Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kebutuhan informasi peneliti pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah menggambarkan kebutuhan informasi peneliti pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Perpustakaan PPKS, agar dapat dijadikan masukan dalam menetapkan kebijakan untuk memaksimalkan fungsi perpustakaan dalam bentuk layanan informasi. 2. Peneliti, agar dapat dijadikan bahan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan mengenai kebutuhan informasi, dalam aspek yang berbeda. 3. Untuk menambah khasanah pengetahuan di ilmu perpustakaan khususnya dalam bentuk layanan informasi

1.5 Ruang Lingkup

Adapun yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah kebutuhan informasi peneliti, jenis koleksi, format informasi, sumber informasi serta kualitas informasi pada Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Universitas Sumatera Utara BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Kebutuhan Informasi 2.1.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Sebelum memaparkan arti atau defenisi dari identifikasi kebutuhan informasi maka ada baiknya kita mengetahui makna dari setiap kata identifikasi kebutuhan informasi itu sendiri. Secara umum identifikasi merupakan suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk mengetahui lebih detail apa yang akan di identifikasinya. Wilson 1996 mendefinisikan kebutuhan sebagai: “…is a subjective experience which occurs only in the mind of the person in need and, consequently, is not directly accessible to an observer”. Oleh karena itu kebutuhan merupakan sesuatu yang diperlukan oleh sesorang dan semua itu harus dapat dipenuhi. Menurut Morgan dan King Wilson, 1996 kebutuhan itu muncul dari tiga motif diantaranya physiological motives, unlearned motives, social motives. Maka kebutuhan itu akan muncul dari ketiga motif ini baik motif dari dalam diri, lingkungan, maupun rasa dari keingintahuan. Menurut Davis dalam Kadir 2003:28 informasi adalah “data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”. Kristanto 2003:6, juga menyebutkan informasi merupakan “kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima”. Menurut Hojorland 2007, “Information needs are related to problems and an important issue is how problems are understood, delimited and formulated”. Bahwa kebutuhan informasi sangat berkaitan dengan masalah yang penting dan bagaimana masalah tersebut dipahami, dibatasi dan dirumuskan. Universitas Sumatera Utara Dari beberapa pendapat di atas yang mengemukakan defenisi dari informasi, maka informasi merupakan data yang diperoleh atau didapatkan, kemudian diolah dan disampaikan sehingga dapat dijadikan sebuah informasi baru untuk menambah pengetahuan seseorang. Kuhlthau 2002 menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul akibat kesenjangan pengetahuan yang ada dalam diri seseorang dengan kebutuhan informasi yang diperlukan. Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak 2006:91 menyatakan “… when the current state of the possessed knowledge is less than needed”. Dengan kata lain, kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi. Berdasarkan pendapat di atas maka kebutuhan informasi merupakan segala sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang muncul berdasarkan adanya beberapa motif, baik dalam diri sendiri maupun di lingkungan akibat adanya kesenjangan dari pengetahuan. Ini berarti pengidentifikasian kebutuhan informasi merupakan suatu proses dimana merincikan data-data yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan pengguna, kemudian diolah dan disampaikan kepada pengguna .

2.1.2 Metode Identifikasi Informasi

Dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi, maka perlu adanya suatu cara atau metode agar hasil yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan dari penggunanya. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi adalah: • Mengamati usulan permintaan informasi berdasarkan permasalahan yang dihadapi atau yang teramati pada waktu pelaksanaan • Berasal dari jawaban terhadap kuesioner tentang kebutuhan informasi daerah yang dihimpun sebelum kegiatan penyusunan paket dimulai • Berasal dari wawancara dengan pengguna target penelitipenyuluh. Pada saat itulah pertanyaan tentang kondisi lingkungan dan kebutuhan informasi Universitas Sumatera Utara daerah dipertajam identifikasinya. Melakukan wawancara dengan peneliti dan penyuluh sangatlah mengenai kemungkinan pelaksanaan program-program tersebut di wilayahnya, apa kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan program tersebut, dan informasi bagaimana yang dia perlukan untuk menanggulangi kendala tersebut. Untuk pewawancara tentunya diperlukan tenaga yang dapat menggiring pembicaraan ke arah pemecahan masalah di lapangan. • Berdasarkan permintaan dari pengguna, hal tersebut dilakukan secara komersial Dewiyana dan Siregar, 2010:7-8. Selain itu, metode dalam pengidentifikasian kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan cara: • Pengamatan Praktis Pengamatan praktis dilapangan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi memberikan bantuan dan gambaran bagi pihak yang melakukan identifikasi. • Wawancara Interview Wawancara adalah proses tanya jawab dengan seseorang atau sekelompok orang untuk mendapatkan keterangan atau pendapatnya tentang suatu hal atau masalah. Orang yang mewawancarai dinamakan pewawancara interviewer dan orang yang diwawancarai dinamakan pemberi wawancara interviewee atau responden. Wawancara merupakan proses pertukaran informasi, opini, atau pengalaman dari satu orang atau lebih ke orang lain. Dalam proses wawancara, pewawancara adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi tersebut dan menentukan arah pokok bahasan. Tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap, akurat, dan adil fair. • Angket atau Kuesioner Questionnaires Angket atau kuesioner merupakan salah satu teknik pengumpulan data secara tidak langsung tidak langsung bertanya jawab dengan responden. Instrumen Universitas Sumatera Utara pengumpulan datanya disebut angket. Angket berisi sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang harus dijawabdirespon oleh responden. Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau pernyataan sesuai dengan persepsinya. Keuntungan penyebaran angket kuesioner antara lain relative murah dan cepat dari pada interview. Metode ini tidak membutuhkan investigator yang terlatih hanya perlu ahli untuk mendesain kuesioner. Metode ini harus menggunakan kuesioner standar. Kuesioner dapat dikirimkan ke lingkungan kerja pengguna Sankarto, 2008 : 12-19. Berdasarkan paparan diatas maka pengidentifikasian kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan bermacam metode. Salah satu metodenya adalah dengan menggunakan teknik wawancara. Teknik wawancara dilakukan agar mempermudah pewawancara dalam mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dari para pengguna. Teknik ini juga mempermudah orang yang akan diwawancarai dalam menyampaikan informasi apa yang sedang dibutuhkan. Menurut Devadson dan Lingam 1996:3 salah satu metode yang dapat dilakukan dalam pengidentifikasian informasi adalah dengan melakukan wawancara. Hal ini dilakukan dengan menyusun pertanyaan yang relevan untuk dipertanyakan. Semua hal ini tergantung pada kategori dari penggunanya, lingkungan dan peranan yang dipegangnya Menurut Devadson 1996:3 hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan wawancara adalah: • a rough estimate of a list of anticipated information needs of each user a sort of a forecast of the information needs; • the types of information services required; • the existing information sources and services in the organisation which are being used; and • the sources and services that are available but not used. Maksudnya adalah informasi apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna, jenis informasi apa saja yang dibutuhkan, serta sumber informasi yang dibutuhkan. Menurut Devadson 1996: 3 “If the investigation of information needs is to be successful, it is important to bear in mind that the person chosen to be the Universitas Sumatera Utara Information Needs Identifier INI will need to be acceptable at all levels of users and the management and have credibility”. Ini berarti pengidentifikasian terhadap kebutuhan informasi akan menjadi sukses apabila orang yang dipilih untuk diidentifikasi terdiri dari semua tingkatan yang memiliki kredibilitas yang tinggi.

2.1.3 Jenis-Jenis Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi yang dimiliki setiap orang selalu berbeda-beda. Menurut Javerlin 2003:23 jenis-jenis informasi dikelompokkan berdasarkan: 1. Informasi yang berkaitan dengan masalah, menggambarkan struktur, sifat dan syarat dari masalah yang sedang dihadapi, misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, informasi yang dibutuhkan adalah mengenai jenis, tujuan dan masalah yang dihadapi dalam membangun konstruksi jembatan 2. Informasi yang berkaitan dengan wilayah terdiri dari pengetahuan tentang fakta, konsep, hukum dan teori dari wilayah permasalahan. Misalnya dalam masalah konstruksi jembatan, wilayah informasi yang diperlukan adalah kekuatan dan tingkat pemuaian besi. Jenis informasi yang dibutuhkan berupa uji ilmiah dan teknologi informasi 3. Informasi sebagai pemecahan masalah, menggambarkan bagaimana melihat dan memformulasikan masalah, apa masalah dan wilayah informasi bagaimana yang akan digunakan dalam upaya memecahkan masalah. Misalnya dalam konstruksi jembatan, insyinyur perencana akan menghadapi pro dan kontra mengenai berbagai informasi desain jenis jembatan. Ini hanya dapat dipecahkan pada keahlian seseorang dan pengetahuan yang dimiliki. Berdasarkan uraian di atas, dalam menentukan jenis kebutuhan informasi pengguna sangatlah sulit, itu disebabkan oleh banyaknya kebutuhan informasi yang dimiliki setiap pengguna, seperti penentuan terhadap masalah yang akan dibahas. Untuk itu perlu adanya dilakukan pendekatan kepada pengguna untuk mengetahui lebih jelas mengenai kebutuhan dari pengguna.

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Universitas Sumatera Utara Kebutuhan dapat muncul dari beberapa faktor. Menurut Katz, Gurevitch, dan Has dalam Yusuf 1995:3 kebutuhan itu muncul dari beberapa faktor diantaranya: 1. Kebutuhan kognitif. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat atau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Hal ini memang benar bahwa orang menurut pandangan psikologi kognitif mempunyai kecenderungan untuk mengerti dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberikan kepuasan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang. 2. Kebutuhan afektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estetis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan. 3. Kebutuhan integrasi personal personal integrative needs. Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri. 4. Kebutuhan integrasi sosial social integrative needs. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain. 5. Kebutuhan berkhayal escapist needs. Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan diversion. Menurut Nicholas dalam Ishak 2006: 93 menyatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu: 1. Jenis pekerjaan Universitas Sumatera Utara 2. Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, yang meliputi ketepatan, ketekunan dalam mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan 3. Waktu 4. Akses, yaitu menelusur informasi secara internal di dalam organisasi dan eksternal di luar organisasi dan 5. Sumber daya tekhnologi yang digunakan untuk mencari informasi. Menurut Devadson 1996 : 3 Information needs are affected by a variety of factors such as: • The range of information sources available, • The uses to which the information will be put • The background, motivation, professional orientation and other individual characteristics of the user; • The social, political, economic, legal and regulatory systems surrounding the user; and • The consequences of information use 4. Berdasarkan pendapat Devadson maka kebutuhan informasi dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adanya ketersediaan sumber informasi, kegunaan dari informasi latar belakang, motivasi, karakteristik yang dimiliki oleh pengguna, serta adanya konsekuensi dari penggunaan informasi. Oleh karena itu, berdasarkan pendapat para ahli di atas banyaknya faktor yang menentukan dalam pemenuhan kebutuhan informasi, sehingga mengakibatkan juga banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dari pengguna informasi. Wilson 1981 juga menguraikan faktor yang secara bertingkat mempengaruhi kebutuhan informasi, seperti digambarkan pada Gambar-1. Universitas Sumatera Utara Sumber : Wilson, 1994 Gambar – 1: Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Pada Gambar tersebut di atas terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi kebutuhan informasi, yaitu: a. Kebutuhan individu person Kebutuhan yang ada dalam diri individu meliputi kebutuhan psikologis psychological needs, kebutuhan afektif affectif needs dan kebutuhan kognitif cognitive needs. Ketiga kebutuhan ini secara langsung mempengaruhi kebutuhan informasi. b. Peran sosial social role Peran sosial meliputi peran kerja work role dan tingkat kinerja performance level, akan mempengaruhi faktor kebutuhan yang ada dalam diri individu. c. Lingkungan environment Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja work environment, lingkungan sosial-budaya social-cultural environment, lingkungan politik-ekonomi politiceconomic environment dan lingkungan fisik physical environment mempengaruhi faktor peran sosial maupun factor kebutuhan individu. Kebutuhan Informasi Universitas Sumatera Utara Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan informasi. Menurut Guha dalam Syaffril 2004:18-19 dalam melakukan pengidentifikasian kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu: 1. Current need approach, yaitu pendekatan kepada kebutuhan pengguna informasi yang sifatnya mutakhir. Pengguna berinteraksi dengan sistem informasi dengan cara yang sangat umum untuk meningkatkan pengetahuannya. Jenis pendekatan ini perlu ada interaksi yang sifatnya konstan antara pengguna dan sistem informasi. 2. Everyday need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna yang sifatnya spesifik dan cepat. Informasi yang dibutuhkan pengguna merupakan informasi yang rutin dihadapi oleh pengguna. 3. Exhaustic need approach, yaitu pendekatan terhadap kebutuhan pengguna akan informasi yang mendalam, pengguna informasi mempunyai ketergantungan yang tinggi pada informasi yang dibutuhkan dan relevan, spesifik, dan lengkap. 4. Catching-up need approach, yaitu pendekatan terhadap pengguna akan informasi yang ringkas, tetapi juga lengkap khususnya mengenai perkembangan terakhir suatu subyek yang diperlukan dan hal-hal yang sifatnya relevan. Menurut Taylor, ada empat lapisan atau tingkatan yang dilalui oleh pikiran manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti: 1. Visceral need, yaitu tingkatan ketika need for information not existing in the remembered experience of the inquirer yaitu ketika kebutuhan informasi belum sungguh-sungguh dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya. Dengan kata lain informasi yang aktual yang dibutuhkan tetapi tidak dapat diungkapkan. 2. Conscious need, yaitu ketika seseorang mulai menggunakan mental- description of an ill-defined area of indecision atau ketika seseorang mulai mereka-reka apa sesungguhnya yang ia butuhkan. Pada tingkatan ini kebutuhan informasi mulai dapat dijelaskan atau digambarkan. 3. Formalized need, yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya. Ditahapan ini kebutuhan dinyatakan dengan resmi. 4. Compromised need, yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi terhadap kondisi tertentu. Berdasarkan pendapat diatas maka kebutuhan informasi memiliki beberapa tingkatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi kebutuhan informasi. Selain itu Universitas Sumatera Utara juga harus dilakukannya pendekatan guna mempermudah dalam proses pemenuhan dari kebutuhan informasi.

2.1.5 Struktur dari Kebutuhan Informasi

Informasi saat ini dianggap sebagai fenomena yang sangat kompleks yang dihasilkan oleh lingkungan disekitar, dengan adanya hal tersebut maka dibutuhkan adanya suatu struktur dari kebutuhan informasi. Sumber: Kancleris 1977 Gambar 2: Structure of information need Berdasarkan gambar yang di atas dapat diketahui bahwa kebutuhan informasi itu muncul akibat adanya kebutuhan akan informasi yang tidak terbatas, dengan adanya informasi yang tidak terbatas tersebut maka dapat diketahui lah bahwa apa bentuk dari kebutuhan, setelah bentuk dari kebutuhan akan informasi tersebut diketahui maka kebutuhan itu harus dipenuhi guna mendapatkan informasi yang akurat dan bermanfaat.

2.1.6 Karakteristik Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi yang berbeda-beda menyebabkan adanya karakteristik dari kebutuhan informasi. Menurut Nicholas yang dikutip oleh Ishak 2006:94, ia menyatakan bahwa ada sebelas karakteristik kebutuhan informasi yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Pokok Masalah Subject Subject atau pokok masalah yang ada dalam informasi merupakan hal yang paling mudah untuk dilihat. Dalam menguraikan pokok masalah dalam kebutuhan informasi ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu : Beberapa banyak pokok masalah yang terkandung dalam informasi, seberapa jauh kedalam pokok masalahnya, dan apakah terdapat masalah dalam menetukan subjek yang lebih rinci. 2. Fungsi Function Pengguna informasi memiliki fungsi yang berbeda dalam memanfaatkan setiap informasi yang didapatkannya.Pada dasarnya pengguna membutuhkan informasi dengan tujuan untuk memenuhi lima fungsi pokok, yaitu: fungsi temuan, fungsi aktualisasi informasi, fungsi penelitian, fungsi penyegaran dan fungsi pendorong. 3. Sifat Nature Sifat informasi yang dimaksudkan seperti informasi berubah pada periode tertentu, informasi juga akan merubah pemikiran orang. 4. Tingkat Intelektual Intellectual Level Tingkat intelektual orang berbeda-beda, inilah salah satu hal yang menyebabkan bahwa kebutuhan informasi setiap orang juga berbeda. Dalam pemahaman setiap informasi yang diterima, pengguna juga memerlukan tingkat intelektualitas. 5. Titik Pandang View Point Informasi dalam setiap bidang dilihat dengan titik pandang atau view point yang berbeda. Oleh karena itu untuk memudahkannya dibuat kategori berdasarkan pada pemikiran dan bidangnya masing-masing. 6. Kuantitas Quantity Setiap pengguna informasi tentu membutuhkan jumlah informasi yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan informasi. Jumlah informasi ditentukan oleh setiap individu artinya, setiap pengguna mampu untuk menentukan batasan informasinya masing-masing. 7. Kualitas Quality Untuk dapat melakukan pemilihan kebutuhan informasi berdasarkan kualitas secara tepat, sangat diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap penggunaan informasi. 8. Batas Waktu Pengiriman Date Informasi pada setiap disiplin ilmu yang ada akan memiliki umur penyimpanan berkas informasi yang berbeda – beda. 9. Kecepatan pengiriman Speed of Delivery Kecepatan pengiriman merupakan salah satu hal yang mempengarui kualitas informasi. Jika waktu pengiriman lama, maka informasi yang datang juga lama ini akan mengakibatkan sulit untuk mengambil keputusan. 10. Tempat Asal Publikasi Place Universitas Sumatera Utara Bagi pengguna informasi tempat asal publikasi merupakan faktor yang dapat membantu dalam mencari pokok permasalahan. 11. Pemrosesan dan Pengemasan Processing and packaging Pemrosesan berkaitan dengan cara penyajian dari pokok masalah hingga riset, sedangkan pemrosesan misalnya disajikan dalam bentuk cetak atau elektronik. Untuk mengetahui kebutuhan informasi dari pengguna maka perlu dilakukannya pemfokusan terhadap beberapa karakteristik saja diantaranya pokok masalah, fungsi, sifat, tingkat intelektual, serta batas waktu informasi, dengan adanya karakteristik ini maka mempermudah dalam pemenuhan kebutuhan informasi.

2.2 Penelitian

Penelitian adalah bagian dari upaya akademik untuk menemukan solusi ilmiah bagi persoalan-persoalan manusia. Di dalam kegiatan penelitian terkandung foci of attention fokus perhatian, tingkat perkembangan, dan isi intelektual Dewiyana, 2009:9. Ketiga aspek tersebut harus terdapat pada sebuah penelitian agar hasil penelitian sesuai dengan masalah yang akan diselesaikan solusinya kemudian dapat dikembangkan hasilnya menjadi temuan-temuan baru. Penelitian merupakan usaha pemecahan masalah berdasarkan fakta-fakta yang diolah secara sistematis berdasarkan ilmu pengetahuan dengan metode ilmiah Amran, 2006: 5. Berdasarkan pendapat diatas maka penelitian merupakan suatu proses atau cara yang dilakukan oleh individu maupun kelompok dalam memecahkan suatu masalah berdasarkan dengan ilmu pengetahuan secara ilmiah. Aktivitas dalam penelitian terdiri dari: • Pengumpulan fakta, yaitu berupa pengambilan data-data sesuai dengan fakta yang terjadi di lingkungan sekitar. • Analisis dan sintesis, yaitu melakukan penganalisisan atau pun pengevaluasiaan terhadap data-data yang didapatkan • Pengambilan keputusan, yaitu menarik sebuah kesimpulan ataupun makna dari hasil data yang telah dianalisis maupun diolah Amran, 2006:7 Menurut Amran 2006:7 sebuah penelitian dikatakan “baik” jika: Universitas Sumatera Utara • Tujuannya jelas • Dilakukan dengan hati-hati, cermat dan teliti • Rancangan metodologi yang cermat dan jelas • Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji • Dapat diulang oleh peneliti lain sehingga dapat diuji validitas dan reliabilitasnya • Memiliki akurasi yang tinggi dapat diterima • Obyektif, kesimpulan berdasarkan fakta • Konsistensi istilah • Koherensi : terdapat keterkaitan antar bagian • Berimbang antara nilai manfaat dengan biaya Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan a perplexing situation. Masalah adalah titik sentral dari keseluruhan penelitian. Orang yang melakukan penelitian disebut sebagai peneliti. Peneliti yang berada pada PPKS memiliki berbagai macam kegiatan penelitian, dan para peneliti di PPKS membentuk kelompok-kelompok peneliti Kelti seperti Kelti Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Tanaman, Kelti Tanah dan Agronomi, Kelti Proteksi Tanaman, Kelti Enjinering dan Lingkungan, Kelti Pengolahan Hasil dan Mutu, dan Kelti Sosio Tekno Ekonomi. Oleh karena penelitian yang sangat bervariasi maka semakin banyak juga kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh seorang peneliti. Meskipun PPKS adalah lembaga nirlaba, tetapi PPKS menempatkan diri sebagai bagian dari bisnis sehingga penelitian-penelitiannya berorientasi pada bisnis, baik berskala kecil maupun besar.

2.3 Informasi