
S2 : Sebenarnya pernah sih. Misalkan dia ceramah saat pelajaran
, “Saya itu turut sedih, nak. Saya sedih. Kakak- kakak kalian itu begini-begini.
Harusnya kalian itu…” Nah kasian juga kan orang tua ini. Harusnya aku belajar
gitu. Tapi 1 menit doank mbak mikir kaya gitu, abis itu ya males lagi. Hahahahaha…..
Sementara itu guru merasa bahwa ia memberi semangat dengan melihat kondisi dan caranya sering mengadakan ulangan, sebagaimana
terungkap dalam hasil wawancara berikut ini Lampiran 4: Kalo anak sudah bagus ya sudah , gak perlu dituntut yang
lain. Tetapi menjadi ketika anak sudah mulai apatis sudah mulai jenuh atau anak nah,,,, ya,,, diberi semangat.
Mengaktifkan itu menurut saya gini ya liat kondisi kemudian kalo anak biarkan anak mau belajar fisika ya
harus di paksa,jujur,,,harus dipaksa. Anak kalau tidak dipaksa untuk belajar maaf ya nanti gak mau belajar, saya
tu sampai jeleh. Fisika tu ulangan paling sering harapannya ya satu memaksa anak untuk mau belajar. Nah
itulah karena apa ketika tidak pernah ulangan yo yakin anak tu ya gak belajar.
Dari hasil wawancara dapat dideskripsikan bahwa guru memberi motivasi dalam bentuk yang berbeda-beda kepada siswa selama PBM
berlangsung, namun bukan di awal PBM yang bertujuan untuk membangun suasana pembelajaran yang efektif.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa guru telah melakukan aktivitas belajar dalam implementasi pendekatan saintifik
pada PBM Fisika untuk membangun suasana awal pembelajaran yang efektif, berupa: pertama, guru telah mempersiapkan perlengkapan
untuk pembelajaran dan menunggu hingga siswa siap memulai pembelajaran, kedua telah menyapa siswa sebelum pembelajaran
dimulai dengan ramah. Namun demikian guru belum sepenuhnya melakukan upaya memberikan motivasi kepada siswa sebelum
menuju ke kegiatan inti PBM.
b. Pemantapan Pemahaman Prasyarat
Sebelum berlanjut ke materi pokok, dalam implementasi pendekatan saintifik dalam PBM Fisika, guru diharapkan mampu
memantapkan pemahaman prasyarat yang dimiliki siswa karena materi pelajaran fisika memiliki kaitan satu dengan lainnya, yaitu
dengan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi sebelumnya dan mereview materi sebelumnya sebagai
pemantapan pemahaman bagi siswa dan mengkaitkannya dengan materi yang akan dipelajari.
Selama observasi yang dilakukan oleh peneliti, pada pertemuan ketiga guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
materi sebelumnya. Guru masuk ke kelas XII IPS 3 pukul 12:00 WIB. Lalu guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya dan
membagikan kertas yang berisi latihan soal untuk persiapan ulangan harian pada pertemuan berikutnya.
Namun, selama observasi nampak bahwa siswa kurang memanfaatkan hal tersebut. Sehingga siswa kurang mampu
mengkaitkan satu materi dengan materi lainnya dalam pelajaran fisika. Seperti dalam kutipan wawancara guru yang pertama Lampiran 4
berikut : Loh kadang-kadang setiap anak kan beda-beda ada yang
9.0 ada yang 9,7 da yang 8 ternyata sampai mengamati anak pengukuran bandul itu tidak tepat. Yang diukur tali,
lupa bandul itu pusat massanya dimana ditengah atau disepertiganya kan gak tau, kadang anak saya beri
beberapa ada yang bentuknya segitiga, kalo bunder yakin ditengah tengah yo? Tetapi ketika segitiga lupa bahwa
sepertiga titik beratnya.
Sedangkan untuk
aktivitas guru
meriview materi
sebelumnya, guru mengatakan bahwa siswa diberi penjelasan tentang hal-hal yang belum dimengerti pada pertemuan selanjutnya bukan
disaat pertemuan praktikum tersebut, sebagaiman dalam kutipan wawancara guru kedua, berikut kutipan tersebut Lampiran 4 :
P : lalu bapak pada akhirnya menjelaskan …?
G : macam- macam…
P : he’e.
G : Setelah praktek, biarkan selesai. Tapi ketika masuk kelas, kita mengingatkan lagi bahwa segitiga itu titik
beratnya adalah 13 dari tinggi.
Namun, dalam prakteknya di kelas tidak ditemukan fakta tersebut, guru tidak menjelaskan atau membahas hal mengenai praktikum pada
pertemuan selanjutnya. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwwa aktivitas-
aktivitas belajar yang terlaksana dalam implementasi pendekatan saintifik dalam hal pemantapan pemahaman siswa di tahap
Prainstruksional kegiatan pendahuluan adalah pemberian kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi sebelumnya. Namun karena
hal ini kurang dimanfaatkan siswa, siswa kurang mampu mengkaitkan satu materi dengan materi lainnya yang relevan dan saling terkait.
2. Tahap Instruksional Kegiatan Inti