Kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pemanfaatan lignin isolat bahan pengikat alami natural binder dari kayu pinus pinus merkusii jungh et de vriese sebagai penguat aspal, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Lignin isolat hasil isolasi dari serbuk gergaji kayu pinus merkusii pinus merkusii jungh et de vriese memiliki rendemen 21,45, kemurnian lignin sebesar 82,5 dan memiliki bilangan hidroksi 672 mmolgram. 2. Campuran yang optimum adalah berupa campuran lignin isolat dengan aspal perbandingan 40:60 yang memberikan kekuatan tekan sebesar 34,55 mmmenit, tegangannya 792 kg.f dan kepadatan yang baik. 3. Hasil analisa ketahanannya terhadap air dengan uji daya serap air pada aspal modifier dengan perbandingan 40:60 cukup rendah yaitu 0,246 dimana nilai daya serap air maksimum untuk standard SNI adalah 3 serta berfungsi sebagai waterproof. 4. Hasil analisa morfologi diperoleh hasil foto SEM-EDS yang menunjukkan bentuk campuran adanya butiran-butiran kecil diatas aspal modifier yang mengindikasikan bahwa butiran tersebut adalah poliuretan yang hanya berinteraksi sebagian akibat poliuretan terlalu cepat mengeras pada aspal. Dari foto SEM-EDS analisa mikrostruktur dan analisa kuantitatif permukaan spesimen variasi optimum lignin isolat : aspal 40:60 terdapat empat elemen yang mendominasi dalam komposisi aspal modifier, kandungan utama bagi aspal modifier adalah C sebanyak 54,96, N sebanyak 28,89, O sebanyak 13,05 dan Si Sebanyak 1,91. Hal ini mengindikasikan terjadinya perubahan kimia yang signifikan. Universitas Sumatera Utara 5. Hasil termogram Differential Scanning Calorimeter menunjukkan bahwa kapasitas kalor untuk variasi lignin isolat : aspal 10:90 sebesar 0,0000537 J o C dan untuk variasi lignin isolat : aspal 40:60 sebesar 0,0000608 J o C. Dengan demikian aspal modifier yang dihasilkan memiliki mobiltas molekulnya berkurang dengan bertambahnya kandungan lignin isolat yang telah direaksikan MDI berlebih. 6. Hasil analisa hasil FTIR menunjukan interaksi kimia yang baik dimana ditemukan spektrum serapan yang khas yaitu spectrum poliuretan menunjukkan bahwa ciri khas terbentuknya poliuretan dapat dilihat pada spectrum FTIR dengan hilangnya puncak NCO pada bilangan gelombang 2280 cm -1 , karena gugus tersebut telah bereaksi dengan gugus OH dari poliol lignin isolate dari kayu pinus merkusii, bereaksinya MDI berlebih dengan aspal dapat dilihat pada bilangan gelombang 3292,66 cm -1 untuk gugus N-H terikat, 2872,23 cm -1 untuk gugus rentangan CH 2 dan CH 3 , 1715 cm -1 untuk gugus rentangan C=O tak terkonjugasi dan 1675 cm -1 untuk gugus rentangan C=O terkonjugasi, pita tajam pada 1515 cm -1 menunjukkan gugus amida CO-NR monosubstitusi. 7. Hasil Identifikasi fasa dari pola Difraksi Sinar-X yang muncul pada Lignin Isolat : Aspal 40:60 mengandung fasa pengotor dari aspal yang diduga adalah fasa albite AlNaO 8 Si 3 , fasa magnetite Fe 3 O 4 , dan fasa quartz SiO 2 , dan pada Lignin Isolat : Aspal 5:95 mengandung fasa pengotor dari aspal yang diduga adalah fasa albite AlNaO 8 Si 3 , dan fasa magnetite Fe 3 O 4 . Hasil refinement ini menghasilkan kualitas fitting sangat baik dengan faktor R yang sangat kecil juga. Faktor R merupakan criteria of fit dan faktor S adalah goodness of fit yang bernilai sangat kecil, dan menurut Izumi nilai S atau χ 2 chi-squared yang diperkenankan maksimum 1,3 Izumi,F., 1996. Universitas Sumatera Utara

5.2. Saran