Dari beberapa pendapat di atas yang mengemukakan defenisi dari informasi, maka informasi merupakan data yang diperoleh atau didapatkan, kemudian diolah
dan disampaikan sehingga dapat dijadikan sebuah informasi baru untuk menambah pengetahuan seseorang.
Kuhlthau 2002 menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan
informasi yang diperlukan. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak 2006:91 menyatakan “… when
the current state of the possessed knowledge is less than needed”. Dengan kata lain, kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari
yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi. Berdasarkan pendapat di atas maka kebutuhan informasi merupakan segala
sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang muncul berdasarkan adanya beberapa motif, baik dalam diri sendiri maupun di lingkungan akibat adanya kesenjangan dari
pengetahuan. Ini berarti pengidentifikasian kebutuhan informasi merupakan suatu proses
dimana merincikan data-data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan pengguna, kemudian diolah dan disampaikan kepada pengguna
.
2.1.2 Metode Identifikasi Informasi
Dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi, maka perlu adanya suatu cara atau metode agar hasil yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan dari
penggunanya. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi adalah:
• Mengamati usulan permintaan informasi berdasarkan permasalahan yang dihadapi atau yang teramati pada waktu pelaksanaan
• Berasal dari jawaban terhadap kuesioner tentang kebutuhan informasi daerah yang dihimpun sebelum kegiatan penyusunan paket dimulai
• Berasal dari wawancara dengan pengguna target penelitipenyuluh. Pada saat itulah pertanyaan tentang kondisi lingkungan dan kebutuhan informasi
Universitas Sumatera Utara
daerah dipertajam identifikasinya. Melakukan wawancara dengan peneliti dan penyuluh sangatlah mengenai kemungkinan pelaksanaan program-program
tersebut di wilayahnya, apa kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut, dan informasi bagaimana yang dia perlukan
untuk menanggulangi kendala tersebut. Untuk pewawancara tentunya diperlukan tenaga yang dapat menggiring pembicaraan ke arah pemecahan
masalah di lapangan. • Berdasarkan permintaan dari pengguna, hal tersebut dilakukan secara
komersial Dewiyana dan Siregar, 2010:7-8. Selain itu, metode dalam pengidentifikasian kebutuhan informasi dapat
dilakukan dengan cara: • Pengamatan Praktis
Pengamatan praktis dilapangan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi memberikan bantuan dan gambaran bagi pihak yang melakukan
identifikasi. • Wawancara Interview
Wawancara adalah proses tanya jawab dengan seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau
masalah. Orang yang mewawancarai dinamakan pewawancara interviewer dan orang yang diwawancarai dinamakan pemberi wawancara interviewee
atau responden. Wawancara merupakan proses pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang atau lebih ke orang lain. Dalam proses
wawancara, pewawancara adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi tersebut dan menentukan arah pokok bahasan.
Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil fair.
• Angket atau Kuesioner Questionnaires Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Instrumen
Universitas Sumatera Utara
pengumpulan datanya disebut angket. Angket berisi sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang harus dijawabdirespon oleh responden. Responden
mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau pernyataan sesuai dengan persepsinya. Keuntungan penyebaran angket kuesioner antara lain
relative murah dan cepat dari pada interview. Metode ini tidak membutuhkan investigator yang terlatih hanya perlu ahli untuk mendesain kuesioner. Metode
ini harus menggunakan kuesioner standar. Kuesioner dapat dikirimkan ke lingkungan kerja pengguna Sankarto, 2008 : 12-19.
Berdasarkan paparan diatas maka pengidentifikasian kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan bermacam metode. Salah satu metodenya adalah dengan
menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara dilakukan agar mempermudah pewawancara dalam mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari para pengguna.
Teknik ini juga mempermudah orang yang akan diwawancarai dalam menyampaikan informasi apa yang sedang dibutuhkan.
Menurut Devadson dan Lingam 1996:3 salah satu metode yang dapat dilakukan dalam pengidentifikasian informasi adalah dengan melakukan wawancara.
Hal ini dilakukan dengan menyusun pertanyaan yang relevan untuk dipertanyakan. Semua hal ini tergantung pada kategori dari penggunanya, lingkungan dan peranan
yang dipegangnya Menurut Devadson 1996:3 hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum
melakukan wawancara adalah: • a rough estimate of a list of anticipated information needs of each user a sort
of a forecast of the information needs; • the types of information services required;
• the existing information sources and services in the organisation which are being used; and
• the sources and services that are available but not used. Maksudnya adalah informasi apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna, jenis
informasi apa saja yang dibutuhkan, serta sumber informasi yang dibutuhkan. Menurut Devadson 1996: 3 “If the investigation of information needs is to
be successful, it is important to bear in mind that the person chosen to be the
Universitas Sumatera Utara
Information Needs Identifier INI will need to be acceptable at all levels of users and the management and have credibility”. Ini berarti pengidentifikasian terhadap
kebutuhan informasi akan menjadi sukses apabila orang yang dipilih untuk diidentifikasi terdiri dari semua tingkatan yang memiliki kredibilitas yang tinggi.
2.1.3 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi