siswa kelas eksperimen dibandingkan dengan nilai siswa kelas kontrol. Mengamati keaktifan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui
tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Tahap persiapan
Persiapan penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahap sebagai berikut: a. Mengadakan observasi awal
b. Penentuan sampel penelitian Populasi diberikan pretest untuk diuji normalitas dan homogenitasnya.
Setelah diketahui normalitas dan homogenitas, sampel dipilih sesuai kelasnya.
c. Pembuatan proposal
3.6.2 Tahap Penyusunan Instrumen
Instrument dalam penelitian ini adalah rencana pembelajaran yang berupa silabus, RPP, LKS siswa dan soal-soal, dan lembar pengamatan siswa.
Penyusunan instrumen ini, peneliti berkonsultasi dengan guru mata pelajaran akuntansi SMKN 1 Batang dan dosen pembimbing. Lembar pengamatan siswa
berisi tentang keaktifan siswa didalam kelas selama proses belajar mengajar. Soal tes hasil belajar dalam penelitian ini berupa tes obyektif. Tes ini berupa soal
pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban untuk masing- masing soal dengan
pertimbangan:
a. Tes obyektif memiliki jawaban mutlak sehingga dalam pemberian skor sangat obyektif
b. Skor masing-masing siswa tidak dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam menyusun kalimat dan subyektifitas pemeriksaan.
3.6.3 Tahap uji Coba instrument
Tahapan setelah soal-soal disusun langkah selanjutnya adalah menguji coba pada kelas diluar subjek penelitian dengan pertimbangan siswa tersebut telah
mendapatkan materi. Uji coba dilakukan pada 20 siswa kelas XI AK. Hasil ujicoba dianalisis untuk mendapatkan perangkat tes yang memenuhi kriteria.
Analisis yang dilakukan meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran.
a. Uji validitas Menurut Suharsimi Arikunto 2007:59 Sebuah tes disebut valid apabila tes
itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Penelitian ini rumus yang digunakan untuk menghitung validitas adalah rumus korelasi product moment
sebagai berikut:
xy
r
=
2 2
2 2
Y
Y N
X X
N Y
X XY
N
Keterangan: r
: Koefisien korelasi antara X dan Y N
: Jumlah subyeksiswa yang diteliti X
: Siswa yang menjawab benar Y
: Skor total yang dicapai siswa
Hasil perhitungan r dikonsultasikan pada tabel kritis r product moment dan dengan taraf signifikasi 5. Jika
tabel xy
r r
maka soal tersebut valid Arikunto, 2007:72.
Hasil analisis validitas pada soal uji coba dalam penelitian ini, diperoleh hal sebagai berikut :
Tabel 3.2 Analisis Validitas Butir Soal Uji Coba No.
Kriteria Keterangan
Butir Soal Jumlah
1 Valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,19, 20, 21 ,22, 24, 25, 26, 27, 29 dan 30
25
2 Tidak Valid
1, 10, 18, 23 dan 28 5
Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 7 Hasil Analisis Validitas butir soal uji coba sebanyak 30 soal adalah 25 soal
termasuk valid dan 5 soal tidak valid. Soal yang tidak valid dihilangkan karena sudah ada yang mewakili.
b. Uji reliabilitas Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas tes, yaitu:
2 2
11
1 s
s n
n r
pq
Keterangan:
11
r : Reliabilitas tes secara keseluruhan P
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1-p
pq
: Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : Banyaknya item
S : Standar deviasi dari tes Standar Deviasi adalah akar varians
Harga
hitung
r
11
dikonsultasikan dengan
tabel
r
11
product moment dengan taraf nyata 5. Jika
data
r
11 tabel
r
11
maka soal tersebut reliabel Arikunto, 2007:100- 101.
Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal uji coba diperoleh sebesar
0,893 dengan
0,444. Kesimpulannya berarti bahwa
maka instrumen tersebut reliabel.
c. Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswa untuk mempertinggi kemampuan memecahkannya. Soal yang terlalu sukar menyebabkan siswa tidak
bersemangat karena diluar kemampuannya. Besarnya indek kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal.
Indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.
Soal yang diujikan harus diketahui tingkat kesukarannya yang dirumuskan:
P
=
JS B
Dimana : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto,2007:208
Menurut ketentuan yang diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:
a Soal dengan P 0,00 - 0,30 adalah soal sukar b Soal dengan P 0,31 - 0,70 adalah soal sedang
c Soal dengan P 0,71 - 1,00 adalah soal mudah Berdasarkan hasil uji coba dari 30 soal hanya 25 soal yang valid sehingga
diperoleh hasil analisis taraf kesukaran sebagai berikut:
Tabel 3.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No. Kriteria
Butir Soal Jumlah
1 Sukar 16
1
2 Sedang 2, 3, 4, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 19, 20, 21,
22, 24, 25, 26, 27, 29, 30.
22
3 Mudah 5 dan 6
2
Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 7 d. Daya pembeda soal
Menurut Suharsimi Arikunto 2007:211 daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa pandai berkemampuan
tinggi dengan siswa yang bodoh berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00 hanya perbedaannya indeks kesukaran tidak
mengenal tanda negatif sedangkan indeks diskriminasi mengenal tanda negatif.
Rumus untuk mencari daya pembeda adalah:
B A
B B
A A
P P
J B
J B
D
Keterangan:
J : Jumlah peserta tes
A
J : Banyaknya peserta kelompok atas
B
J : Banyaknya peserta kelompok bawah
A
B : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B
B : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
A A
A
J B
P : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B B
B
J B
p : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Arikunto, 2007:213-214 Klasifikasi daya pembeda Arikunto, 2007: 218:
D : 0,00 – 0,20 : jelek poor D : 0,20 – 0,40 : cukup satisfactory
D : 0,40 – 0,70 : baik good D : 0,70 – 1,00 : Baik sekali excellent
D : negatif, semua tidak baik. Semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.
Berdasarkan hasil uji coba dari 30 soal hanya 25 soal yang valid sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4 Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba No. Kriteria
Butir Soal Jumlah
1 Jelek
-
2 Cukup
2 ,3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 14, 15,16, 17, 20, 24, 26, 27 dan 29
18
3 Baik
9, 13, 19, 21, 22, 25 dan 30 7
4 Baik
Sekali
-
Sumber: Data penelitian yang diolah tahun 2011 pada lampiran 7
3.6.4 Tahap pelaksanaan penelitian