Hasil Penelitian yang Relevan

Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas V Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankaan kemerdekaan Indonesia 2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang 2.2 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian oleh Aunnurahman 1998 dengan judul Usaha Guru Menciptakan Iklim Kelas yang Serasi bagi Terwujudnya Kegiatan Belajar Mengajar yang Optimal Melalui Pelibatan Murid dalam Pengaturan Fisik Kelas dan Penanganan Gangguan Disiplin Kelas menyatakan bahwa sebagian guru sering mengabaikan aspek kemampuan menciptakan kondisi belajar atau iklim kelas yang kondusif bagi terwujudnya proses belajar mengajar yang optimal. Hal ini disebabkan karena hampir seluruh perhatian guru tertuju pada pemberian materi pelajaran yang sebanyak-banyaknya. Guru jarang memperhatikan perbedaan-perbedaan individu dan suasana kelas yang sesungguhnya sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Iklim kelas yang kondusif ditandai dengan adanya keterlibatan yang aktif baik pada pihak guru maupun murid yang didasari dengan perasaan senang, terbuka dan tanpa adanya rasa takut, serta tidak ada pula tekanan-tekanan yang dilakukan oleh guru kepada murid-muridnya. Di dalamnya juga terjadi hubungan yang harmonis antara guru dan murid, antara peraturan kelas dengan perilaku yang diwujudkan, sehingga kelas merupakan wahana bagi tumbuh dan berkembangnya intelektual dan emosional murid Maswardi, 1981: 4. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui dua siklus. Masing-masing siklus dimulai dengan merancang rencana tindakan, melakukan tindakan action dan refleksi serta analisis dan akhirnya sampai pada kesimpulan dan rekomendasi. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua komponen pokok, yaitu variabel yang berkenaan dengan pelibatan murid dalam pengaturan fisik kelas dan penanganan gangguan disiplin kelas dan variabel yang berkenaan dengan iklim kelas yang mendukung terwujudnya kegitan belajar mengajar yang optimal. Subyek penelitian ini adalah guru dan murid kelas V SD Negeri Nomor 27 Kotamadia Pontianak tahun pelajaran 19971998. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi langsung dan menggunakan catatan lapangan field note. Analisis data dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif baik selama di lapangan maupun setelah data terkumpul. Cara penafsiran dan penyimpulan dilakukan dengan menghimpun data yang diperoleh melalui pengamatan serta hasil refleksi. Dalam proses penelitian ditemukan bahwa terjadi perubahan tingkah laku murid yang semakin baik. Pada tindakan siklus I dapat disimpulkan bahwa iklim kelas yang mendukung kegiatan pembelajaran telah dapat ditumbuhkembangkan melalui keterlibatan cukup aktif dari seluruh murid. Akan tetapi, berdasarkan wawancara diketahui bahwa murid jarang sekali bertanya karena takut dan segan kepada guru maupun teman-teman sekelasnya. Oleh karena itu, pada siklus II difokuskan khusus pada usaha meningkatkan keaktifan murid dalam bertanya dan mengemukakan pendapat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui pelibatan murid dalam pengaturan fisik kelas dan penanganan gangguan disiplin kelas ternyata telah dapat menumbuhkan tanggungjawab dan kebersamaan untuk mewujudkan iklim kelas yang serasi dalam upaya peningkatan proses pembelajaran yang optimal. Selain ketenangan dan ketertiban, faktor yang lebih penting adalah upaya pelibatan murid secara lebih aktif dalam proses pembelajaran, khususnya pada keberanian dan rasa percaya diri untuk bertanya dan mengemukakan pendapat dengan menggunakan pendekatan-pendekatan individual. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Sinaga 2011 yang berjudul Meningkatkan Keterlibatan dan Prestasi belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran 20102011. Latar belakang dari penelitian ini adalah banyaknya siswa siswa selas IV SD Kanisius Sengkan yang kurang terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS. Ketidakterlibatan siswa dalam pembelajaran IPS disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya motivasi siswa, siswa pasif, tidak mau pertanya atau berani mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam diskusi kelompok serta kurang menghargai pendapat teman dalam diskusi kelompok, dan guru cenderung menggunakan metode ceramah dan tugas yang dinilai monoton, kurang hidup, dan menimbulkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SD Kanisius Sengkan pada tahun ajaran 20102011. Penelitian ini termasuk dalam penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kontekstual mampu meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar IPS di Sekolah Dasar. Hal ini dapat terlihat dari hasil penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan indikator yang telah ditentukan, yaitu kemampuan siswa yang mengajukan pertanyaan, kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dari orang lain, kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok, dan partisipasi siswa dalam kelompok. Dengan membandingkan kondisi awal dengan kondisi pada saat dilakukan tindakan diketahui bahwa terjadi peningkatan keterlibatan siswa. Demikian pula dengan prestasi pada saat sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan juga terjadi peningktan. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kontekstual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang mampu meningkatkan keterlibatan dan prestasi belajar IPS. Penelitian ketiga oleh Purwanta 2010 dengan judul Penggunaan Penilaian Berbasis Kelas untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar siswa kelas IV SD Negeri Samirono Yogyakarta pada Mata Pelajaran IPS mengatakan bahwa guru merupakan salah satu pihak yang merubah tujuan pembelajaran IPS sehingga menjadi mata pelajaran yang berisi pengetahuan yang harus dihapalkan oleh siswa. Hal tersebut membuat pembelajaran didominasi oleh guru dan dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu menurunnya minat baca dan kemandirian siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan. Berdasarkan observasi, guru memberikan ruang untuk tanya jawab. Akan tetapi, dari setiap kali pertemuan rata-rata kurang dari 10 siswa aktif berpartisipasi dalam kegiatan tanya jawab yang siswa yang aktif relatif tetap. Setelah selesai melakukan ceramah dan tanya jawab, siswa kemudian diajak mengisi Lembar Kerja Siswa LKS atau menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku, begitu pula dengan pekerjaan rumah PR juga berasal dari buku teks. Akibatnya, suasana kelas terkesan tidak kondusif, lebih sering ramai, membosankan, dan terkesan pemborosan waktu. Kalau pun muncul suasana “tertib”, hal ini dikarenakan siswa segan pada guru. Penilaian dilakuakn dengan tes tertulis paper and pencil test dan kurang menampakkan penilaian afektif dan psikomotor. Secara garis besar perolehan nilai pada mata pelajaran ini tergolong cukup. Penelitian ini merupakan penelitian PTK kolaboratif. Subjek penelitian mengambil siswa kelas IV SD Negeri Samirono Yogyakarta karena latar belakang sosial ekonomi para siswanya rata-rata berasal dari kelas bawah kaum urban. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pada siklus pertama disepakati akan membahas alat komunikasi, dan pada siklus kedua akan membahas alat trasportasi. Pelaksanaan siklus pertama relatif lancar, hanya saja guru masih agak terkesan kaku. Meski pembelajaran jauh dari optimal, tetapi tampak lebih baik daripada sebelum dilaksanakan penelitian. Beberapa kendala di siklus pertama, yaitu ada kegiatan dalam yang belum terlaksana, guru masih mengintervensi siswa, dan penyusunan portofolio tidak mencapai target yang telah ditetapkan. Siklus kedua dilaksanakan perbaikan atau pengembangan pembelajaran terutama aspek guru berdasarkan refleksi siklus pertama. Inti pengembangan yang dilakukan adalah penerapan pendekatan konstruktivisme yang memberi ruang kegiatan dan waktu bagi siswa untuk menemukan dan mengkonstruk pengetahuan secara lebih mandiri. Capaian pada siklus dua terlihat bahwa secara keseluruhan semua target dapat tercapai dan siswa berantusias untuk berdiskusi, berdemokrasi dalam pembagian tugas kelompok, dan bekerja sama. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penilaian berbasis kelas, pembelajaran tidak hanya dapat dievaluasi dari sisi hasil belajar siswa, tetapi juga proses yang dilalui siswa. Melalui rubrik yang disusun dengan jelas dan rinci mampu menghindarkan guru dari subjektifitas. Penerapan penilain berbasis kelas berhasil mendorong terjadinya peningkatan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Penelitian keempat dilakukan oleh Utami 2010 yang berjudul Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IV dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw. Indikator dalam penelitian ini adalah siswa aktif dalam bertanya, mengemukakan, dan menyanggah atau menyetujui ide. Pada kondisi awal yang terjadi pada kelas dengan jumlah siswa 24 anak hanya terlihat 20,8 siswa yang aktif dalam bertanya, siswa aktif mengemukakan ide 20,8, aktif menyanggah ide 20,8, dan aktif menyetujui ide 20,8. Berdasarkan pembahasan yang dilakukan peneliti menyebutkan bahwa penelitian ini berhasil meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan mengunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Jigsaw. Hal ini dapat terlihat adanya peningkatan persentase keaktifan dari setiap siklusnya. Pada kondisi awal hanya 20,8 siswa yang aktif. Setelah dilakukan siklus 1 rata-rata persentase keaktifan siswa menjadi 64,55 dari target awal 72,9. Dikarenakan belum memenuhi target yang diinginkan maka peneliti melaksanakan siklus II dengan target pencapaian 72,9. Setelah dilakukan siklus II keaktifan siswa meningkat menjadi 75. Dengan demikian, disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPS dapat meningkat dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif teknik Jigsaw. Penelitian kelima adalah penelitian yang dilakukan oleh Sudirman, dkk. 2008 dengan judul Usaha Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN Karet Tengsin 15 Pagi Terhadap Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Yang Bervariasi. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA di kelas V SDN Karet Tengsin 15 Pagi Jakarta Pusat dengan berfokus pada aspek peningkatan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran IPS di kelas. Latar belakang dari penelitian ini adalah pada saat dilakukan observasi prapenelitian dijumpai banyak siswa yang menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan saat pembelajaran, yakni kurang perhatian di dalam proses pembelajaran. Perilaku itu antara lain bergurau, bercakap-cakap, melamun, dan sejenisnya yang merupakan perilaku di luar konteks pembelajaran. Peneliti mencoba menyelesaikan masalah yang ada dengan penerapan metode pembelajaran yang bervariasi. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus dilakukan dalam dua kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Karet Tengsin 15 Pagi Jakarta Pusat dengan jumlah siswa 34 yang terdiri dari 22 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Siklus I dan siklus II sama-sama menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, kuisioner wawancara, tes. Teknik analisis data menggunakan perbandingan data jumlah kasus perilaku siswa yang tidak memperhatikan pada tahap pra-PTK dan pada setiap siklus PTK. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran secara bervariasi dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran IPA. Hal tersebut terbukti dari data pra-PTK yang tercatat ada 24 kasus perilaku yang tidak memperhatikan sedangkan pada siklus I ada 14 kasus perilaku tidak memperhatikan dan pada siklus ke II ada 12 kasus tidak memperhatikan. Berdasarkan lima penelitian yang relevan yang telah disebutkan terdapat tiga penelitian, yaitu penelitian oleh Aunnurahman 1998, Utami 2010, dan Sudirman, dkk. 2008 yang meneliti tentang kualitas proses pembelajaran. Selain itu, dua penelitian, yaitu penelitian oleh Sinaga 2011 dan Purwanta 2010 yang meneliti tentang kualitas proses dan hasil belajar siswa. Peneliti menyajikan gambar atau skema seperti pada Gambar 3 untuk memudahkan dalam melihat posisi penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian yang relevan. Gambar 3. Skema Penelitian yang Relevan 2.3 Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevan maka dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut: Situasi dan kondisi kelas pada saat pembelajaran yang tidak kondusif untuk pembelajaran disebabkan karena siswa kurang terlibat dalam aktivitas pembelajaran. Cara guru mengatasi dengan suara keras dan bernada tegas hanya mampu menenangkan siswa sesaat. Oleh karena itu, perlu adanya cara pengelolaan lain yang lebih efektif dilakukan. Untuk mengatasi akar permasalahan ini dilaksanakan dengan pengelolaan strategi dalam Kualitas Proses Penelitian yang dilakukan: Penerapan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Perhatian dan Kualitas Pembelajaran IPS Kelas VA SD Negeri Ungaran I Meningkatkan Keterlibatan dan Prestasi belajar IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Sengkan. Sinaga, 2011 Penggunaan Penilaian Berbasis Kelas untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Samirono Yogyakarta Pada Mata Pelajaran IPS H. Purwanta, 2010 Usaha Guru Menciptakan Iklim Kelas yang Serasi bagi Terwujudnya Kegiatan Belajar Mengajar yang Optimal Melalui Pelibatan Murid dalam Pengaturan Fisik Kelas dan Penanganan Gangguan Disiplin Kelas Aunnurahman, 1998 Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IV Dalam Pembelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Utami, 2010 Usaha Meningkatkan Perhatian Siswa Kelas V SDN Karet Tengsin 15 Pagi Terhadap Pelajaran IPA Melalui Penerapan Metode Pembelajaran yang Bervariasi Sudirman, dkk., 2008 Kualitas Proses dan Hasil pengelolaan pembelajaran. Strategi tersebut adalah menggunakan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning CTL. Pendekatan kontekstual Contextual Teaching and Learning CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam pembelajaran kontekstual terdapat tujuh komponen. Komponen tersebut, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik. CTL dipilih untuk memecahkan masalah kurangnya perhatian dan keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran karena CTL akan menyajikan sesuatu pembelajaran yang menuntun siswa untuk menemukan sendiri pengetahuannya melalui aktifitas menarik yang dirancang oleh guru. Selain itu, di akhir pertemuan juga akan diadakan refleksi sebagai sarana untuk membangun pengetahuan Riyanto, 2010: 163. Di samping itu, refleksi juga membantu siswa menemukan makna dari apa yang dipelajari. Pembelajaran kontekstualCTL ini akan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran IPS di kelas VA SD Negeri Ungaran I Tahun Ajaran 20122013. Peran penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah beberapa metode atau teori yang berkaitan dengan penelitian ini. Selain itu, penelitian yang relevan juga memberikan gambaran tentang keberhasilan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian.

2.4 Hipotesis Tindakan