4. Hubungan antara guru dan siswa.
Bila dilihat pada faktor yang mendukung PBM dalam sub bab proses belajar mengajar, maka hubungan antara guru dan
siswa termasuk faktor lingkungan pada bagian faktor sosial- psikologi secara internal, di mana terjalinnya hubungan yang
akrab dan baik akan meningkatkan gairah dan motivasi belajar fisika siswa dan memacu siswa untuk lebih mandiri dalam
belajar fisika selama PBM fisika berlangsung maupun di luar PBM. Oleh karena itu, hal penting yang perlu diperhatikan
dalam meningkatkan pemahaman siswa adalah komunikasi di antara guru dan siswa. Pada kenyataannya, pengajaran klasikal
dengan jumlah siswa yang banyak akan menimbulkan kesulitan bagi guru untuk membantu semua siswa secara merata dengan
baik dalam belajar Fisika. Selain itu, siswa terkadang malu untuk bertanya ketika menemukan kesulitan dalam belajar.
C. Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran
1. Pengertian Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Pendekatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki kata dasar dekat, dengan arti pendek, tidak jauh, hampir, akrab, dan
menjelang. Sedangkan pendekatan memiliki arti proses, cara, dan perbuatan mendekati. Sedangkan untuk kata saintifik disebut juga
ilmiah. Pendekatan saintifik disebut juga pendekatan ilmiah yang
menggunakan proses berpikir ilmiah dan terwujud dalam metode ilmiah. Sehingga pendekatan saintifik dalam pembelajaran adalah proses atau
cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar secara ilmiah Daryanto, 2014: 55.
2. Esensi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang menggunakan proses berpikir ilmiah.
Ilmuwan dalam melakukan penelitian biasa menggunakan penalaran induktif daripada penalaran
deduktif, dimana penalaran induktif adalah penalaran dari suatu fenomena khusus yang kemudian ditarik kesimpulan secara
keseluruhan umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah penalaran dari fenomena umum yang kemudian ditarik kesimpulan secara khusus.
Penalaran induktif memerlukan bukti-bukti secara spesifik, seperti halnya dalam metode ilmiah. Metode ilmiah umumnya menempatkan
fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum. Metode ilmiah merujuk pada teknik-
teknik investigasi atas fenomena, gejala, masalah, maupun pengetahuan baru.
Jadi, pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode ilmiah. Oleh karena itu, pelaksanaan proses pembelajaran dengan pendekatan
saintifik sama artinya menerapkan metode ilmiah, sehingga terbentuk pula sikap ilmiah pada diri siswa.
3. Prinsip Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran
Prinsip pendekatan saintifik Daryanto, 2014: 58-59 diantaranya: a.
Pembelajaran berpusat pada siswa. b.
Pembelajaran membantu siswa membentuk konsep pengetahuan siswa sendiri.
c. Pembelajaran terhindar dari verbalisme.
d. Pembelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk
menggabungkan dan mengakomodasi konsep, prinsip, asas, dan sebagainya.
e. Pembelajaran mendorong adanya peningkatan kemampuan
berpikir siswa. f.
Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru.
g. Pembelajaran memberikan kesempatan bagi siswa untuk
meningkatkan kemampuan berkomunikasi. 4.
Kaidah-kaidah Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Pendekatan saintifik dalam pembelajaran dipandu dengan kaidah-
kaidah pendekatan ilmiah yang bercirikan dimensi: pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang kebenaran.
Sehingga dalam pembelajarannya harus dipandu dengan kriteria ilmiah. Kriteria ilmiah tersebut sebagai berikut:
a. Materi pembelajaran berbasis pada fenomena yang logis dan
dapat dinalar, bukan sebuah khayalan, legenda, maupun mitos.
b. Proses pembelajaran terhindar dari sifat-sifat non ilmiah intuisi,
akal sehat, prasangka, penemuan coba-coba, dan asal berpikir kritis.
5. Langkah-langkah Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
dalam Kurikulum 2013 Dalam kurikulum 2013, menurut Permendikbud Nomor 81 A
Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu:
a. Pengamatan atau Observasi
Kegiatan mengamati yaitu guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan
melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan
pengamatan dan memahami bentuk keterlibatan siswa. b.
Mengajukan Pertanyaan Kegiatan mengajukan pertanyaan yaitu mengajukan
pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan tentang apa yang diamati. c.
Mengumpulkan Informasi Kegiatan
mengumpulkan informasi
yaitu aktivitas
mengumpulkan informasi dilakukan melalui eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek
kejadian aktivitas wawancara dengan narasumber dan lain sebagainya.
d. Mengolah Informasi atau Menalar atau Mengasosiasikan
Kegiatan pembelajaran ini adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan
mengumpulkan eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
e. Mengkomunikasikan
Kegiatan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara
lisan, tertulis, atau media lainnya. Kelima pengalaman belajar pokok tersebut terlaksana
dalam tahapan kegiatan pembelajaran, yaitu pada tahapan instruksional kegiatan inti dalam implementasi pendekatan
saintifik dalam proses belajar mengajar.
D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Proses Pembelajaran