Penuaan aspal adalah suatu parameter untuk mengetahui durabilitas campuran aspal. Penuaan aspal disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu penguapan fraksi minyak ringan
yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan oksidasi yang progresif penuaan jangka panjang.
Kedua proses penuaan ini menyebabkan terjadinya perkerasan pada aspal dan selanjunya meningkatkan kekakuan campuran beraspal yang dapat meningkatkan
ketahanan campuran terhadap deformasi permanen dan kemampuan menyebarkan beban yang diterima, tetapi dilain pihak campuran aspal akan menjadi lebih getas sehingga akan
cepat retak dan akan menurunkan ketahanan terhadap beban berulang.
Gambar 2.1 Struktur Aspal
Sumber : Spesifikasi Campuran Aspal Panas 2004, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah
2.1.1 Jenis – Jenis Aspal
Secara umum, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan asal dan proses pembentukannya adalah sebagai berikut :
a Aspal Alamiah
Universitas Sumatera Utara
Aspal alamiah ini berasal dari berbagai sumber, seperti pulau Trinidad dan Bermuda. Aspal dari Trinidad mengandung kira-kira 40 organik dan zat-zat anorganik
yang tidak dapat larut, sedangkan yang berasal dari Bermuda mengandung kira-kira 6 zat-zat yang tidak dapat larut. Dengan pengembangan aspal minyak bumi, aspal alamiah
relatif menjadi tidak penting. b Aspal Batuan
Aspal batuan adalah endapan alamiah batu kapur atau batu pasir yang diperpadat dengan bahan-bahan berbitumen. Aspal ini terjadi di berbagai bagian di Amerika Serikat. Aspal
ini umumnya membuat permukaan jalan yang sangat tahan lama dan stabil, tetapi kebutuhan transportasi yang tinggi membuat aspal terbatas pada daerah-daerah tertentu
saja. c Aspal Minyak Bumi
Aspal minyak bumi perrtama kali digunakan di Amerika Serikat untuk perlakuan jalan pada tahun 1894. Bahan-bahan pengeras jalan aspal sekarang berasal dari minyak mentah
domestik bermula dari ladang-ladang di Kentucky, Ohio, Michigan, Illinois, Mid- Continent, Gulf-Coastal, Rocky Mountain, California, dan Alaska. Sumber-sumber asing
termasuk Meksiko, Venezuela, Colombia, dan Timur Tengah. Sebesar 32 juta ton telah digunakan pada tahun 1980 Oglesby, 1996.
Aspal pabrik, merupakan aspal yang terbentuk oleh proses yang terjadi dalam pabrik, sebagai hasil samping dari proses penyulingan minyak bumi. Aspal pabrik ini,
mempunyai kualitas standard. Aspal pabrik terbagi kedalam tiga jenis, yaitu : 1. Aspal emulsi, yaitu campuran aspal 55-65, air 35-45 dan bahan emulsi
1 sampai 2. Di pasaran ada dua macam aspal emulsi, yaitu jenis aspal emulsi anionik 15 dan jenis aspal emulsi kationik di pasaran lebih banyak, yaitu
sebesar 85. 2. Aspal cair, disebut juga aspal cut-back, yang dibagi-bagi menurut proses fraksinya.
Misalnya Slow Curing SC, Medium Curing MC dan Rapid Curing RC. 3.
Aspal beton, disebut juga Asphalt Concrete AC yang dibagi-bagi menurut angka penetrasinya. Misal : AC 4060, AC 80100, dan seterusnya. Umumnya aspal
Universitas Sumatera Utara
beton yang digunakan dalam proyek-proyek konstruksi jalan terbagi atas beberapa jenis yaitu jenis aspal beton campuran panas atau dikenal dengan Hot Mix Asphalt Concrete
HMAC merupakan aspal yang paling umum digunakan dalam jalan raya, sedangkan jenis lainya seperti aspal beton campuran hangat, aspal beton campuran dingin, dan aspal
mastis Asiyanto, 2008. Aspal iran merupakan salah satu jenis aspal yang diimpor dari Iran-Teheran.
Aspal jenis ini direkomendasikan untuk negara-negara yang mempunyai iklim tropis termasuk Indonesia, karena di desain untuk bisa elastis menyesuaikan suhu yang naik
dan turun, contohnya aspal tipe grade 6070. Untuk data jenis pengujian dan persyaratan aspal tersebut tercantum seperti pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Data Jenis Pengujian dan Persyaratan Aspal Grade 6070 Sifat
Ukuran Spesifikasi
Standart Pengujian
Densitas pada T 25
o
C Km
3
1010 - 1060 ASTM-D713289
Penetrasi pada T 25
o
C 0,1 mm
6070 ASTM-D5
Titik leleh
o
C 4956
ASTM-D36 Daktilitas pada T 25
o
C Cm
Min. 100 ASTM-D113
Kerugian pemanasan wt
Max. 0,2 ASTM-D6
Penurunan pada penetrasi setelah pemanasan
Max. 20 ASTM-D6D5
Titik nyala
o
C Min. 250
ASTM-D92 Kelarutan dalam CS
2
wt Min. 99,5
ASTM-D4 Spot Test
Negatif AASHO T102
Sumber : Spesifikasi Campuran Aspal Panas 2004, Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah
2.1.2 Sifat Kimiawi Aspal