2. Observasi, observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung
terhadap keadaan yang ada dilapangan. Observasi dilakukan sebelum dan selama melakukan penelitian yang meliputi gambaran umum, suasana
kehidupan social, kondisi fisik, dan kondisi social yang terjadi. 3.
Studi Dokumentasi, selain melakukan teknik wawancara, penulis juga melakukan studi dokumentasi demi menunjang kelengkapan data yaitu
melalui buku, majalah, jurnal, artikel yang tersedia dalam media online maupun yang ada di perpustakaan.
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan Sumber data yang diperlukan adalah: 1.
Data Primer Data primer penelitian ini adalah hasil wawancara dan pengamatan penulis
berupa kata-kata, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interpretasi data.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk memaksimalkan keberhasilan dalam penelitian, diantaranya buku-buku, internet, majalah, jurnal, artikel yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.6 Keabsahan Data Validity
Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode triangulasi, yaitu teknik yang dilakukan dengan
meminta penjelasan lebih lanjut. Data diperoleh dengan mencari informasi lebih dari satu orang. Adapun teknik triangulasi yang digunakan adalah :
1. Triangulasi Data
Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil wawancara dan hasil observasi.
Universitas Sumatera Utara
2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah
dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
3. Triangulasi Metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan
metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Latar
a. Sejarah Pusat Penelitian Kelapa Sawit merupakan gabungan dari 3 lembaga
penelitian, yaitu Pusat Penelitian Perkebunan Puslitbun Medan, Puslitbun Marihat, dan Puslitbun Bandar Kuala yang didirikan berdasarkan surat keputusan Ketua DPH-
AP31 No.084DPHXII1993 pada 24 Desember 1992. Pusat Penelitian Kelapa Sawit berada dalam koordinasi Lembaga Riset Perkebunan Indonesia LRPI, Asosiasi
Penelitian Perkebunan Indonesia yang anggotanya terdiri dari PT. Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia. Dalam melaksanakan kegiatannya,
PPKS dibina oleh Dewan Penyantun LRPI yang beranggotakan Direktur Jenderal Perkebunan, Kepala Badan Litbang Pertanian, Deputi Menteri Negara BUMN Bidang
Agro Industri, Kehutanan, Kertas, Percetakan dan Penerbitan, dan Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan yang mewakili pemerintah.
b.Visi dan Misi Sebagai lembaga penelitian yang merasa memiliki kewajiban dalam
memajukan industri kelapa sawit di Indonesia, PPKS memiliki visis dan misi dalam melaksanakan segala kegiatannya. Menjadi lembaga penelitian yang memegang
peranan penting dalam pembangunan industri kelapa sawit Indonesia yang tangguh dan berkelanjutan melalui penyiapan paket teknologi yang mempunyai keunggulan
kompetitif di pasar dalam dan luar negeri, merupakan visi PPKS ke depan. PPKS diharapkan menjadi center of excellence yang dijadikan acuan dalam penentuan
kebijakan pembagunan industri kelapa sawit. Sedangkan misi PPKS adalah menunjang industri kelapa sawit di Indonesia
melalui penelitian dan pembangunan, serta pelayanan. Diharapkan melalui paket teknologi maupun pengembangan IPTEK yang dihasilkan, PPKS dapat menjadi
Universitas Sumatera Utara
motor penggerak prime mover bagi pengembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
c . Struktur Organisasi PPKS dipimpin oleh seorang Direktur, yang dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh Kepala Bidang Penelitian, Kepala Bidang Usaha, Kepala Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman, dan Kepala Biro UmumSDM. Dengan struktur organisasi
PPKS diharapkan sasaran dan tujuan PPKS dalam mengemban visi dan misinya dapat tercapai sesuai dengan harapan banyak pihak.
Bidang Penelitian PPKS terdiri dari 7 kelompok peneliti Kelti yaitu Pemuliaan Tanaman, Bioteknologi Tanaman, Ilmu Tanah dan Agronomi, Proteksi
Tanaman, Pengolahan Hasil dan Mutu, Enjinering dan Lingkungan, serta Sosio Teknoekonomi. Koordinasi kegiatan penelitian di setiap Kelti dilakukan oleh seorang
Ketua Kelti. Biro Umum Sumber Daya Manusia mempunyai 3 urusan, yaitu Urusan
Sumber daya Manusia dan Hukum, Urusan Akuntansi dan Keuangan, serta Urusan Rumah Tangga. Urusan SPI langsung berada di bawah koordinasi Direktur. SPI
berfungsi untuk memantau administrasi dan keuangan serta kemajuan pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pelayanan. Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman
membawahi 5 manager yaitu manager BRD, manager Pohon Induk Pohon Bapak, Manager QCQA, manager Pemasaran dan Logistik, dan Manager Produksi.
Bidang Usaha terdiri dari empat unit usaha, yaitu Unit Usaha Marihat, Unit Usaha Medan, Manager Pengembangan Usaha dan Promosi, dan Manager Pelayanan
dan Konsultasi. Unit Kebun Medan mengelola kebun percobaan yang terletak di Aek Pancur, Sei Pancur, Pagar Merbau, dan Bukit Sentang Sumatera Utara, Betung
Sumatera Selatan, dan Parindu Kalimantan Barat. Unit Kebun Marihat mengelola kebun percobaan yang terletak di Teluk Dalam, Pulau Maria, Pargarutan, Padang
Bulan 17, Simirik, Sijambu-jambu, dan Padang Mandarsyah di Provinsi Sumatera Utara, serta Kalianta dan Dalu-dalu di Provinsi Riau.
d. Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Penelitian PPKS diarahkan untuk perbaikan mutu bahan tanaman, perbaikan teknik budidaya, pengembangan teknik perlindungan tanaman yang bersahabat
dengan lingkungan, pengembangan industri hilir, pengelolaan dan pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit.
PPKS memiliki tujuh Kelompok Penelitian Kelti dan didukung oleh 60 orang Staf Peneliti yang terdiri dari 15 orang berpendidikan Doktor S3 lulusan
dalam dan luar negeri, 13 orang bergelar Master S2 dan 32 orang bergelar Sarjana S1 :
a. Kelompok Penelitian Pemuliaan Tanaman
b. Kelompok Penelitian Bioteknologi Tanaman
c. Kelompok Penelitian Proteksi Tanaman
d. Kelompok Penelitian Ilmu Tanah dan Agronomi
e. Kelompok Penelitian Pengelolahan Hasil dan Mutu
f. Kelompok Penelitian Enjinering dan Lingkungan
g. Kelompok Penelitian Sosial dan Ekonomi
4. 2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah peneliti yang sedang melakukan kegiatan penelitian pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit Sumatera Utara. Informan
yang diambil dalam peneiltian ini sebanyak 6 orang. Dari ke-6 informan ditemukannya data yang berulang-ulang dan penulis masih meneruskan penggalian
data kepada informan lain dengan harapan menemukan data baru dalam pengembangan wawasan . Berikut adalah daftar karakteristik informan :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 : Daftar Identitas Informan
No Kode Judul Penelitian
Kelompok Peneliti Jenjang
pendidikan
1. I
1
Pemanfaatan Bakteri Endofit untuk Tanaman Kelapa
Sawit Ilmu Tanah dan
Agronomi S1
2. I
2
Misikarbon di Lahan Gambut
Ilmu Tanah dan Agronomi
S2
3. I
3
Jalan dan Material Konstruksi
Rekayasa Teknologi dan Pengelolaan
Lingkungan S1
4. I
4
Produk Hilir Kelapa Sawit Pengolahan Hasil
dan Mutu S1
5. I
5
Desain Perkebunan Rakyat Sosio Tekno-
Ekonomi S1
6. I
6
RSS, Penelitian untuk pemuliaan kelapa sawit
Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi
Tanaman S1
Berdasarkan identitas informan di atas, dapat dilihat bahwa banyaknya variasi penelitian yang dimilki peneliti yang berada pada PPKS menyebabkan semakin
banyak juga informasi yang dibutuhkan, dan hal itu berpengaruh terhadap jenjang pendidikan peneliti, karena semakin tingginya jenjang pendidikan peneliti maka
semakin spesidik informasi yang dibutuhkan. Informan pertama I
1
adalah informan yang diwawancarai dengan melakukan perkenalan terlebih dahulu, sama halnya dengan I
2
, I
3
, I
4,
I
5,
I
6
. Setelah itu meminta waktu sedikit untuk diwawancarai dan menjelaskan maksud serta tujuan untuk
melakukan wawancara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Proses bertemunya penulis dengan I
1
adalah dimulai dengan menemui petugas perpustakaan selanjutnya petugas tersebut memberikan petunjuk untuk datang
menemui peneliti di Gedung Penelitian Ilmu Tanah dan Agronomi. Wawancara untuk I
2
sama halnya dengan I
1
, hal ini dikarenakan I
1
dan I
2
berada pada gedung penelitian yang sama. Informan ketiga I
3
diwawancarai di Gedung Penelitian Rekayasa Teknologi dan Pengelolaan Lingkungan dengan mengadakan janji terlebih dahulu
terhadap penelitinya. Informan keempat I
4
diwawancarai di Gedung Penelitian Pengelolahan hasil dan Mutu, untuk I
4
, penulis meminta kesediaan sedikit waktu kepada peneliti untuk diwawancarai, hal ini dikarena peneliti masih sedang
melakukan kegiatan penelitian. Informan kelima diwawancarai di Gedung Penelitian Sosio Tekno-Ekonomi, I
5
diwawancarai dalam keadaan tidak sedang melakukan kegiatan. Wawancara ini dilakukan pada saat jam istirahat. Untuk informan keenam
I
6
, wawancara dilakukan di Gedung Penelitian Pemulian, penulis melakukan janji terlebih dahulu dikarenakan peneliti pada bidang pemuliaan masih sedang
mengerjakan tugas. Sehingga penulis diminta untuk menunggu sebentar. Setelah menyelesaikan tugas, informan keenam memberikan waktu kepada penulis untuk
diwawancarai. Wawancara dilakukan secara informal dengan menggunakan pedoman
wawancara. Suasana pada saat melakukan wawancara bersifat latar alamiah, karena suasana dan kondisi ruangan tidak diatur sedemikian rupa untuk melakukan
wawancara. Bahasa yang digunakan selama melakukan wawncara adalah bahasa informal yaitu menggunakan bahasa indonesia.
4.3 Kategori